''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''"
SARI BERITA : Senin, 26 Januari 2001
=====================================
<> Menghujat Amien Rais, KH Nur Iskandar SQ Digugat
<> UGM Usulkan Reformasi Jilid II
<> Hamas Beri Peringatan Terakhir pada Zionis
<> MPR: Gus Dur Masih Kuat
<> Tim Mabes TNI Diberi Batas Waktu
   Investigasi Insiden Hotel Wijaya
<> Kembalikan Pancasila sebagai Ideologi Negara
```````````````````````````````

Kopitime - Jumat, 1/26/01 7:37:51 AM bbwi
Menghujat Amien Rais, KH Nur Iskandar SQ Digugat
------------------------
Gara-gara memberikan 'fatwa' aneh yang berbunyi, "Mati melawan Amien Rais
dan Akbar Tanjung akan mendapat credit point masuk surga" da'i yang sempat
menghilang karena skandal asmara, KH Nur Iskandar SQ digugat DPP Partai
Amanat Nasional (PAN). Pernyataan yang dikemukakan dalam pengajian di
Karang
Tanjung, Kebumen, Jawa Tengah, 13 Januari 2001 itu telah menyinggung warga
partai berbasis Muhammadiyah tersebut.
Ketua DPP PAN AM Fatwa dan Wakil Sekjen DPP PAN A Hakam Naja menyampaikan
kepada pers lewat release, bahwa pernyataan KH Nur Iskandar SQ tersebut
telah dilansir secara luas oleh media massa berdasarkan rekaman kaset yang
telah tersebar luas. SQ jelas-jelas menggunakan agama sebagai alat pemecah
belah umat, sehingga menyulut permusuhan di kalangan masyarakat yang tidak
mengetahui masalah.
"Hal tersebut menunjukkan tidak adanya itikad baik untuk menumbuhkan
persaudaraan dan mendukung proses rekonsiliasi yang sedang kita galang
bersama," katanya.
Selengkapnya :http://www.kopitime.com/kopihot/indexhot.asp?story_id=6139

UGM Usulkan Reformasi Jilid II
Reporter: A Dipta Anindita
-------------------------
detikcom - Yogyakarta , Di tengah maraknya demo menuntut Presiden Gus Dur
di
berbagai daerah, terbetik usul menarik dari Yogyakarta. Dewan Aksi
Penyelamatan Reformasi (DePERA) UGM melontarkan gagasan reformasi jilid dua
sebagai jawaban dalam berhadapan dengan rezim Gus Dur.
Tidak dijelaskan secara rinci apa dan bagaimana mengenai gagasan tersebut.
Yang jelas, dalam pernyataan sikapnya DePERA menuntut pemerintahan yang
bersih dan DPR yang selalu membela kepentingan rakyat dan kebenaran. DePERA
juga mendukung upaya-upaya yang dilakukan Pansus Buloggate-Bruneigate dan
menuntut kepada
rezim Gus Dur agar tidak membuat polemik yang menyebabkan disintegrasi
bangsa.
Selengkapnya:
http://www.detik.com/peristiwa/2001/01/25/2001125-221926.shtml

Hamas Beri Peringatan Terakhir pada Zionis
Tgl. publikasi: 25/1/2001 19:40 WIB
---------------------
eramuslim - Hamas ingatkan Israel untuk tidak menggunakan anak-anak dan
kaum
wanita sebagai bemper menghadapi serangan intifadhah Palestina. Dalam
pernyataan sikap yang berjudul "Peringatan Terakhir bagi Penjajah Israel",
Hamas menegaskan takkan pandang bulu dan memberi toleransi sedikitpun
Israel
yang menggunakan penduduk sipil Yahudi sebagai pagar manusia dalam
menghadapi serangan-serangannya. "Ketika Zionis makin meningkatkan serangan
kejamnya terhadap rakyat Palestina yang tanpa senjata, kami sampaikan
peringatan terakhir kepada penjajah Zionis Israel.." demikian tandas Hamas.
Dalam pernyataan sikapnya, sayap militer Hamas Batalyon Izzuddin Al-Qassam
menyatakan sudah cukup memperingati Israel untuk tidak menggunakan
anak-anak, wanita dan orang tua sebagai pagar. Menurut Hamas, Zionis
sengaja
menggunakan anak-anak, kaum wanita dan orang-orang tua sebagai pagar
manusia
untuk menghentak opini dunia dan memberi penilaian miring terhadap aksi
intifadhah.
Selengkapnya : http://www.eramuslim.com/article/view/2808/

MPR: Gus Dur Masih Kuat
-------------------------
Jakarta - 25 Jan 01 19:10 WIB (Astaga.com)
Wakil Ketua MPR Hari Sabarno mengatakan, posisi Presiden Abdurrahman Wahid
secara konstitusional masih kuat, walau kepemimpinannya secara politik dan
sosio-psikologis goyang akibat berbagai kasus, seperti Buloggate dan
Bruneigate. Dia mengatakan ini, Kamis (25/1), di Jakarta.
TNI sendiri tunduk pada konstitusi dan wajib menjaga konstitusi. TNI-Polri
tidak mengultuskan orang. Silakan politisi sipil mengurus atau membongkar
kekuasaan, sepanjang konstitusional, kata perwira TNI berpangkat Letnan
Jenderal itu, menanggapi pertanyaan wartawan di Mabes TNI Cilangkap,
Jakarta, Kamis.
Menurut dia, Indonesia tidak punya lembaga yang langsung melaksanakan
impeachment seperti di Filippina. Yang ada hanya SI MPR atas permintaan DPR
untuk.
Selengkapnya : http://www.astaga.com/Article/0,,47280,00.html

Kwik: Mega Siap Gantikan Gus Dur
------------------------
JAKARTA - Ketua DPP PDI Perjuangan Kwik Kian Gie mengungkapkan, Wakil
Presiden Megawati Soekarnoputri siap menggantikan posisi Abdurrahman Wahid
jika Gus Dur mundur dari jabatan presiden. Meski demikian, dia tetap
menyerahkan seluruhnya kepada MPR.
"Ibu Mega siap jika Gus Dur mundur dan MPR menghendaki. Tapi tentu terserah
MPR," katanya seusai menjadi pembicara diskusi di kampus Universitas
Trisaksi Rabu kemarin.
Penegasan tersebut disampaikan saat menjawab pertanyaan wartawan, apakah
Mega bersedia mengambil posisi Presiden seperti dilakukan Gloria Arroyo
yang
naik dari kursi wapres menjadi presiden setelah mundurnya Presiden Filipina
Joseph Estrada.
Dalam diskusi yang bertajuk "Menguak Kebenaran di Balik Buloggate", Kwik
menegaskan, sejak terpilih menjadi Ketua Umum PDI Perjuangan, Mega siap
menjadi presiden.
Selengkapnya : http://www.suaramerdeka.com/harian/0101/25/nas4.htm

Tim Mabes TNI Diberi Batas Waktu
Investigasi Insiden Hotel Wijaya
---------------------------
koridor.com [25 Jan, 22:47] Tim Mabes TNI yang di kirim ke Ambon, untuk
melakukan klarifikasi keterlibatan perwira menengah TNI dalam penyerangan
terhadap Batalion Gabungan, Kamis (25/1) telah berangkat menuju Ambon.
Tim tersebut dipimpin Wakil Asisten Intel Kasum TNI Brigjen Zulfahmy itu,
terdiri dari unsur-unsur inspektur jenderal, intel, operasi, hukum dan
polisi militer.
Menurut Kapuspen TNI Marsda Graito Usodo, tim tersebut diberi tugas hingga
hari Senin (29/1) sudah harus melaporkan hasil investigasinya.
