INFOTAINMENT LAKUKAN INSTROSPEKSI DIRI UNTUK PERBAIKAN TINGKAH LAKU WARTAWANNYA

 

Jakarta, 21/11 (ANTARA) - Ketua Departemen Infotainment Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Hans

Miller Banureah, mengaku bahwa kalangan infotainment sedang melakukan langkah-langkah perbaikan

bagi para wartawannya.

 

Ia menyampaikan hal tersebut dalam diskusi yang diselenggarakan Dewan Pers di Jakarta, Senin,

yang mengangkat tema "Pekerja Infotainmen dan Privasi Selebritas".

 

Para pekerja infotainment seringkali mendapat kritik mengenai gaya liputan mereka, mulai dari sisi

privasi sampai cara-cara mengorek informasi yang dianggap sangat pribadi.

 

Cara mereka memaksa narasumber bicara dengan menggebrak mobil mereka, ataupun menyodorkan

mikrofon sedemikian dekat dengan mulut narasumber juga merupakan salah satu hal yang mendapat kritik.

 

"Kami dari infotainment sekarang memang sedang berintrospeksi diri. Kami sadar bahwa menggebrak

mobil orang itu tidak benar," kata Hans Miller, yang juga merupakan Wakil Pemimpin Redaksi Cek dan Ricek RCTI.

 

Proses introspeksi disebut Hans Miller adalah dengan mengadakan pelatihan bagi para wartawan

infotainment tersebut, selain menetapkan suatu standar pengetahuan bagi para jurnalis tersebut,

misalnya dengan pembekalan butir-butir Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI).

 

Hadir juga sebagai pembicara Direktur Institute for Media and Social Studies (IMSS), Veven Sp.

Wardhana, peneliti di Lembaga Studi Pers dan Pembangunan, Ignatius Haryanto dan ketua umum Parsi,

Anwar Fuadi.

 

Mengenai liputan yang dilakukan wartawan infotainment, Haryanto menyoroti masalah adanya ranah

pribadi yang tidak seharusnya diliput, tetapi hal tersebut tetap disajikan sebagai hiburan bagi

masyarakat, misalnya gosip perceraian artis.

 

"Infotainment seringkali tidak dapat membedakan yang mana yang merupakan masalah personal dan mana

yang merupakan masalah publik," katanya.

 

Dua hal yang dianggap merupakan "kesalahan" terbesar para wartawan infotainment adalah memasukkan

opini dalam pemberitaan serta tidak adanya pemberitaan seimbang, sesuai dengan KEWI.

 

Semestinya, para pekerja infotainment yang telah mendapatkan pengakuan sebagai wartawan dari PWI

pada 9 Februari 2005, harus tunduk kepada Kode Etik Jurnalistik PWI, yang antara lain menyebutkan

bahwa wartawan Indonesia menghindarkan cara-cara penulisan yang bersifat pelanggaran kehidupan pribadi,

sensasional, immoral atau melanggar kesusilaan (Pasal 3 ayat 5 KEJ-PWI).

 

"The more you praise and celebrate your life

the more there is in life to celebrate"

 

 



=================================================================
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida & Krisna

Jangan lupa untuk selalu menyimak Ida Krisna Show di 99.1 DeltaFM
Senin - Jumat, pukul 06.00 - 10.00 WIB
SMS di 0818-333582
=================================================================




SPONSORED LINKS
Radio station advertising Satellite radio stations Cb radio base station
Weather radio station Radio station promotion Christian radio station


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke