RM Danardono HADINOTO menulis : Mas Rinto, Suatu tulisan yang menarik. Terutama, bila dikhabarkan, bahwa Majapahit mengambil posisi berhadapan dengan Tiongkok. Setahu saya, ini terjadi sebelum Majapahit didirikan, ialah antara prabu Kartanegara dan utusan Kublai Khan. (Bahwa Majapahit berhadapan dengan Tiongkok is new for me, yang saya tahu, Majapahit juga berusaha menguasai jalan niaga di selat Melakka). Kemudian raden Wijaya bersekutu dengan pasukan Tiongkok, dan mendirikan Majapahit. Kontak dengan Tiongkok dikhabarkan, pada saat perjalanan laksamana Zheng He, namun ini sudah disaat Majapahit akan ambruk (abad ke XV). [deleted] Rinto Jiang : Mungkin Mas Danardono telah lupa. Raden Wijaya membohongi pasukan Dinasti Yuan dengan mengatakan bahwa Jayakatwang dari Kediri adalah pengganti dari Kertanegara yang sedianya mau dihukum oleh pasukan Dinasti Yuan tersebut. Lalu bersatulah mereka untuk melenyapkan Jayakatwang yang memang merupakan musuh Raden Wijaya. Padahal, Raden Wijaya sendiri adalah penerus Kertanegara. Jadi Raden Wijaya-lah yang seharusnya dihukum oleh pasukan Yuan tadi. Setelah Jayakatwang berhasil ditaklukkan, Raden Wijaya tiba2 berbalik menyerang pasukan Kublai Khan yang memang sudah lelah berperang. Raden Wijaya sendiri kemudian mendirikan kerajaan Majapahit. Dari sinilah dendam antara Tiongkok dan Majapahit mulai dikobarkan. Dinasti Ming berdiri, sebagai negara "adikuasa" pada zaman tersebut, Kaisar Ming Taizu (Zhu Yuan-zhang) yang merupakan kaisar pertama menetapkan banyak kebijakan yang sangat arogan. Ia menutup semua jalur perdagangan yang sangat bebas pada masa Dinasti Yuan. Saya kira ia adalah pemerintahan pertama di dunia yang menjadikan perdagangan harus dikontrol pemerintah seperti masa sekarang ini. Ia menetapkan bahwa seluruh perdagangan harus dilakukan antar pemerintah, artinya pedagang2 di dalam Tiongkok menjual barang mereka kepada pemerintah, pemerintah lalu menjual barang kepada kerajaan2 lainnya. Ini juga salah satu sebabnya armada laut Tiongkok dapat menjadi raja lautan di dunia pada masa itu. Ia juga menetapkan bahwa negara2 yang ingin berdagang dengan Tiongkok diharuskan membayar sejumlah upeti kepada kekaisaran Ming. Majapahit menolak tuntutan ini dan juga memaksa Sriwijaya dan kerajaan kecil lainnya untuk menolak tuntutan upeti ini. Sriwijaya yang memang sudah sangat lemah memang sudah tidak mempunyai kemampuan membayar upeti kepada Ming. Sejarah mencatat, yang kemudian memberikan upeti hanyalah Gaoli (Korea), Champa (Vietnam). Namun seiring membesarnya kekuatan maritim Ming dan ketakutan negara2 kecil di Asia Tenggara akan kekuatan Majapahit, sampai pada ekspedisi Cheng Ho yang terakhir, ada sekitar diplomat dari 30 kerajaan besar kecil yang ikut dengan Cheng Ho menyerahkan upeti untuk mencari perlindungan dari Ming. Memberikan upeti artinya negara tadi akan menjadi protektorat Ming. Demikian sekilas perseteruan Ming dan Majapahit dalam persaingan menjadi negara "adikuasa" pada masa tersebut. Rinto Jiang .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.
Yahoo! Groups Links
|
- [budaya_tionghua] Perseteruan Ming dan Majapahit (Ma... Rinto Jiang
- [budaya_tionghua] Re: Perseteruan Ming dan Maja... RM Danardono HADINOTO
- Re: [budaya_tionghua] Re: Perseteruan Ming ... Rinto Jiang
- [budaya_tionghua] Re: Perseteruan Ming ... RM Danardono HADINOTO
- Re: [budaya_tionghua] Re: Perseteruan M... Rinto Jiang
- Re: [budaya_tionghua] Re: Perseteru... Satyani Adiwibowo
- Re: [budaya_tionghua] Re: Pers... Rinto Jiang
- Re: [budaya_tionghua] Re: Pers... Ambon
- Re: [budaya_tionghua] Re: ... Satyani Adiwibowo
- [budaya_tionghua] Re: ... rene chan
- Re: [budaya_tionghua] ... Ambon