Ikutan demo, teriak2 di jalan, gak masuk kuliah, tebar pesona di siang bolong. 
Nyang penting aqua gelas dan mie instant dah cukup lah.
Idealisme = mie instant

Tapi skarang di Gtlo banyakan aksi sosialnya deh. Kayak bagi2 bunga, selebaran 
di bundaran HI (hulondalo indah). Kalo disuruh demo di kantor gubornur di Botu 
sana, ampun dah ...Udah jauh, jalannya menanjak lagi. Kayakna dah 
diperhitungkan matang2 buat bikin kantor di sana. Termasuk antisipasi demo 
mahasiswa. Hehe. Setahu saya jga kalo gak salah, terakhir demo pake bakar ban 
itu waktu peringatan peristiwa pak medi vs mahasiswa. Tapi tertib kok, ada 
pemutaran film dokumenternya di layar tancap. Itupun dilakukan di dpan kampus.
Kalo saya sih, lebih doyan recording buat demo lagu aja..lebih adem dgn ac 
studio hehehe.

Salam

-----Original Message-----
From: Suwito <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: 2008-02-24 21:26:59 GMT+08:00
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Subject: Re: [GM2020] Oknum Sejati!

Sepakat om Irwan,,,

Kebanyakan dari Mahasiswa akan hilang rasa idealismenya ketika mereka
selesai menyelesaikan Sarjananya dan Masuk ke lingkungan yang baru.
Katakanlah Pemerintahan.
Sewaktu masih menjadi mahasiswa,,, mereka berkoar-koar menekan Pemerintah
tuk memberantas Korupsi. Tapi begitu mereka masuk ke Lingkungan Pemerintahan
tersebut... lihatlah kenyataan yang terjadi sekarang...!!! Korupsi
dimana2,,,
Siapakah pelakunya...???
Mereka itulah yang dulunya disebut sebagai MAHAsiswa...!!! yang sering
menutup jalan kalo demo, yang sering bakar ban, yang sering ... lanjutin
ajah sendiri deh...

Ini namanya POLITIK bung...!!! katanya teman saya yang sekarang masuk ke
lingkungan seperti ini...
Tapi... apakah sebejat ini yang namanya POLITIK...???

MUNAFIK... itu adalah panggilan yang cocok untuk orang seperti ini. Dan
sifat munafik seperti inilah yang disebutkan oleh Allah SWT yang nantinya
akan diletakkan di dasarnya Neraka...
Walyau'dzubillah Min Zallik.


