ide yang menarik..

bahkan untuk ukuran "kota" macam batam tempat kami tinggal ini pun, kami
 kekurangan guru.
barangkali situasi itu hanya kerana jauh dia dari jakarta nan hebat nian
itu, sehingga tak ada yang terketuk tuk memajukan anak-anak bangsa, terutama
di wilayah yang terpencil yang akses kepada ilmu pengetahuan lebih sulit
dibanding daerah lainnya.

atau barangkali karena guru bukan pekerjaan ideal yang diinginkan orang..?
hmmm.. orang kan biasanya ingin pekerjaan yang prestige lengkap dengan
segala aksesorisnya seperti perangkat kerja yang canggih, baju setelan bak
peragawan/ti, kendaraan yang mengagumkan, jabatan yang mentereng, dan
tentunya gaji yang menggiurkan.. sedang guru.. ? naik sepeda kayak omar
bakrie ?! halah !

*ps:*  naik sepeda itu sehat loh, btw

karena itu saya pikir profesi guru itu lebih pada panggilan jiwa.
bagi jiwa-jiwa yang merasa sangat senang bin bahagia bila anak didiknya
mendapat kemajuan di bidangnya, khususnya bila Anda bersedia memajukan
pendidikan di pelosok indonesia, barangkali gerakan yang dirintis oleh Anies
baswedan http://indonesiamengajar.org dalam artikel di bawah ini cocok untuk
Anda *)

salut bagi mereka yang bersedia memikirkan masa depan anak-anak Indonesia !

*BR, ari.ams   *

*) syarat dan ketentuan mohon lihat web terkait.


---------- Pesan terusan ----------
Tanggal: 26 Juli 2010 12:03
Subjek:  Anies Baswedan: Guru sebagai Garda Depan Indonesia

 Senin, 26 Juli 2010 ]
Anies Baswedan: Guru sebagai Garda Depan Indonesia
 *SAYA* punya keyakinan bahwa kita bersama bisa saling dukung untuk kemajuan
republik ini. Sejarah telah membuktikan bahwa republik kita berdiri dan maju
seperti sekarang karena ditopang oleh pemuda tecerdaskan, tangguh, dan
energik.

Hari ini kondisi kita jauh lebih maju daripada saat kita menyatakan merdeka.
Saat republik berdiri, angka buta hurufnya 95 persen. Saya membayangkan
betapa berat beban para pemimpin republik muda yang rakyatnya tidak mampu
menulis, meski hanya menuliskan namanya sendiri. Hari ini, angka buta huruf
itu tinggal 8 persen.

Melek huruf adalah langkah awal. Langkah berikutnya adalah akses ke
pendidikan berkualitas bagi tiap anak sebagai kunci mengonversi
keterbelakangan jadi kemajuan. Garda terdepan dalam soal ini adalah guru. Di
balik perdebatan yang rumit dan panjang soal pendidikan, berdiri para guru.
Mereka bersahaja, berdiri di depan anak didiknya; mendidik, merangsang, dan
menginspirasi. Dalam impitan tekanan ekonomi, guru tetap hadir untuk anak
Indonesia. Hati mereka bergetar setiap melihat anak-anak itu menjadi
"orang". Pada pundak guru, kita titipkan persiapan masa depan republik ini.

Sekarang kita menghadapi masalah variasi kualitas dan distribusi guru.
Menghadapi masalah itu, kita bisa berkeluh kesah, menyalahkan, dan
mengkritik. Tapi, kita juga bisa singsingkan lengan baju dan berbuat
sesuatu. Saya sedang mengajak semua untuk turun tangan. Melibatkan diri
dalam mempersiapkan masa depan republik; menyiapkan masa depan anak-anak
negeri dan melunasi janji kemerdekaan: mencerdaskan kehidupan bangsa.

Saya dan banyak kawan seide kini sedang mengembangkan program Indonesia
Mengajar, sebuah inisiatif dengan misi ganda: Pertama, mengisi kekurangan
guru berkualitas di sekolah dasar, terutama di daerah terpencil; dan kedua
menyiapkan anak muda terdidik untuk jadi pemimpin masa depan yang memiliki
kedekatan dengan rakyat kecil di pelosok negeri.

Kami undang putra-putri terbaik untuk menjadi Pengajar Muda, menjadi guru SD
selama satu tahun di daerah pelosok, bahkan terpencil.

Sebagai Pengajar Muda, Anda adalah *role model* dan sumber inspirasi di
tempat yang baru itu. Menggandakan semangat, menyebarkan harapan dan
optimisme; hal-hal yang selama ini terlihat defisit.

Bukan hanya itu, selama setahun menghadapi tantangan, mulai sekolah yang
minim fasilitas, masyarakat yang jauh dari informasi, sampai dengan
kemiskinan yang merata; itu semua adalah wahana tempaan untuk pengembangan
diri. Ini juga tantangan untuk mengeluarkan seluruh potensi guna mendorong
kemajuan.

Satu tahun di pedalaman itu akan menjadi semacam *leadership training* yang
betul-betul bermutu. Melampaui tantangan dan berbagai kesulitan adalah bekal
diri dan resep untuk sukses di kemudian hari. Apalagi, kita semua tahu
bahwa: *You are a leader only if you have follower*. Keberhasilan sebagai *
leader* bagi anak-anak SD di daerah terpencil itu adalah pengalaman *
leadership* yang konkret. Anak-anak akan memiliki, mencintai, menyerap ilmu,
mengambil inspirasi dari gurunya. Anda sebagai guru dalam setahun akan terus
hadir dalam hidup mereka seumur hidup.

Sebelum berangkat, akan ada pelatihan yang komplet sebagai bekal untuk
mengajar, hidup, dan berperan di daerah pelosok dan terpencil. Anda juga
akan dilengkapi dengan teknologi penunjang selama program dan jaringan yang
luas untuk memilih karir sesudah selesai mengabdi sebagai Pengajar Muda.
Selama menjadi Pengajar Muda, Anda tidak dibiarkan sendirian.

Dengan selesainya program itu, para guru bisa kembali untuk meniti karir di
berbagai bidang. Mendarmabaktikan diri selama setahun menjadi Pengajar Muda
tidak akan membuat Anda terlambat jika dibandingkan dengan kawan-kawan yang
langsung kerja. Lembaga publik, swasta, dan masyarakat akan mencatatnya
sebagai anak-anak muda pintar dengan bekal pengalaman, kepemimpinan kuat,
dan konstruktif.

Indonesia butuh garda depan di berbagai sektor. Para Pengajar Muda akan
menjadi insan yang tangguh dengan modal pemahaman mendalam tentang bangsa
sendiri. Pada saatnya, Anda adalah seorang CEO, guru besar, pejabat tinggi,
atau yang lainnya. Saat itu, di posisi apa pun, Anda selalu bisa mengatakan
bahwa "Saya pernah mengajar di desa terpencil, sebagai guru yang mengabdi
untuk bangsa ini". Sekarang ini, sedikit sekali figur pemimpin yang sanggup
mengatakan kalimat pengabdian seperti itu.(*)

**) Penulis adalah rektor Universitas Paramadina dan ketua Gerakan Indonesia
Mengajar * * anies.baswe...@indonesiamengajar.org*

http://jawapos.co.id/halaman/index.php?act=detail&nid=147164


 --
-----
save a tree, don't print this email unless you really need to


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke