On 14 Des, 21:24, "Riri Mairizal Chaidir" <riri.chai...@rantaunet.org>
wrote:
> Uda Epy dan Dunsanak Sadonyo.

>
> Kaduo, pemindahan pusat pemerintahan itu mungkin tidak terlalu mahal biaya
> nya, kalau hanya memperhitungkan biaya pembangunan fisik  (gedung, jalan,
> dsb). Yang mahal, dan sangat2 mahal adalah biaya psikologisnya, yang
> ujung2nya menjadi penghambat.


Bung Riri dan sanak sapalanta yang ambo hormati,

Iyo bung Riri, ambo masih takana zaman pegawai/pejabat dengan 2 dapua
tu, yang mungkin kini masih banyak ditemui.
Tapi manuruik ambo itu terutama terjadi di zaman masih sentralisasi
dulu, dima banyak pejabat dengan NIP Pusat dimutasi/dipaindahkan ka
daerah. Sebagian besar mereka masih beranggapan bahwa sooner or later
mereka akan dipindahkan pula ke tempat lain. Pindah permanen agak
berisiko jadinya.
Tapi bukankah kini desentralisasi atau pemberian otonomi sebesar-
besarnya ka daerah alah marupokan komitment bersama rakyat Indonesia
(dan dambaan masyarakat Minang sajak PRRI tahun 1957) ?
Andai iko beko alah berjalan (mungkin ambo talampau optimis atau
utopis), kalau nan jadi urusan pemerintah pusat  alah  terbatas pado
sekitar 5 bidang tertentu sajo, teorinyo tantunyo 'kota pemerintahan'
pusat ko akan manjadi lampu petromaks nan kurang pompa atau kurang
minyak : sinarnyo akan redup dan indak akan menarik laron cando
Jakarta kini dengan sagalo fasilitasnyo yang diraso serba ada.
Pembagian hasil dan tanggung jawab (termasuk pemberantasan KKN) akan
tersebar di sekian ratus Kabupaten dan Kota. Ratusan 'petromaks' baru
akan tersebar dari Sabang sampai Merauke (iko mimpinyo).
Supayo daerah-daerah indak sekadar mem 'fotocopy' hal nan buruak-
buruak dari Jakarta, memang daerah-daerah yang sadar justru
seyogianyo menghindarkan sagalo pengalaman atau praktek-praktek buruak
tersebut, antaro lain dengan merancang baliak/merevisi distribusi
aktivita yang bung Riri sabuikkan itu. Ambo setuju dengan momen pasca
gempa ko untuak bapikia ulang dalam sejumlah besar hal. Makin gadang
musibah tantunyo makin penting pulo pelajaran yang harus awak ambiak.
Setahu ambo sebagian besar kota dan Kabupaten alah memiliki master
plan pada akhir zaman Orde Baru yang lalu, yang antara lain bertolak
dari pola pembangunan Sumbar dengan beberapa subdaerah pengembangannyo
yang cukup terintegrasi. Mungkin iko dinilai alah 'out-of-date'. Tapi
nan jaleh sabananyo kan awak indak paralu mamulai dari nol bana lai.
Kalau carito anatomi korupsi urang Indonesia dibandiangkan jo Mesir,
Tiongkok dan lain-lain tu, ambo indak punyo ilmu tentang hal itu.
Alangkah baiknya kalau bung Riri bisa membukanyo ala kadarnyo di
Palanta ko untuak pencerahan bagi yang berminat.
Kalau menyangkut mengatur 'kelakuan' urang Indonesia, ambo cukuik
optimis kalau mancaliak patuhnyo urang ka peraturan salamo ado raso
malu dan ketegasan dari pimpinan setempat. Kasus tertibnya lalu lintas
pada fase awal operasional jalan tol Jagorawi dan Padalarang Cileunyi,
bersihnya kota Padang tahun 1980an yang lalu, penertiban 'WC
terpanjang" di dunia oleh Anas Malik, tertibnya Jakarta di zaman Ali
Sadikin, tertib antrinya orang Indonesia jika berada di negeri orang,
mulai tertibnya para 'ahli hisap' di kawasan bebas rokok tertentu,
kalau dulu polisi susah menertibkan pengguna motor untuk memakai helm
menjadi sekarang hanya orang bodoh yang tidak pakai helm, idem sabuk
pengaman, dll, dll.
Baa kalau nagari awak bisa mamulai sagalo hal dan terpuji ko, dengan
langkah awal mulai secara serius memilih Pemimpin mulai dari proses
pemilihan balon, evaluasi ketat atas visi, missi, dan programnya (yang
khas, kreatif dan innovatif) sampai pengawasan atas kinerja mereka.
Dan sekali lagi, bagi yang hanya memimpikan jabatan dan kekuasaan tapi
sebenarnya tidak punya sesuatu yang bisa diandalkan untuk memajukan
Sumbar, tolong deh...tahu diri.....kami tidak butuh anda.....

Maaf dan wassalam,

Epy Buchari
L-66, Ciputat Timur.
http://kadaikopi.carpediem123.com

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke