''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''
SARI BERITA : Rabu, 8 November 2000
=====================================
*> Edi: Sesuai Rantai Komando
    Sudradjat Bicara Soal Kasus 27 Juli
*> Dawam Minta Gus Dur Diganti
*> Amien Rais: Saya Tak Berambisi Gantikan Gus Dur
*> Kapolda Metro Jaya: Hingga Pagi Ini, Tommy Belum Tertangkap
*> KOMANDAN SATGAS PAPUA DITANGKAP POLISI, JAYAPURA TEGANG
*> Kasus Soeharto akan diputus satu-dua hari ini
=====================================

Edi: Sesuai Rantai Komando
Sudradjat Bicara Soal Kasus 27 Juli
--------------------------------
koridor.com [8 Nov, 6:46] Mantan Menhamkam/Pangab yang juga mantan KSAD
Jenderal (Purn) Edi Sudradjat, Selasa (7/11), menjalani pemeriksaan sebagai
saksi kasus 27 Juli di Mabes Polri sejak pukul 10.00 hingga 14.45 WIB.
Usai pemeriksaan, Edi yang mengenakan batik coklat mengemukakan, pertanyaan
penyidik berkisar tentang Rakor Polkam pada 25 Juli 1996 yang diakui
membahas mimbar bebas di Jalan Diponegoro yang dianggap sudah mengganggu
ketertiban umum, menimbulkan kemacetan dan keluhan warga di sekitar tempat
itu.
Saat ditanya wartawan, Edi menurut Bali Post menegaskan, tampaknya memang
ada upaya dari tim koneksitas untuk membelokkan masalah penyerbuan kantor
DPP PDI itu kepada radiogram yang dikeluarkan Kantor Menko Polkam. Menurut
Edi, radiogram yang memerintahkan penyerbuan itu tidak pernah ada. "Tidak
benar penyerbuan itu mengacu pada Rakor Polkam," katanya.
Selengkapnya:
http://koridor.com/artikel.php/104149/6a1878a8045501471b3371e79f4dc70e4/973
646980

Dawam Minta Gus Dur Diganti
8 Nov 2000 8:48:10 WIB
----------------------------------
TEMPO Interaktif, Palembang: Presiden Abdurrahman Wahid harus segera
diganti, karena dinilai sudah terlalu banyak dosa serta banyak perbuatannya
yang tidak pantas dan tak logis. Penilaian ini diungkapkan Prof Dawam
Rahardjo menjawab TEMPO Interaktif di sela-sela acara dialog interaktif
yang diselenggarakan Pemuda Muhammadiyah Sumatera Selatan, Di Hotel
Sandjaja, Palembang, Selasa (7/11).
Selaku warga negara, tokoh Muhammadiyah dan KAHMI ini menegaskan bahwa
dirinya merasa berkewajiban untuk mengkritisi kinerja Gus Dur selaku
Presiden RI. Satu hal penting yang menurut Dawam membuat Gus Dus tidak
pantas dipertahankan sebagai presiden adalah karena dia terlibat skandal
dengan seorang wanita. "Orang sudah melihat orang itu masuk kamar hotel dan
disaksikan empat orang, jelas berzinah," ujarnya.
Dawam menyayangkan kasus perselingkuhan ini justru tidak mendapat tanggapan
dari organisasi wanita yang katanya ingin membela hak-hak kaum perempuan.
Organisasi 'gender' tidak ada yang suara, semua pada diam seribu bahasa,
bahkan menurut Dawam, ada yang membela.
Langkah yang paling tepat untuk 'menggusur' Gus Dur dari tahta kepresidenan
adalah melalui Sidang Istimewa MPR. Lalu, tahun 2001 dilaksanakan Pemilu
sekaligus memilih presiden secara langsung oleh rakyat. Menurut Dawam,
syarat menjadi seorang presiden tidak boleh cacat fisik. (Asnadi)
Selengkapnya: http://www.tempo.co.id/news/2000/11/8/1,1,2,id.html

Amien Rais: Saya Tak Berambisi Gantikan Gus Dur
Reporter/Penulis: Edi Winarto
-------------------------------------
JAKARTA, Mandiri- Ketua MPR Amien Rais menegaskan bahwa dirinya tidak
berambisi menjadi Presiden RI menggantikan Abdurrahman Wahid, tanpa melalui
pemilu yang bersih, dengan kemenangan partai PAN (Partai Amanat Nasional)
yang dipimpinnya.
"Saya tidak pernah mempunyai ilusi sebesar biji zarah pun untuk jadi
presiden tanpa pemilu yang bersih, tanpa dibuktikan partai saya dapat
merebut hati rakyat," katanya di Wisma PT Tambang Batubara Bukit Asam,
Sumatera Selatan, Selasa (7/11) sebagaimana dikutip Antara.
Menurut Amien, kalau sampai Gus Dur "turun panggung", baik mengundurkan
diri ataupun lewat Sidang Istimewa, maka menurut konstitusi, yang harus
naik menggantikannya, tidak bisa lain, hanya Wakil Presiden Megawati
Soekarnoputri. Setelah itu baru dipilih Wapresnya untuk menyelesaikan
tugasnya sampai tahun 2004.
Selengkapnya:
http://www.mandiri.com/?826773713172877878858681849108807189854338311920182
326

Kapolda Metro Jaya: Hingga Pagi Ini, Tommy Belum Tertangkap
-------------------------------------
08 Nov 00 08:57 WIB (Astaga.com)
Hingga pagi ini, pihak kepolisian belum juga berhasil menangkap Tommy
Soeharto. Bahkan jejak milyuner putra mantan penguasa Orde Baru ini belum
diketahui. Hal ini diakui Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Pol Mulyono
Sulaiman, menjawab Astaga.com dan Detik.com di Polda Metro Jaya, Rabu
(8/11) pagi.
Kapolda mengungkapkan, sejak tadi malam pihaknya sudah mengerahkan
aparatnya untuk melacak semua tempat yang diperkirakan sebagai tempat
persembunyian Tommy, seperti di Jalan Cendana, Jalan Yusuf Adiwinata dan
rumah Soeharto di kompleks Taman Mini.
Operasi pelacakan dan pengejaran itu dipimpin langsung oleh Wakapolda Metro
Jaya Brigjen Pol Makbul Padmanegara. "Namun tetap tidak ditemukan
keberadaan Tommy," aku Mulyono.
Selengkapnya: http://www.astaga.com/Article/0,,39891,00.html

KOMANDAN SATGAS PAPUA DITANGKAP POLISI, JAYAPURA TEGANG
Wednesday, November 08, 2000/8:27:05 AM
------------------------------------
Jayapura, 8/11 (ANTARA) - Situasi kota Jayapura, Irian Jaya, sejak Selasa
(7/11) sore hingga Rabu siang sunyi dan tegang menyusul penangkapan
Komandan Satgas Papua, kota Jayapura Alex Baransano.
Baransano yang juga menjabat Wakil Komandan Satgas Papua Irian Jaya
ditangkap anggota Polres Jayapura, Selasa sore, atas tuduhan terlibat aksi
pemerasan di kawasan Jalan Achmad Yani beberapa waktu lalu.
Usai diperiksa Alex Baransano (29) kemudian ditahan walaupun puluhan anak
buahnya mengadakan aksi protes di depan Markas Polres hingga malam hari.
Ketegangan memuncak dan hampir saja timbul adu fisik antara anggota Satgas
Papua dengan polisi bila tidak dilerai oleh Ketua Presidium Dewan Papua,
Theys Hiyo Eluay, yang muncul secara tiba-tiba di markas Polres ketika
mendapat laporan mengenai penangkapan Baransano.
Massa Satgas Papua kemudian pulang ke markasnya, Gedung Kesenian Irian Jaya
(GKIJ), di Jalan Irian, sekitar 200 meter dari Markas Polres Jayapura.
Selengkapnya: http://www.antara.co.id/topstory.asp?id=20001108082705D080051

Kasus Soeharto akan diputus satu-dua hari ini
Laporan Asep Salahudin Samboja
----------------------------------------
satunet.com - Pengadilan Tinggi Jakarta akan memutus verzet yang diajukan
Jaksa Penuntut Umum Muchtar Arifin SH dalam perkara Soeharto satu-dua hari
ini.
Kepala Humas PT Jakarta M Siahaan menegaskan, tim majelis hakim yang
diketuai Sidharta SH telah melakukan proses final terhadap perkara Soeharto
yang dimentahkan oleh majelis hakim PN Jakarta Selatan yang diketuai Lalu
Mariyun SH. "Dalam satu dua hari ini atau dalam akhir pekan ini sudah dapat
diketahui hasilnya," ujar M Siahaan.
Ditambahkan, hasil keputusan majelis hakim Pengadilan Tinggi tersebut akan
diberitahukan kepada masyarakat melalui pers dan diserahkan pula kepada
Jaksa Penuntut Umum (JPU). Namun, Siahaan enggan berkomentar mengenai
substansi perkara tersebut.
Selengkapnya: http://satunet.com/artikel/isi/00/11/08/33237.html



"Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36)
***********************************************************************
Moderator EskolNet berhak menyeleksi tulisan/artikel yang masuk.
Untuk informasi lebih lanjut, pertanyaan, saran, kritik dan sumbangan
tulisan harap menghubungi [EMAIL PROTECTED]
Bank Danamon Cab. Ambengan Plaza Surabaya,
a.n. Martin Setiabudi Acc.No. 761.000.000.772
atau
BCA Cab. Darmo Surabaya,
a.n. Martin Setiabudi Acc. No. 088.442.8838
***********************************************************************
Kirimkan E-mail ke [EMAIL PROTECTED] dengan pesan:
subscribe eskolnet-l    ATAU    unsubscribe eskolnet-l

Kirim email ke