************************** Laporkan Situasi lingkungan <[EMAIL PROTECTED]> Atau Hub Eskol Hot Line Telp: 031-5479083/84 ************************** <*> Bawazier: Gus Dur Gagal Ciptakan Rasa Aman untuk Rakyat <*> TIBB: Kami Pengebom Gereja ? <*> TIBB Tak Nyatakan Bertanggung Jawab <*> Surat dari Tentara Islam Batalyon Badar (TIBB) ```````````````````````````````````````` Fuad Bawazier: Gus Dur Gagal Ciptakan Rasa Aman untuk Rakyat ------------------------------------------------------ detikcom - Jakarta, Ketua Umum KAHMI Fuad Bawazier Ketua menuding pemerintahan Gus Dur telah gagal untuk menciptakaan rasa aman bagi masyarakat. Kegagalan pemerintah itu terbukti dengan adanya serangkaian peledakan bom yang sering terjadi semasa kepemimpinan Gus Dur. Demikian komentar Ketua Umum Keluarga Almuni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Fuad Bawazier kepada wartawan disela-sela acara open house di rumah Ketua DPR Akbar Tandjung, Jl. Widya Chandra III No. 10, Jakarta, Rabu (27/12/2000). “Karena, sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk membrikan rasa aman,” ujar dia. Untuk itu menurut mantan Dirjen Pajak ini, pemerintah harus segera mengambil ambil langkah-langkah antisipasi agar tidak terjadi lagi teror-teror bom di masa depan. “Sebab, akibat teror-teror tersebut rakyat menjadi ketakutan,” tegasnya lagi. Ketika diminta pendapatannya apakah peledakan bom, terutama pemboman di beberapa gereja di tanah air itu merupakan bukti ketidakpercayaan kepada pemerintahan Gus Dur? Fuad menjawab bahwa ketidak percayaan terhadap Gus Dur sebenarnya tidak hanya terjadi di dalam negeri. Namun, menurut dia, pihak luar negeri atau masyarakat internasional sudah kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah. Contohnya, dalam penanganngan kasus-kasus yang berhubungan dengan internasional yang tidak pernah terselesaikan yang juga merupakan suatu kelemahan pemerintah. “Nah, kelemahan ini selama ini tidak diperbaiki oleh Gus Dur,” ujar Fuad sambil ngeloyor ke dalam rumah karibnya, Akbar Tandjung.(zal) www.detik.com TIBB: Kami Pengebom Gereja ? ---------------------------------- Selasa, 26 Desember 2000, @21:32 WIB (berpolitik.com). Jakarta -- Di tengah tak ada kepastian siapa pengebom gereja-gereja di malam natalan. Tentara Islam Batalyon Badar (TIBB) mengaku bertanggung jawab atas peledakan sejumlah gereja di Medan. "Kami bertanggung jawab," jelas komandan TIBB Abu Mutafajirat. Demikian bunyi pernyataan sikap TIBB (Tentara Islam Batalyon Badar) yang diterima redaksi Berpolitik.Com melalui email malam ini di Jakarta. "Kami Tentara Isalam Batalyon Badar bertanggung jawab sepenuhnya atas peletakan 3 bom di 3 gereja di Medan pada hari Minggu 28-05-2000. Sedangkan granat yang meledak sehari setelahnya yang meledak di dekat restoran Miramar Jalan Pemuda I adalah bukan tanggung jawab kami," jelas komandan TIBB. Menurut komandan TIBB bahwa tujuan peletakan bom adalah sama sekali bukan untuk provokasi, tetapi sebagai peringatan kepada kaum Nashrani yang telah menyiapkan dan membentuk TENTARA KRISTEN dan akan mengadakan Operasi Richard I di Medan Sebagai upaya menebus kekalahan mereka di Ambon. "Kami melakukan ini setelah kami mengetahui dokumen rahasia mereka yang telah disepakati oleh Vatican bahwa mereka akan mulai mengadakan serangan di Medan dalam upaya menjadikan Medan sebagai Ambon kedua pada bulan Juni yang akan datang," jelasnya. TIBB juga menyerukan kepada para ulama dan remaja-remaja mesjid jangan sampai diperalat oleh pihak gereja untuk menjaga gereja-gereja najis. "Sadarlah wahai kaum Muslimin, anda akan disembelih dan akan dibantai seperti di Ambon. Tetapi kalian ternyata lalai dan lebih percaya kepada pihak kristen. Mereka telah menyiapkan perang salib," jelasnya. *** (and) www.berpolitik.com TIBB Tak Nyatakan Bertanggung Jawab atas Belasan Bom Natal ----------------------------------------------------------------------- Tgl. publikasi: 27/12/2000 00:40 WIB. eramuslim, Jakarta - Surat elektronik yang diterima eramuslim dari Tentara Islam Batalyon Badar (TIBB), tak satupun kata yang menyatakan organisasi ini bertanggung jawab atas aksi peledakan di malam Natal. Surat berjudul "Tentara Islam Batalyon Badar dan Bom" hanya berisi uraian panjang tentang kaitan peledakan gereja dengan tragedi Ambon, tanpa menyebut bahwa merekalah yang bertanggung jawab atas aksi bom natal kemarin. Redaksi berpolitik.com pada waktu bersamaan juga menerima email dari kelompok yang mengatasnamakan TIBB. Dalam berita yang berjudul "TIBB: Kami Pengebom Gereja?", redaksi berpolitik.com tidak menyebutkan bahwa TIBB bertanggung jawab atas peledakan belasan bom Natal. Dalam surat tersebut, seperti dikutip berpolitik.com, mereka hanya mengaku bertanggung jawab atas peletakan 3 bom di 3 gereja di Medan pada Minggu, 28 Mei 2000. "Kami tentara Islam batalyon Badar bertanggung jawab sepenuhnya atas peletakan 3 bom di 3 gereja di Medan pada hari Minggu, 28-05-2000. Sedangkan granat yang meledak sehari setelahnya di dekat restoran Miramar Jalan Pemuda I adalah bukan tanggung jawab kami," tulis berpolitik.com mengutip isi email tersebut. Artinya, kelompok yang menyatakan diri TIBB itu tidak mengaku bertanggung jawab atas belasan ledakan di tanah air pada malam natal.(na) www.eramuslim.com Surat dari Tentara Islam Batalyon Badar (TIBB) ------------------------------------------------------- Tgl. publikasi: 26/12/2000 23:12 WIB erauslim, Jakarta - Malam menjelang Idul Fitri 1421 H, antara pk. 18.00 - 19.00 WIB, eramuslim menerima e-mail dari pihak yang mengatasnamakan diri Tentara Islam Batalyon Badar (TIBB). Menyusul aksi ledakan belasan bom yang mengguncang Indonesia di malam Natal kemarin (24/12), nama Batalyon Badar mulai disebut-sebut sejumlah kalangan sebagai pihak yang menyatakan diri bertanggung jawab atas aksi peledakan tersebut. Kami berupaya menyampaikan surat yang berjudul Risalah Waqi'iyah (Surat Faktual) berikut ini apa adanya, dengan tidak membubuhkan analisa maupun komentar apapun di dalamnya. Surat elektronik TIBB dibuka dengan kutipan arti surat al-Baqarah ayat 120 dan 217 itu mengingatkan umat Islam kepada tragedi Idul Fitri berdarah yang meletus di Ambon dua tahun silam. "Wabil khusus Ummat Islam Indonesia, belum hilang dari ingatan kita peristiwa dua tahun silam, ketika kafir Kristen di Ambon dengan bantuan dari Amerika, Australia, Philipina, Belanda dan Israel mulai menabuh genderang perang mereka. Duka di hati para janda dan tangis berkepanjangan dari mata para aytaam (anak-anak yatim) belum lagi hilang dan mengering. Darah-darah muslimin-muslimah yang terluka