On 2/22/08, Irwan Uno <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>     Bismillah,
>
> Mungkin julukan "Mahasiswa" memang harus diganti. Terserah mau diganti
> apa….mau "Siswa" saja, "Mikrosiswa", atau "Tukang Belajar", terserah deh.
> Masalahnya dengan julukan "Maha" di depan "Siswa", mereka yang tidak ada
> bedanya dengan orang kebanyakan itu jadi sangat besar kepala. Kelihatannya
> mereka ge-er dengan gelar "Maha" itu. Padahal yang "Maha" itu hanya satu,
> hanya Allah SWT.
>
> Saya terusik oleh berita TV pagi ini ketika sedang asyik di depan
> komputer. Sekelompok mahasiswa berdemo dan menyandera mobil dinas. Saya
> bukan membela mobil dinasnya. Saya juga bukan tidak setuju dengan demonya.
> Saya cuman terusik saja dengan tingkah ulah mereka.
>
> Bayangkan mereka menurut saya jadi lebih rampok dari para perampok. Kalo
> para perampok ternak kerjanya sembunyi-sembunyi, mereka ini kerjanya
> terang-terangan. Terang-terangan merampok kebebasan pengguna jalan. Di
> berita pagi ini, mereka bagai cowboy jalanan menyandera mobil, menutup
> jalan, membakar ban. Mereka tidak segan-segan membentak orang yang lebih
> tua. Urat lehernya nyempul lebih besar daripada otot Gatotkaca kalau mereka
> lagi berteriak. Pengguna jalan tidak bisa ngapa-ngapain!
>  Maaf, kalau mereka mengaku manusia, pengguna jalan juga manusia choy!
> Mereka juga nyari duit. Mereka butuh makan. Mereka butuh duit untuk nebus
> obat kalo lagi sakit. Mereka butuh duit untuk beli rumah biar anak mereka
> yang masih kecil-kecil punya tempat berteduh. Dan yang terpenting, mereka
> butuh duit buat bayar uang kuliah anak mereka yang mahasiswa biar bisa jadi
> orang baik-baik, bukan untuk jadi rampok seperti cowboy jalanan ini! Ngerti
> nggak seeh???!!!
>
> Begini jadinya kalau pendidikan kita kehilangan nilai dasarnya. Dulu waktu
> saya kecil, orang tua saya marah besar kalau lewat depan orang tua (pokoknya
> orang yang lebih tua) tidak nunduk-nunduk 'tabe' (jalan sambil nunduk tanda
> hormat). Jangankan membentak orang yang lebih tua, bersuara lebih keras saja
> saya sudah dicap tidak tau adat.
>
> Memangnya kalau lagi memperjuangkan kebenaran tidak perlu ada aturan? Anda
> para Mahasiswa, kalau anda muslim, coba-coba buka buku pelajaran agama anda.
> Di dalam perang saja yang jelas-jelas dihalalkan membunuh lawan, Islam tetap
> menuntut para mujahid untuk menjaga etika perang. Lawan kalau sudah tobat
> dan minta ampun wajib diampuni! Kalau anda tidak tau ini berarti anda tidak
> pernah belajar. Kalau anda tidak pernah belajar, apapula hak anda untuk
> mengajari orang tentang kebenaran? Pakai kekerasan alias pemaksaan di
> jalanan lagi?!
>
> Kalau begini terus kekhawatiran saya akan semakin akut. Mahasiswa kita kok
> semakin tidak terpelajar? Naga-naganya kampanye para politisi untuk bikin
> pendidikan gratis bakal tidak pernah kesampaian sampai akhir jaman.
> Bagaimana mau kesampaian? Mahasiswa semakin tidak terpelajar. Berati negara
> justru harus keluar uang lebih banyak lagi untuk mendidik mereka. Mendidik
> mereka entah sampai kapan.
>
> Maaf, saya bukan pesimis. Saya miris.
>
> Makanya saya mau menghimbau. Walaupun saya bukan dari departemen
> penerangan yang kerjanya biasanya memberi himbauan, apalagi mereka punya
> mobil pakai pengeras suara yang bisa didengar walaupun oleh orang yang lagi
> buang hajat di wc tersembunyi di lorong-lorong terjauh, tapi Insya Allah
> saya ikhlas beri himbauan.
>
> Saudara-saudara sebangsa dan setanah seair. Atas nama kebaikan, atas nama
> kemajuan, atas nama bangsa dan negara, marilah kita kembalikan pendidikan
> anak-anak kita kepada pendidikan sebagaimana seharusnya. Pendidikan yang
> daripada berakarkan pada rumah tangga. Di mana orang tua bertindak sebagai
> guru. Sebagaimana anak belajar daripada tauladan orang tuanya. Seperti dulu,
> waktu saya belajar mengaji. Saya dimungkinken hormat senantiasa pada guru
> mengaji saya. Kalau salah baca saya dipukul daripada kaki saya pakai kayu.
> Setelah mengaji saya ngangkat air buat guru ngaji. Akhirnya ini membuat saya
> tetap menghargai daripada guru mengaji saya….Sekian
>
> ----------
>
> Mohon maaf kalau tulisan ini tendensius. Sebenarnya tidak seperti itu.
> Saya ini bukan tipe orang rakus buang-buang nafsu amarah ke orang lain.
> Apalagi buang jenis nafsu yang lain. Mungkin ketika menulis di atas saya
> terbawa perasaan.
>
> Saya tau, dari puluhan mahasiswa yang turun ke jalan, masih lebih banyak
> yang tidak begitu. Makanya memang tulisan ini bukan generalisasi. Tulisan
> ini menunjuk pada para oknum. Kalau anda mahasiswa dan ridak berkelakuan
> begitu, maka anda pada dasarnya tidak termasuk dalam oknum itu. Tapi kalau
> anda mahasiswa, dan berkelakuan begitu, dan anda bahkan tidak merasa
> tersinggung oleh sentilan tulisan ini, *maka andalah oknum sejati itu!*
>
> Sadarlah! Sadarlah! Sadarlah!
>
>
> Cara termurah hubungi saya, gunakan skype. *Skype ID: ir1uno*
> Dengan Skype anda bisa menelepon gratis via Internet. *Skype* – Seluruh
> dunia berbicara dengan gratis
> <http://www.kqzyfj.com/email-2863123-10386659> Bagi pebisnis, silahkan
> kunjungi:www.unointernasional.com. Baca artikel lengkap saya:*
> www.irwan-uno.blogspot.com*
>
> ------------------------------
> Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! 
> Search.<http://us.rd.yahoo.com/evt=51734/*http://tools.search.yahoo.com/newsearch/category.php?category=shopping>
>
> 
>



-- 
Salam,
Suwito.
blog : http://www.suwito.web.id
ym : suwitopom

Kirim email ke