cari gratisannya dmn ko?mohon advicenya xixixixixixixi

ear.one wrote:
Wakakaka, parah.com nih, memberi kesan kalo gw "buas" banget...
Mahal bro, minta setinggi2nya... percuma dong gw belajar SSI sama elo
wkakakaka.... mendingan cari yg gratisan aja ah :)

-----Original Message-----
From: aga-madjid@googlegroups.com [mailto:aga-mad...@googlegroups.com] On
Behalf Of Muhammad Fadholly
Sent: Friday, September 03, 2010 1:38 PM
To: aga-madjid@googlegroups.com
Subject: RE: ~ aga ~ Kisah wanita yang menjual keperawanannya (Nice Story)

untung bukan ketemu irwan nih xixixi..
kalo gak mah dah di gadoin tuh.. nti yang di milist tinggal nungguin
matengnya aja dah kakwakwa..
________________________________________
From: aga-madjid@googlegroups.com [aga-mad...@googlegroups.com] On Behalf Of
Rully Fabian [rully.fab...@gmail.com]
Sent: Friday, September 03, 2010 1:31 PM
To: aga-madjid@googlegroups.com
Subject: ~ aga ~ Kisah wanita yang menjual keperawanannya (Nice Story)

Wanita itu berjalan agak ragu memasuki hotel berbintang lima . Sang petugas
satpam yang berdiri di samping pintu hotel menangkap kecurigaan pada wanita
itu. Tapi dia hanya memandang saja dengan awas ke arah langkah wanita itu
yang kemudian mengambil tempat duduk di lounge yang agak di pojok.

Petugas satpam itu memperhatikan sekian lama, ada sesuatu yang harus
dicurigainya terhadap wanita itu. Karena dua kali waiter mendatanginya tapi,
wanita itu hanya menggelengkan kepala. Mejanya masih kosong. Tak ada yang
dipesan. Lantas untuk apa wanita itu duduk seorang diri. Adakah seseorang
yang sedang ditunggunya.

Petugas satpam itu mulai berpikir bahwa wanita itu bukanlah tipe wanita
nakal yang biasa mencari mangsa di hotel ini. Usianya nampak belum terlalu
dewasa. Tapi tak bisa dibilang anak-anak. Sekitar usia remaja yang tengah
beranjak dewasa.

Setelah sekian lama, akhirnya memaksa petugas satpam itu untuk mendekati
meja wanita itu dan bertanya:

" Maaf, nona . Apakah anda sedang menunggu seseorang? "

" Tidak! " Jawab wanita itu sambil mengalihkan wajahnya ke tempat lain.

" Lantas untuk apa anda duduk di sini?"

" Apakah tidak boleh? " Wanita itu mulai memandang ke arah sang petugas
satpam..

" Maaf, Nona. Ini tempat berkelas dan hanya diperuntukan bagi orang yang
ingin menikmati layanan kami."

" Maksud, bapak? "

" Anda harus memesan sesuatu untuk bisa duduk disini "

" Nanti saya akan pesan setelah saya ada uang. Tapi sekarang, izinkanlah
saya duduk di sini untuk sesuatu yang akan saya jual " Kata wanita itu
dengan suara lambat.

" Jual? Apakah anda menjual sesuatu di sini? "

Petugas satpam itu memperhatikan wanita itu. Tak nampak ada barang yang akan
dijual. Mungkin wanita ini adalah pramuniaga yang hanya membawa brosur.

" Ok, lah. Apapun yang akan anda jual, ini bukanlah tempat untuk berjualan.
Mohon mengerti. "

" Saya ingin menjual diri saya, " Kata wanita itu dengan tegas sambil
menatap dalam-dalam kearah petugas satpam itu.

Petugas satpam itu terkesima sambil melihat ke kiri dan ke kanan.

" Mari ikut saya, " Kata petugas satpam itu memberikan isyarat dengan
tangannya.

Wanita itu menangkap sesuatu tindakan kooperativ karena ada secuil senyum di
wajah petugas satpam itu. Tanpa ragu wanita itu melangkah mengikuti petugas
satpam itu.

Di koridor hotel itu terdapat kursi yang hanya untuk satu orang. Di
sebelahnya ada telepon antar ruangan yang tersedia khusus bagi pengunjung
yang ingin menghubungi penghuni kamar di hotel ini. Di tempat inilah deal
berlangsung.

" Apakah anda serius? "

" Saya serius " Jawab wanita itu tegas.

" Berapa tarif yang anda minta? "

" Setinggi-tingginya. .' '

" Mengapa?" Petugas satpam itu terkejut sambil menatap wanita itu.