"Saat ini yang menjadi masalah di Maluku adalah keberadaan senjata api
masih
banyak dimasyarakat. Kalau semua pihak berniat baik tentu waktu penguasa
darurat sipil memerintahkan warga sipil yang menyerahkan senjatanya, mereka
telah menyerahkan senjata," ujar Kapuspen.
Selengkapnya :
http://www.koridor.com/artikel.php/107573/42bd9b643c3dadcee62148928957659c4
/
980438944

Kembalikan Pancasila sebagai Ideologi Negara
Kuntowijoyo - SM/dok
------------------------
YOGYAKARTA- Berbagai bentuk penyelewengan terhadap Pancasila sejak Orde
Lama, Orde Baru, hingga sekarang membuat prihatin budayawan Prof Dr
Kuntowijoyo. Bahkan, kini Pancasila tak pernah lagi terdengar gemanya alias
telah kehilangan kredibilitas.
"Karena itu, kembalikan Pancasila kepada jati dirinya sebagai ideologi
negara," tandas Kuntowijoyo ketika berbicara dalam diskusi "Radikalisasi
Ideologi Negara" di kampus UGM, Rabu (24/1).
Dia memaparkan, selama Orba berkuasa, Pancasila dikembangkan sangat luas,
namun sebaliknya sebagai sebuah perbuatan ia telah dikebiri habis-habisan.
Pancasila menjadi sangat ekspansif dan berkembang sangat jauh, sehingga
bertabrakan dengan wilayah lain seperti etika dan agama.
"Pancasila disosialisasikan tanpa melihat latar belakang sejarahnya,
berbagai penyelewengan terhadapnya hanya untuk melayani kepentingan
penguasa," tegas dia.
Dia mengartikan jati diri Pancasila yakni memberi visi kenegaraan, satuan
besar bernama negara bukan partai, ormas, atau kelompok lainnya. Satuan
kecil itu, lanjutnya, bisa mempunyai ideologi apa saja asalkan tidak
menggugurkan ideologi Pancasila.
Masih berkaitan dengan Pancasila, Kuntowijoyo menegaskan, perlu mengubah
persepsi Pancasila sebagai ideologi menjadi ilmu. Dengan begitu ia bersifat
objektif, menghormati fakta dan terbuka. Sebagai ilmu Pancasila dapat
dianggap filsafat sosial, cara pandang negara terhadap gejala sosial
sekaligus dengan metodologinya.
"Kalau sudah begitu, kini saatnya Pancasila dilaksanakan secara konsisten,
koheren, dan koresponden, jangan sampai terjadi penyelewengan seperti pada
era Orla, Orba," tegasnya. Kendati demikian, dia sudah melihat adanya
penyelewengan Pancasila pada era ini, bila tidak dihentikan akan terus
berkelanjutan.
Gagasan lain Kuntowijoyo adalah menjadikan Pancasila sebagai pelayan
kepentingan horizontal bukan vertikal. Dicontohkannya, selama ini Pancasila
dipakai untuk mengikat kesetiaan warga negara kepada negara. Berbagai cara
ditempuh menuju kesetiaan misalnya dengan penataran P4.(D19-60t)
Selengkapnya : http://www.suaramerdeka.com/harian/0101/25/nas5.htm


"Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36)
***********************************************************************
Moderator EskolNet berhak menyeleksi tulisan/artikel yang masuk.
Untuk informasi lebih lanjut, pertanyaan, saran, kritik dan sumbangan
tulisan harap menghubungi [EMAIL PROTECTED]
Bank Danamon Cab. Ambengan Plaza Surabaya,
a.n. Martin Setiabudi Acc.No. 761.000.000.772
atau
BCA Cab. Darmo Surabaya,
a.n. Martin Setiabudi Acc. No. 088.442.8838
***********************************************************************
Kirimkan E-mail ke [EMAIL PROTECTED] dengan pesan:
subscribe eskolnet-l    ATAU    unsubscribe eskolnet-l

Kirim email ke