''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''
 SARI BERITA : Kamis, 22 Maret 2001
====================================
<> 'BI telah lakukan yang terbaik'
<> Operasi Militer Akan Perparah Penderitaan Aceh
<> Presiden Wahid Bersedia Mundur
<> Amien: "Tidak Akan Ketemu sampai Kapan pun..."
<> Sekretaris FKB: Amien Rais Arogan
``````````````````````````````

'BI telah lakukan yang terbaik'
-----------------------------------
JAKARTA (Bisnis): Pejabat BI mengatakan telah melakukan langkah terbaik
dalam melaksanakan kebijakan moneter untuk mengendalikan rupiah sesuai
dengan professional judgement.
"Pokoknya dari sisi BI, apa yang dilakukan saya kira sudah sesuai dengan
professional judgement yang terbaik," kata Miranda Goeltom, deputi gubernur
BI kemarin.
Menurut dia, BI telah berusaha semaksimal mungkin untuk mengendalikan
gejolak nilai tukar. Tugas BI itu, katanya, meliputi analisis kebijakan
moneter yang didukung dengan data kuantitaif. Namun dia tidak bersedia
menjelaskan alasan mengapa rupiah hingga kini masih terpuruk.
http://www.bisnis.com/

Operasi Militer Akan Perparah Penderitaan Aceh
------------------------------------------------------
Reporter: Dili Istimora Eyato
detikcom - Jakarta, Mantan Menteri Negara Urusan HAM Hasballah M Saad
menilai operasi militer terbatas akan memperparah penderitaan masyarakat
Aceh. Hasballah juga tak setuju terhadap usulan pemberlakuan darurat
militer bagi Aceh.
"DOM (Daerah Operasi Militer)seharusnya dapat menjadi pelajaran. Cara-cara
kekerasan seperti operasi militer atau darurat militer tidak akan
menyelesaikan masalah. Justru Indonesia akan dilecehkan di dunia
internasional," kata Hasballah saat berbincang dengan detikcom, Kamis
(22/3/2001).
http://www.detik.com/peristiwa/2001/03/22/2001322-054047.shtml

Presiden Wahid Bersedia Mundur
-------------------------------------
koridor.com [21 Mar, 12:24] KH Abdurrahman Wahid mengisyaratkan, tidak
keberatan mundur dari kursi Kepresidenan, asal ada alasan konstitusional
atau jika memenuhi syarat konstitusi negara. Demikian Menteri Pertahanan
(Menhan) Mahfud MD.
Namun di sisi lain, Presiden Wahid tidak akan mundur dari jabatannya, jika
hanya berdasarkan Memorandum DPR. "Karena itu hanya dianggap kritik
belaka," tandas Menhan Mahfud, di Istana Merdeka, seusai menghadiri acara
rutin sarapan pagi, di rumah kediaman Wapres Megawati, Jalan Teuku Umar
Jakarta, Rabu (21/3).
Dalam acara rutin Reboan di rumah Megawati, hadir Panglima TNI Laksamana
Widodo AS, Kapolri Jenderal Polisi S Bimantoro, Kabakin Arie Kumaat, KSAL
Laksamana Indroko Sastro Wiryono, KSAD Jenderal TNI Endriartono Sutarto,
KSAU Marsekal Hanafi Asnan, dan Menhan Mahfud MD.
www.koridor.com/artikel.php/110147/

"Tidak Akan Ketemu sampai Kapan pun..."
--------------------------------------------
JAKARTA-Ketua MPR Amien Rais tidak bersedia berkomentar ketika ditanya
mengenai pernyataan Menhan Prof Mahfud MD yang mengatakan Gus Dur siap
mundur asal ada dasar-dasar yang konstitusional. "Saya tidak berkomentar
dulu. Saya takut kalau kasih komentar malah mengurangi kemantapan proses
DPR itu," tandasnya.
Kendati demikian dia mengatakan, mungkin maksudnya memang tidak ada pasal
atau ayat dikonstitusikan yang menyuruh presiden mundur. "Jadi, tidak akan
ketemu juga sampai kapan pun. Tapi yang dipayungi konstitusi itu adalah
Ketetapan MPR No III/78 yang sudah demikian humanisme, demikian seiya
sekata itu bahwa itu tidak kontroversi lagi," paparnya.
"Saya termasuk yang yakin, hanya itu saja jalur yang paling aman karena
tidak akan menimbulkan ekor berkepanjangan. Sebab, sudah disepakati secara
bersama-sama," kata Amien Rais.
http://www.suaramerdeka.com/harian/0103/22/nas2.htm

Sekretaris FKB: Amien Rais Arogan
----------------------------------------
Rabu, 21 Maret 2001, @17:04 WIB
Jakarta -- Sikap Ketua MPR Amien Rais yang tidak mau bertemu Presiden
Abdurrahman Wahid bersama pimpinan MPR lainnya menunjukan arogansi Amien.
"Saya sesalkan sikap Amien yang arogan seperti itu, sehingga tidak mau
berkomunikasi untuk menyelesaikan masalah politik ini," tegas Sekretaris
Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) Abdul Khalik Ahmad. Menurut Khalik Ahmad,
fitrah demokrasi itu adalah berbeda pendapat, tetapi tidak ada perbedaan
pendapat yang tidak dapat diselesaikan. Begitu pula, tidak semua persoalan
berbeda pasti ada masalah-masalah yang bisa dipersatukan."Nah, jika Pak
Amien tidak mau ketemu, maka sesungguhnya ia mengingkari fitrah demokrasi
itu," jelasnya kepada Berpolitik.Com di Jakarta hari ini.
http://www.berpolitik.com/article.pl?sid=101/03/21/174217

"Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36)
***********************************************************************
Moderator EskolNet berhak menyeleksi tulisan/artikel yang masuk.
Untuk informasi lebih lanjut, pertanyaan, saran, kritik dan sumbangan
tulisan harap menghubungi [EMAIL PROTECTED]
Bank Danamon Cab. Ambengan Plaza Surabaya,
a.n. Martin Setiabudi Acc.No. 761.000.000.772
atau
BCA Cab. Darmo Surabaya,
a.n. Martin Setiabudi Acc. No. 088.442.8838
***********************************************************************
Kirimkan E-mail ke [EMAIL PROTECTED] dengan pesan:
subscribe eskolnet-l    ATAU    unsubscribe eskolnet-l

Kirim email ke