" Saya masih perawan "

" Perawan? " Sekarang petugas satpam itu benar-benar terperanjat. Tapi
wajahnya berseri. Peluang emas untuk mendapatkan rezeki berlebih hari ini..

Pikirnya

" Bagaimana saya tahu anda masih perawan?"

" Gampang sekali. Semua pria dewasa tahu membedakan mana perawan dan mana
bukan.. Ya kan ."

" Kalau tidak terbukti? "

" Tidak usah bayar ."

" Baiklah ." Petugas satpam itu menghela napas. Kemudian melirik ke kiri dan
ke kanan.

" Saya akan membantu mendapatkan pria kaya yang ingin membeli keperawanan
anda. "

" Cobalah. "

" Berapa tarif yang diminta? "

" Setinggi-tingginya. "

" Berapa? "

" Setinggi-tingginya. Saya tidak tahu berapa? "

" Baiklah. Saya akan tawarkan kepada tamu hotel ini. Tunggu sebentar ya. "

Petugas satpam itu berlalu dari hadapan wanita itu.

Tak berapa lama kemudian, petugas satpam itu datang lagi dengan wajah cerah.

" Saya sudah dapatkan seorang penawar. Dia minta Rp. 5 juta. Bagaimana? "

" Tidak adakah yang lebih tinggi? "

" Ini termasuk yang tertinggi, " Petugas satpam itu mencoba meyakinkan.

" Saya ingin yang lebih tinggi."

" Baiklah. Tunggu disini ." Petugas satpam itu berlalu.

Tak berapa lama petugas satpam itu datang lagi dengan wajah lebih berseri.

" Saya dapatkan harga yang lebih tinggi. Rp. 6 juta rupiah. Bagaimana? "

" Tidak adakah yang lebih tinggi? "

" Nona, ini harga sangat pantas untuk anda. Cobalah bayangkan, bila anda
diperkosa oleh pria, anda tidak akan mendapatkan apa apa. Atau andai perawan
anda diambil oleh pacar anda, andapun tidak akan mendapatkan apa apa,
kecuali janji. Dengan uang Rp. 6 juta anda akan menikmati layanan hotel
berbintang untuk semalam dan keesokan paginya anda bisa melupakan semuanya
dengan membawa uang banyak. Dan lagi, anda juga telah berbuat baik terhadap
saya. Karena saya akan mendapatkan komisi dari transaksi ini dari tamu
hotel. Adilkan. Kita sama-sama butuh . "

" Saya ingin tawaran tertinggi . " Jawab wanita itu, tanpa peduli dengan
celoteh petugas satpam itu.

Petugas satpam itu terdiam. Namun tidak kehilangan semangat.

" Baiklah, saya akan carikan tamu lainnya. Tapi sebaiknya anda ikut saya.
Tolong kancing baju anda disingkapkan sedikit.
Agar ada sesuatu yang memancing mata orang untuk membeli. " Kata petugas
satpam itu dengan agak kesal.

Wanita itu tak peduli dengan saran petugas satpam itu tapi tetap mengikuti
langkah petugas satpam itu memasuki lift.

Pintu kamar hotel itu terbuka. Dari dalam nampak pria bermata sipit agak
berumur tersenyum menatap mereka berdua.

" Ini yang saya maksud, tuan. Apakah tuan berminat? " Kata petugas satpam
itu dengan sopan.

Pria bermata sipit itu menatap dengan seksama ke sekujur tubuh wanita itu .

" Berapa? " Tanya pria itu kepada Wanita itu.

" Setinggi-tingginya " Jawab wanita itu dengan tegas.

" Berapa harga tertinggi yang sudah ditawar orang? " Kata pria itu kepada
sang petugas satpam.

" Rp.. 6 juta, tuan "

" Kalau begitu saya berani dengan harga Rp. 7 juta untuk semalam. "

Wanita itu terdiam.

Petugas satpam itu memandang ke arah wanita itu dan berharap ada jawaban
bagus dari wanita itu.

" Bagaimana? " tanya pria itu.

"Saya ingin lebih tinggi lagi ." Kata wanita itu.

Petugas satpam itu tersenyum kecut.

" Bawa pergi wanita ini. " Kata pria itu kepada petugas satpam sambil
menutup pintu kamar dengan keras.

" Nona, anda telah membuat saya kesal. Apakah anda benar benar ingin
menjual? "

" Tentu! "

" Kalau begitu mengapa anda menolak harga tertinggi itu . "

" Saya minta yang lebih tinggi lagi ."