belum lagi membaik, dan ratusan muslim-muslimah yang cacat seumur hidup kian getir menghadapi realita ini. Semoga Allah menyabarkan mereka, dan semoga Allah menyembuhkan sakit hati mereka," demikian kutipan surat TIBB yang sampai pada eramuslim. TIBB juga mengangkat penderitaan muslim Ambon yang sejak saat itu hingga kini, darah umat Islam disebutkan terus mengalir karena kedengkian pihak Kristen dan Yahudi terhadap mereka. Pihak TIBB lalu menyatakan bahwa snipper-snipper (penembak jitu) dari pihak Kristen telah ditempatkan di berbagai bangunan strategis di Ambon dan Sulawesi hingga menumbangkan ratusan muslimin dan muslimah yang tak berdosa. Termasuk yang disebukan TIBB adalah serangan-serangan tentara merah terhadap penduduk putih (Islam) di pulau-pulau terpencil, bahkan di tempat suci umat Islam dan juga di pondok pesantren. Selebihnya TIBB mengatakan, "Memasuki tahun ketiga perang salib yang mereka mulai ini, Kebiasaan pengecut mereka, menyerang dari belakang ummat Islam yang khusyuk beribadah tetap berjalan, ini terbukti dengan penyamaran mereka memakai serban dan pakaian serba putih dan bahkan membawa rebana, sekaligus bersenjata lengkap di bulan mubarak - Ramadhan 1421 H ini, beriring untuk menyerang kaum Muslimin di masjid Al-Fatah. Mudah ditebak, Iedul fitri tahun ini tidak jauh berbeda dengan Iedul Fitri sebelumnya, artinya : "Serangan biadab tentara merah akan berulang dari belakang!" Menurut TIBB, drama kekejaman dan kebiadaban tentara merah terhadap umat Islam sudah pasti disutradarai oleh dewan gereja dunia baik di AS maupun di Vatican. TIBB juga menyampaikan bahwa gereja yang digembar-gemborkan dan diyakini sebagai tempat kebaktian (ritual), pada hakikatnya telah bermetamorfosa menjadi tempat pendoktrinan ideologi perang Kristen. Apa tindakan kita? Setelah pertanyaan seperti itu, TIBB menyatakan bahwa menyerahkan masalah keamanan umat Islam di Ambon dan Sulawesi kepada pemerintah Gus Dur sama artinya dengan mengumpankan kambing ke mulut buaya. "Berdiam diri terhadap kejahatan dan kebiadaban tentara merah adalah satu perbuatan aniaya dan pengecut, ia adalah dosa!" tulis TIBB. TIBB kemudian menyebutkan langkah dan sikap yang harus dilakukan baik kepada umat Islam maupun terhadap orang-orang non muslim. Kepada para pemimpin yang kafir, menurut TIBB, berlaku firman Allah surat an-Nisa ayat 46. Sedangkan terhadap para orang-orang kafir yang memerangi umat Islam, TIBB menyebutkan firman Allah surat at-Taubah ayat 95. Surat elektronik ini ditutup dengan do'a agar Allah memberi bantuan kepada para mujahidinnya di setiap tempat. Tertanda, Komandan TIBB, Abu Mutafajjirat. (na) www.eramuslim.com "Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36) *********************************************************************** Moderator EskolNet berhak menyeleksi tulisan/artikel yang masuk. Untuk informasi lebih lanjut, pertanyaan, saran, kritik dan sumbangan tulisan harap menghubungi [EMAIL PROTECTED] Bank Danamon Cab. Ambengan Plaza Surabaya, a.n. Martin Setiabudi Acc.No. 761.000.000.772 atau BCA Cab. Darmo Surabaya, a.n. Martin Setiabudi Acc. No. 088.442.8838 *********************************************************************** Kirimkan E-mail ke [EMAIL PROTECTED] dengan pesan: subscribe eskolnet-l ATAU unsubscribe eskolnet-l