=============
Artikel Lepas
=============

"Yesus, Allah yang menjadi Manusia"
`````````````````````````````

Dalam Kitab Injil Yohanes 1:1, 14 dikatakan: "Pada mulanya adalah Firman;
Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah....Firman
itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita..."

Allah menjadi manusia. Dalam bahasa Yunani disebut "Pempo", yang artinya
"incarnation". Itulah peristiwa sangat bersejarah bagidunia, yang terjadi
2000 tahun lalu. Yesus Kristus lahir ke dunia membawa misi pendamaian
manusia berdosa dengan Allah yang Maha Kudus dan Suci. Allah sendiri datang
menjadi manusia. Kata "menjadi" (secara linguistik) berarti terjadi suatu
perubahan. Apakah Allah memang berubah ?.

Dalam Kitab Filipi 2: 5 - 10 dikatakan:
"... Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap
kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang
hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia,
Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di
kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan
kepadaNya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut
segala yang ada dilangit dan yang ada di atas bumi.."

Dari ayat ini tampak jelas bahwa Yesus serupa Allah atau "in very nature
God". Ia setara dengan Allah, berarti Yesus adalah Allah. Berarti pula
Yesus memiliki HAKEKAT sama dengan Allah, yaitu Maha Kuasa, Maha Kudus dan
Suci, Maha Agung dan Mulia, Adil, Benar, Maha Kasih, dan seterusnya.

Sifat HAKEKAT ialah: tetap, tidak berubah, mutlak harus ada untuk adanya
sesuatu. Dengan demikian, hakekat Allah tidak mungkin bisa berubah, kalau
bisa berubah berarti bukan Allah. Allah sendiri berfirman :"Bahwasanya Aku,
Tuhan, tidak berubah, ...." (Maleakhi 2: 6). "Tetapi Ia tidak pernah
berubah siapa dapat menghalangi Dia ?" (Ayub 23:13).

Dengan demikian, Allah yang berinkarnasi secara HAKEKAT tidak pernah
berubah. Yesus tetap memiliki hakekat Allah. Yesus tetap Maha Kuasa, Maha
Adil, Agung, Mulia, Kudus dan Suci, dan seterusnya.

Hanya saja, Tuhan Yesus harus mengalami suatu perubahan kedudukan seiring
dengan kedatanganNya ke dunia. Ia seharusnya berada di tempat yang Maha
Tinggi namun telah datang ke tempat hina yang penuh dosa (MERENDAHKAN
DIRI-NYA) dengan:

1.  Mengosongkan diri, atau "made Him self nothing or no reputation"
(membuat diriNya tidak ada apa-apa atau tidak bereputasi) dibandingkan
dengan orang-orang yang memiliki dunia atau yang bereputasi di dunia ini.
Yesus lahir sebagaimana manusia biasa, tetapi di kandang domba yang hina.
Ia lahir dan dibesarkan di keluarga seorang tukang kayu.

2. Mengambil rupa seorang hamba, atau "taking the very nature of servant".
Dikatakan sebagai seorang hamba berarti: Yesus adalah pelayan (melayani
orang-orang yang tertindas dan yang terkungkung oleh kuasa dosa), Ia
bekerja untuk keperluan atau melaksanakan kehendak Allah Bapa, yaitu
menjalankan misi penyelamatan jiwa manusia yang hilang karena dosa. Ia
menjadi milik Allah Bapa yang harus dikorbankan mensubstitusi penghukuman
yang seharusnya diterima oleh manusia berdosa. Tuhan Yesus pernah berkata:
"Anak Manusia datang bukan untuk bukan untuk dilayani, melainkan untuk
melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang."
(Markus 10: 45).

3. Menjadi sama dengan manusia. Yesus makan, minum, tidur, istirahat, dst,
sebagaimana halnya manusia. Ia datang dari kekudusan ke dunia yang penuh
dengan dosa. Ia berada di antara manusia ciptaanNya, yang tidak
mengenal/menolak Dia.

Tujuannya hanya satu, yaitu karena kasihNya kepada manusia. Allah tidak mau
manusia itu binasa selama-lamanya karena dosa. Yesus meninggalkan tahtaNya
yang Maha tinggi dengan mengambil rupa seorang hamba untuk melepaskan
manusia dari kuasa dosa. Ia taat sampai mati untuk menggantikan penghukuman
yang seharusnya diterima oleh manusia. Namun, Ia bangkit kembali dari
kematian membuktikan bahwa Ia memang Allah yang telah mengalahkan maut.

Yesus adalah Allah yang tidak pernah berhenti sebagai Allah, tetapi juga
menjadi manusia. Allah tidaklah beranak, melainkan Yesus adalah Allah yang
diperanakkan. Kemanusiaan Yesus adalah sejati dan utuh, yaitu manusia Yesus
Kristus. "Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan
ke-Allahan." (Kolose 2: 9)

Dengan demikian, ketika Firman itu menjadi manusia, keilahianNya tidak
berubah sama sekali, hal ini dibuktikan pula oleh Kitab Injil yang
mengatakan: "Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia"
(Yohanes 1:4). Kemudian dalam Kitab Kolose 1: 16-17 "...di dalam Dialah
telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi
....Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di
dalam Dia."

"Barang siapa yang percaya kepadaNya diselamatkan/dibebaskan dari kuasa
dosa. Siapa yang mau menerima Dia sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi
akan diperdamaikan dengan Allah, dan hidupnya penuh dengan pengharapan."
Terpujilah Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus kekal
selama-lamanya. Amin.  (AS)

"Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36)
***********************************************************************
Moderator EskolNet berhak menyeleksi tulisan/artikel yang masuk.
Untuk informasi lebih lanjut, pertanyaan, saran, kritik dan sumbangan
tulisan harap menghubungi [EMAIL PROTECTED]
Bank Danamon Cab. Ambengan Plaza Surabaya,
a.n. Martin Setiabudi Acc.No. 761.000.000.772
atau
BCA Cab. Darmo Surabaya,
a.n. Martin Setiabudi Acc. No. 088.442.8838
***********************************************************************
Kirimkan E-mail ke [EMAIL PROTECTED] dengan pesan:
subscribe eskolnet-l    ATAU    unsubscribe eskolnet-l

Kirim email ke