Petugas satpam itu menghela napas panjang. Seakan menahan emosi. Dia pun tak
ingin kesempatan ini hilang.

Dicobanya untuk tetap membuat wanita itu merasa nyaman bersamanya.

" Kalau begitu, kamu tunggu di tempat tadi saja, ya. Saya akan mencoba
mencari penawar yang lainnya. "

Di lobi hotel, petugas satpam itu berusaha memandang satu per satu pria yang
ada. Berusaha mencari langganan yang biasa memesan wanita melaluinya. Sudah
sekian lama, tak ada yang nampak dikenalnya. Namun, tak begitu jauh dari
hadapannya ada seorang pria yang sedang berbicara lewat telepon genggamnya.

" Bukankah kemarin saya sudah kasih kamu uang 25 juta Rupiah.

Apakah itu tidak cukup? " Terdengar suara pria itu berbicara.

Wajah pria itu nampak masam seketika

" Datanglah kemari. Saya tunggu. Saya kangen kamu.

Kan sudah seminggu lebih kita engga ketemu, ya sayang?! "

Kini petugas satpam itu tahu, bahwa pria itu sedang berbicara dengan wanita.

Kemudian, dilihatnya, pria itu menutup teleponnya. Ada kekesalan di wajah
pria itu.

Dengan tenang, petugas satpam itu berkata kepada Pria itu: " Pak, apakah
anda butuh wanita . Huh "

Pria itu menatap sekilas kearah petugas satpam dan kemudian memalingkan
wajahnya.

" Ada wanita yang duduk disana, " Petugas satpam itu menujuk kearah wanita
tadi.

Petugas satpam itu tak kehilangan akal untuk memanfaatkan peluang ini.

"Dia masih perawan.."

Pria itu mendekati petugas satpam itu.

Wajah mereka hanya berjarak setengah meter. " Benarkah itu? "

" Benar, pak. "

" Kalau begitu kenalkan saya dengan wanita itu . "

" Dengan senang hati. Tapi, pak .Wanita itu minta harga setinggi tingginya."

" Saya tidak peduli . " Pria itu menjawab dengan tegas.

Pria itu menyalami hangat wanita itu.

" Bapak ini siap membayar berapapun yang kamu minta. Nah, sekarang seriuslah
.." Kata petugas satpam itu dengan nada kesal.

" Mari kita bicara di kamar saja." Kata pria itu sambil menyisipkan uang
kepada petugas satpam itu.

Wanita itu mengikuti pria itu menuju kamarnya.

Di dalam kamar .

" Beritahu berapa harga yang kamu minta? "

" Seharga untuk kesembuhan ibu saya dari penyakit "

" Maksud kamu? "

" Saya ingin menjual satu satunya harta dan kehormatan saya untuk kesembuhan
ibu saya. Itulah cara saya berterima kasih .. "

" Hanya itu ."

" Ya .! "

Pria itu memperhatikan wajah wanita itu. Nampak terlalu muda untuk menjual
kehormatannya. Wanita ini tidak menjual cintanya. Tidak pula menjual
penderitaannya. Tidak! Dia hanya ingin tampil sebagai petarung gagah berani
di tengah kehidupan sosial yang tak lagi gratis. Pria ini sadar, bahwa di
hadapannya ada sesuatu kehormatan yang tak ternilai. Melebihi dari
kehormatan sebuah perawan bagi wanita. Yaitu keteguhan untuk sebuah
pengorbanan tanpa ada rasa sesal. Wanta ini tidak melawan gelombang laut
melainkan ikut kemana gelombang membawa dia pergi. Ada kepasrahan diatas
keyakinan tak tertandingi. Bahwa kehormatan akan selalu bernilai dan dibeli
oleh orang terhormat pula dengan cara-cara terhormat.

" Siapa nama kamu? "

" Itu tidak penting. Sebutkanlah harga yang bisa bapak bayar . " Kata wanita
itu

" Saya tak bisa menyebutkan harganya. Karena kamu bukanlah sesuatu yang
pantas ditawar. "

"Kalau begitu, tidak ada kesepakatan! "

" Ada ! " Kata pria itu seketika.

" Sebutkan! "

" Saya membayar keberanianmu. Itulah yang dapat saya beli dari kamu.
Terimalah uang ini. Jumlahnya lebih dari cukup untuk membawa ibumu ke rumah
sakit.

Dan sekarang pulanglah . " Kata pria itu sambil menyerahkan uang dari dalam
tas kerjanya.

" Saya tidak mengerti ."

" Selama ini saya selalu memanjakan istri simpanan saya. Dia menikmati semua
pemberian saya tapi dia tak pernah berterima kasih. Selalu memeras. Sekali
saya memberi maka selamanya dia selalu meminta. Tapi hari ini, saya bisa
membeli rasa terima kasih dari seorang wanita yang gagah berani untuk
berkorban bagi orang tuanya. Ini suatu kehormatan yang tak ada nilainya bila
saya bisa membayar ."

" Dan, apakah bapak ikhlas.? "

" Apakah uang itu kurang? "

" Lebih dari cukup, pak . "

" Sebelum kamu pergi, boleh saya bertanya satu hal? "

" Silahkan ."

" Mengapa kamu begitu beraninya . "

" Siapa bilang saya berani. Saya takut pak .
Tapi lebih dari seminggu saya berupaya mendapatkan cara untuk membawa ibu
saya ke rumah sakit dan semuanya gagal.
Ketika saya mengambil keputusan untuk menjual kehormatan saya maka itu
bukanlah karena dorongan nafsu.
Bukan pula pertimbangan akal saya yang `bodoh` . Saya hanya bersikap dan
berbuat untuk sebuah keyakinan . "

" Keyakinan apa? "

" Jika kita ikhlas berkorban untuk ibu atau siapa saja, maka Tuhan lah yang
akan menjaga kehormatan kita . " Wanita itu kemudian melangkah keluar kamar.

Sebelum sampai di pintu wanita itu berkata:

" Lantas apa yang bapak dapat dari membeli ini . "

" Kesadaran. "

.. . .

Di sebuah rumah di pemukiman kumuh. Seorang ibu yang sedang terbaring sakit
dikejutkan oleh dekapan hangat anaknya.

" Kamu sudah pulang, nak "

" Ya, bu . "

" Kemana saja kamu, nak . Huh"

" Menjual sesuatu, bu . "

" Apa yang kamu jual?" Ibu itu menampakkan wajah keheranan. Tapi wanita muda
itu hanya tersenyum .

Hidup sebagai yatim lagi miskin terlalu sia-sia untuk diratapi di tengah
kehidupan yang serba pongah ini. Di tengah situasi yang tak ada lagi yang
gratis. Semua orang berdagang. Membeli dan menjual adalah keseharian yang
tak bisa dielakan. Tapi Tuhan selalu memberi tanpa pamrih, tanpa perhitungan
..

" Kini saatnya ibu untuk berobat . "

Digendongnya ibunya dari pembaringan, sambil berkata: " Tuhan telah membeli
yang saya jual. ".

Taksi yang tadi ditumpanginya dari hotel masih setia menunggu di depan
rumahnya. Dimasukannya ibunya ke dalam taksi dengan hati-hati dan berkata
kepada supir taksi: " Antar kami kerumah sakit ."






--
you have this email because you join to "aga-madjid" GoogleGroups.
to post emails, just send to :
aga-madjid@googlegroups.com
to join this group, send blank email to :
aga-madjid-subscr...@googlegroups.com
to quit from this group, just send email to :
aga-madjid+unsubscr...@googlegroups.com
if you wanna know me, please visit to www.facebook.com/aga.madjid
or add me in Yahoo Messenger at aga.mad...@yahoo.com or
add my twitter @aga_madjid
thanks for joinning this group.

This e-mail is for the designated recipient only and may contain privileged
or confidential information.If you are not the intended recipient, you are
hereby notified that any use, dissemination, distribution or reproduction of
this email is prohibited. If you have received it in error, please notify
the sender immediately and delete the original. Any views expressed in this
email are of the sender and may not necessarily reflect the views of Valdo
Inc. Valdo Inc. takes all reasonable steps to ensure that its electronic
communications are free from viruses. However, given Internet accessibility,
Valdo Inc. accept no liability for any virus introduced by this e-mail or
accept no liability for any virus introduced by this email or any attached
files on this email. Please be advised to use up-to-date virus checking
software.


--
you have this email because you join to "aga-madjid" GoogleGroups.
to post emails, just send to :
aga-madjid@googlegroups.com
to join this group, send blank email to :
aga-madjid-subscr...@googlegroups.com
to quit from this group, just send email to :
aga-madjid+unsubscr...@googlegroups.com
if you wanna know me, please visit to www.facebook.com/aga.madjid
or add me in Yahoo Messenger at aga.mad...@yahoo.com or
add my twitter @aga_madjid
thanks for joinning this group.

Kirim email ke