====================================================
Dibutuhkan : Pakaian layak pakai, Bahan makanan
Rekan-rekan terbeban...........???  Hub : [EMAIL PROTECTED]
Bantuan juga dapat disalurkan melalui:
*BRI Cabang Kusuma Bangsa Surabaya,
An:Robby  Ac.No 31.51.0058.7
*BII Cabang Pemuda Surabaya
An:Robby(FKKS-FKKI)
Ac.No 2.002.06027.2
=================ESKOL-NET  Crisis Centre===============

Sari Berita Harian Pagi Indonesia
Edisi: Kamis, 28 Januari 1999
-----------------------------------
***Wiranto soal Jatah di DPR ABRI tak Punya Ambisi Politik
***Mengantar Mega Jadi Presiden PDI Yakinkan Partai-partai Baru
***RUU Politik Rampung  Pemilu Gunakan Sistem Proporsional Stelsel Daftar
***Iluni Minta Wiranto Mundur Bantah Biayai Gerakan Mahasiswa
***Feisal Tanjung: Semua Merasa bisa Seenaknya
***''Money Politics'' harus Dihentikan
***Jika Jalan Buntu, MPR Diusulkan Melepas Timtim

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

*Wiranto soal Jatah di DPR ABRI tak Punya Ambisi Politik
----------------------------------------------------
Jakarta (Bali Post) -
Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto menegaskan, keinginan mempertahankan
wakil ABRI di DPR yang telah disepakati 38 orang, sama sekali bukan ambisi
ABRI. ''Itu semata demi kepentingan bangsa yang lebih besar,'' katanya
seusai mengikuti lobi tingkat tinggi pimpinan fraksi DPR di Jakarta, Rabu
(27/1) kemarin.
Keberadaan ABRI di DPR, kata Wiranto, mengacu pada tiga hal. Pertama, demi
kepentingan bangsa bahwa ABRI menyerahkan sepenuhnya pada apa yang
dibicarakan anggota Dewan, dengan catatan semua pendapat ditampung dan
pendapat itu jangan bersifat emosional, tetapi realistis. Kedua, mengacu
pada ketetapan Sidang Istimewa (SI) MPR lalu, di mana ABRI berada di DPR
dengan diangkat, tetapi secara bertahap akan dikurangi. Ketiga, masalah
fungsional, karena ABRI dalam Tap MPR masih berada di DPR, keberadaannya
harus ada manfaatnya.
Selengkapnya : http://www.balipost.co.id/balipostcetak/1999/1/28/pol5.htm


*Mengantar Mega Jadi Presiden PDI Yakinkan Partai-partai Baru
----------------------------------------------------
Jakarta (Bali Post) -
Upaya PDI Perjuangan mengantarkan Megawati Soekarnoputri jadi presiden RI
pasca-Habibie memerlukan kerja keras dan terencana, mengingat pencalonan
putri sulung Bung Karno itu sangat tergantung aspirasi rakyat Indonesia.
Ketua DPP PDI Perjuangan Haryanto Taslam mengatakan hal itu kepada Bali
Post di Jakarta, Rabu (27/1) kemarin.
Ia menambahkan, sesuai keputusan Kongres PDI di Bali tahun lalu, pencalonan
Megawati pada SI MPR mendatang memerlukan tahapan-tahapan sesuai jadwal
nasional. Karena itu, intensitas kerja perlu ditingkatkan supaya amanat
para pendukung PDI Perjuangan bisa direalisasikan. Bahkan, komitmen berani
mati, merupakan salah satu keseriusan warga PDI agar menang dalam pemilu
mendatang. Untuk itu, warga PDI harus mampu membangun simpati dan
kepercayaan rakyat bahwa Megawati adalah satu-satunya calon yang diharapkan
bisa mengantarkan bangsa ini menuju Indonesia baru.
Selengkapnya : http://www.balipost.co.id/balipostcetak/1999/1/28/pol4.htm


*RUU Politik Rampung  Pemilu Gunakan Sistem Proporsional Stelsel Daftar
-------------------------------------------------------
Jakarta (Bali Post) -
Lobi tingkat tinggi pimpinan fraksi, orsospol, induk organisasi dan
pemerintah, Rabu (27/1) kemarin akhirnya menyepakati semua hal yang
menyebabkan pembahasan RUU Politik selama ini deadlock. Satu masalah
krusial, varian sistem proporsional yang sampai Selasa (26/1) malam belum
berhasil diputuskan, pada lobi kemarin disepakati sistem pemilu menggunakan
proporsional dengan stelsel daftar. Lobi itu diikuti Pangab Jenderal TNI
Wiranto, Mendagri Syarwan Hamid, Kaster ABRI Letjen Susilo Bambang
Yudhoyono, Ketua Umum Golkar Akbar Tanjung, Sekjen PDI Buttu Hutapea,
Sekjen PPP Ali Marwan Hanan, dan semua pimpinan fraksi DPR. Lobi yang
dipimpin Ketua Panitia Khusus (Pansus) RUU Politik Abu Hasan Sadzili itu
dimulai pukul 08.00 hingga 12.30.
Selengkapnya : http://www.balipost.co.id/balipostcetak/1999/1/28/pol1.htm


*Iluni Minta Wiranto Mundur Bantah Biayai Gerakan Mahasiswa
---------------------------------------------------------
Jakarta (Bali Post) -
Tuntutan sebagian besar masyarakat agar Menhankam/Pangab Jenderal Wiranto
mundur merupakan hal wajar. Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni) pun
bersikap sama. Demikian ditegaskan Ketua Bidang Organisasi Iluni Ir.
Indradjid Subardjo, M.M. di Jakarta, Rabu (18/11) kemarin. Dalam acara
tersebut, Indradjid didampingi sejumlah pengurus Iluni. Sedianya yang
memberikan penjelasan tiga anggota Iluni yang menjadi tersangka makar yakni
Sri Edi Swasono, Hariadi Dharmawan dan Haryono Kartohadiprodjo. Namun,
ketiganya urung tampil karena kembali dipanggil polisi untuk memberikan
keterangan.
Selengkapnya : http://www.balipost.co.id/balipostcetak/1999/1/28/nusa3.htm


*Feisal Tanjung: Semua Merasa bisa Seenaknya
----------------------------------------------------------
Jakarta (Bali Post) -
Keheranan Emil Salim kepada Menko Polkam Feisal Tanjung yang terkesan
tenang-tenang saja padahal kerusuhan merebak disana-sini, akhirnya
terjawab. Kepada pers di Jakarta Rabu (27/1) kemarin, Menko Polkam
menyatakan pemerintah akan menegakkan hukum.
Kerusuhan-kerusuhan yang meledak belakangan ini, menurut Feisal, karena
reformasi tidak pada arah yang benar. ''Semua merasa bisa seenaknya
mengambil keputusan atau kesimpulan, tanpa berpikir jernih lalu bertindak
sendiri dan menyimpang dari hukum.''
Selengkapnya : http://www.balipost.co.id/balipostcetak/1999/1/28/nusa2.htm


*''Money Politics'' harus Dihentikan
-------------------------------------------------
Surabaya (Bali Post)-
Pemerintah harus benar-benar mau menghentikan praktik money politics
(politik unag) dalam Pemilu 1999. Jika tidak, kehidupan politik yang sehat
dan berwibawa di masyarakat tidak akan pernah terbentuk di era reformasi.
Praktek money politics yang sangat jelas diterapkan di era Orde Baru, telah
merusak dan menghancurkan sendi-sendi demokrasi.
Selengkapnya : http://www.balipost.co.id/balipostcetak/1999/1/28/n.htm


*Jika Jalan Buntu, MPR Diusulkan Melepas Timtim
------------------------------------------
Jakarta (Bali Post) -
Jika usulan Indonesia berupa pemberian otonomi yang luas kepada Timor Timur
tidak dapat diterima, pemerintah RI memberi usulan alternatif yakni
mengusulkan kepada wakil-wakil rakyat hasil Pemilu 1999 yang akan bersidang
pada Sidang Umum MPR untuk melepaskan propinsi ke-27 itu dari negara
kesatuan Republik Indonesia.
Keputusan pemerintah yang diambil dalam sidang kabinet terbatas bidang
Polkam di Bina Graha Jakarta, Rabu (27/1) kemarin itu disampaikan Menteri
Luar Negeri Ali Alatas dan Menpen M. Yunus Yosfiah. ''Ini berawal dari
disposisi Presiden BJ Habibie sebagai tanggapan antara lain dari surat PM
Australia John Howard, juga berdasar berbagai masukan dan renungan,
kemudian dibahas dalam sidang Polkam dua hari lalu dan kembali dilaporkan
pada sidang kabinet ini,'' kata Alatas.
Selengkapnya : http://www.balipost.co.id/balipostcetak/1999/1/28/nusa5.htm



"Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36)
***********************************************************************
Moderator EskolNet berhak menyeleksi tulisan/artikel yang masuk.
Untuk informasi lebih lanjut, pertanyaan, saran, kritik dan sumbangan
tulisan harap menghubungi [EMAIL PROTECTED]
BII Cab. Pemuda Surabaya, a.n. Robby (FKKS-FKKI) Acc.No. 2.002.06027.2
***********************************************************************
Kirimkan E-mail ke [EMAIL PROTECTED] dengan pesan:
subscribe eskolnet-l    ATAU    unsubscribe eskolnet-l

Kirim email ke