**********************************
Wacana Mingguan : 23 Februari 2001
==================================

"Kasih itu Harus Membenci ...."
"""""""""""""""""""""""""""""""""

Sebagai umat yang telah dipanggil untuk memberitakan kasih Allah pada
sesamannya, berbuat kebenaran adalah mutlak harus diperbuat.  Entah karena
takut atau memang karena tidak berani, umat Kristiani justru kebanyakan
bersikap pragmatis (atau apatis ?).  Dengan hanya berdiam diri, menciptakan
hubungan vertikal dengan Allah lewat doa tetapi jika mengabaikan sesamanya
akan membuat "makna salib" itu kurang dihayati. Hubungan horizontal yang
seharusnya dibangun justru berkurang. Tidaklah salah jika di dalam
menyikapi suatu masalah, pendekatan yang sering dilakukan adalah dengan
kebaikan untuk melawan kejahatan dan ketidakadilan dengan cinta kasih.
Namun umat Kristiani juga harus dapat berdiri pada posisi yang tepat dan
benar. Tahu kapan mereka harus berbicara dan bertindak (Mat: 10 : 16).
Roma 13 :1-7 yang berbicara tentang hubungan antara pemerintah dan
masyarakat, bagi sebagian besar umat Kristiani menjadi salah satu momok
bagi mereka dalam menyuarakan hati nuraninya.  Umat Kristiani tidak boleh
melawan pemerintah karena pemerintah adalah hamba Tuhan di bumi ini, yang
telah ditetapkan oleh Allah sendiri. Benarkah demikian ?  Bagaimana jika
mereka salah atau bertentangan dengan prinsip-prinsip kebenaran Firman
Tuhan ?  Akankah sikap "nrima" (pasrah) itu dilakukan tanpa berusaha
memberikan warna kekristenan di dalamnya ?

Apabila umat Kristiani alergi terhadap masalah ini tanpa mau memberikan
sumbangsihnya demi perbaikan kondisi negaranya pada dasarnya sama dengan
membantu mempercepat ke arah "lubang kehancuran". Tanpa adanya suara-suara
kritis tentang kebenaran dan keadilan yang sumbernya adalah Kristus,, tidak
akan ada yang namanya demokrasi tapi "demonkrasi (demon = setan). Seperti
yang dikatakan oleh Marthin Luther, tokoh reformator Gereja (abad XV -
XVI), bahwa umat Kristiani tidak boleh tinggal diam melihat kebobrokan yang
terjadi di sekitarnya.  Umat Kristiani harus mampu mendobrak pintu-pintu
kesesatan yang ada.  Umat Kristiani tidak bisa hanya berpangku tangan,
menutup mata dan telinganya tanpa berbuat sesuatu ketika melihat adanya
pembodohan dan pemutarbalikkan fakta yang sebenarnya.  "KASIH ITU HARUS
MEMBENCI ...", demikian ditegaskannya.

Pernyatan itu memang dapat menimbulkan pertanyaan "Mengapa kasih itu harus
membenci ?"  Padahal kalau dilihat misalnya 1 Korintus 1: 1-13, prinsip
kasih itu mengajarkan kebaikan.  Demikian pula Tuhan Yesus mengajarkan agar
mengasihi sesama, termasuk orang yang membenci dan bahkan menganiaya (Mat
5:43-48). Jadi salahkan yang dinyatakan oleh Martin Luther tersebut ? Kasih
dan benci adalah dua kata yang sangat paradoksial. Kasih tidak dapat
disatukan maupun disejajarkan dengan benci. Keduanya memiliki relevansi
theologi yang berbeda. Tetapi sebenarnya antara kasih dan benci tidak dapat
dipisahkan; ada relevansi tindakan iman. Bagi umat Kristiani hal ini
mungkin terlupakan (atau dilupakan), bahwa esensi di dalam kasih sebenarnya
juga tercakup pula benci. KASIH ITU MEMBENCI SEGALA SESUATU YANG
BERTENTANGAN DENGAN ESENSI KASIH ITU SENDIRI". Inilah prinsip dasar
kehidupan Kristiani yang membedakannya dengan dunia di luar kekristenan.

Kasih bagi umat Kristiani berarti harus membenci ketidakbenaran,
ketidakadilan, kesewenang-wenangan, segala bentuk penyelewengan,
diskriminasi, penindasan serta berbagai bentuk kejahatan maupun pelanggaran
atas hukum dan ketetapan Allah. Manakah yang kita pilih, tunduk kepada
Allah dengan cara berani berprofetis ataukah tunduk pada manusia dengan
cara tetap membiarkan "borok" itu semakin membesar ?   Inilah jawabannya :
"Kita Harus Lebih Taat Kepada Allah Daripada Manusia "  (Kisah 5 : 29).
Semoga tulisan ini bermanfaat. (Hendra).

"Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36)
***********************************************************************
Moderator EskolNet berhak menyeleksi tulisan/artikel yang masuk.
Untuk informasi lebih lanjut, pertanyaan, saran, kritik dan sumbangan
tulisan harap menghubungi [EMAIL PROTECTED]
Bank Danamon Cab. Ambengan Plaza Surabaya,
a.n. Martin Setiabudi Acc.No. 761.000.000.772
atau
BCA Cab. Darmo Surabaya,
a.n. Martin Setiabudi Acc. No. 088.442.8838
***********************************************************************
Kirimkan E-mail ke [EMAIL PROTECTED] dengan pesan:
subscribe eskolnet-l    ATAU    unsubscribe eskolnet-l

Kirim email ke