Saya sangat setuju dengan pendapat kawan Yitzhak. Tidak ada hubungan sama 
sekali antara konsep asimilasi dengan perkawinan.

Bahkan, asimilasi dalam pengertian "terbaik" pun, tidaklah menghasilkan hal 
yang baik jika dilakukan pemercepatan waktu.

Biarlah pandangan hidup, budaya, sikap moral yang terbaik yang bertahan di 
masyarakat... waktu dan kejujuran menilai yang akan menunjukkannya. Bukan hasil 
program resmi pemerintah.

Semua orang tua pasti ingin yang terbaik buat keturunannya, sehingga selain 
mengandalkan pengajaran dari leluhur, mereka pasti akan "sadar" perlunya 
belajar tata nilai, budaya, dan pandangan etnis lain ... memilih yang baik, 
mengabaikan yang buruk.
Dalam jangka panjang, itulah hasil asimilasi budaya ... yang terbaik dari 
masing-masing sumber yang akan bertahan dalam komunitas bersama.

Salam

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Yitzhak ben Zvi <yitzhak.ben...@...> 
wrote:
>
> shalom aleikem,
> 
> Apa yang bung Gho Zal Li ingin sampaikan disini?
> Bahwa manusia itu secara kodrat sama? kodrat ini adalah kata yang berat,
> import dari Gurun Pasir.
> 
> Judul posting bung Ghozali ini adalah asimilasi tetapi didalamnya adalah
> perkawinan interasial? Sebenarnya apa yang mau disampaikan disini? Bahwa
> perkawinan InterRasial itu adalah Asimilasi?
> 
> Saya jelas menolak,
> Perkawinan Inter Rasial adalah ranah Biologi.
> Sedangkan
> Asimilasi adalah ranah Sosilogi.
> Jelas dua mata pelajaran yang berbeda, bahkan juga dua jalur mata
> pencaharian berbeda bagi guru.
> ditambah lagi manusia secara kodrat adalah sama, adalah ranah teologi.
> 
> Harus dibedakan, Mencampurkan ras dalam perkawinan bukanlah asimilasi.
> Miscegenation atau perkawinan inter ras, berbeda dengan assimilation.
> Asimilasi lebih ke pencampuran budaya, dan budaya bisa bercampur tidak harus
> melalui Perkawinan antar Ras, dan sebaliknya, dengan perkawinan antar ras
> pun, budaya belum tentu bercampur.
> 
> 
> 
> 2010/9/5 <ghozalli2...@...>
> 
> > Sesungguhnya secara kodrat manusia itu satu adanya. Tidak peduli apakah dia
> > itu berasal dari etnis Jawa, Sunda, Tionghoa, atau apa saja.  Contoh soal
> > seorang pria dari etnis apapun bisa tertarik pada wanita yg cocok di hatinya
> > tanpa memandang etnis si wanita, demikian pula sebaliknya      Manusia
> > berbeda dari binatang yg cuma mau 'kawin  biologis' pada jenis (genus)nya
> > saja contoh macan belang tidak kawin sama macan kumbang, meskipun sesama
> > macan (kecuali dipaksakan spt dipenangkaran). Manusia bisa kawin biologis
> > lintas etnis dan lintas ras tanpa ada keganjilan atau paksaan. Jadi yg
> > membatasi manusia sulit berasimilasi adalah lingkungan, pendidikan, budaya,
> > dan agama. Kalau si pria berbeda agama atau budaya dari si wanita, maka
> > sulit sekali terjadi perkawinan. Juga lingkungan berpengaruh besar terhadap
> > proses perkawinan. Itulah mengapa asimilasi tidak bisa dipaksakan dan tidak
> > berjalan mulus., walaupun di negara komunis atau sosialis sekalipun, apalagi
> > negara demokratis spt Indonesia dan ini menyangkut hak azasi manusia.
> > RGDS.TG
> > Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
> >
> > ------------------------------------
> >
> > .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
> >
> > .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.
> >
> > .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
> >
> > .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.
> >
> > Yahoo! Groups Links
> >
> >
> >
> >
>


Kirim email ke