BENANG KUSUT

Oleh : Dr. H. K. Suheimi



 Semua manusia mengharapkan hidup ini indah, bahagia, tentram dan damai. Namun 
tak semua memperolehnya, ada saja hal-hal yang membikin ruwet. Banyak yang 
mengalami kemelut dan benang kusut, bisa-bisa kemelut itu bersumber dari 
keluarga dan rumah tangganya, bisa juga berasal dari lingkungan dan 
tetangganya, dapat juga berasal dari tempat dia bekerja. Tapi tidak jarang 
kemelut dan benang kusut itu berasal dan diciptakannya sendiri. Benang kusut 
yang dibikinnya sendiri inilah yang lebih ruwet menyelesaikannya. Orang berkata 
kusut benang cari kepangkalnya, namun dia tak pernah menemuka pangkal benang 
itu, dia berputar-putar,semakin diselesaikannya, benang itu justru semakin 
kusut masai.
 Suatu hari saya pernah menyaksikan seekor serangga terperangkap oleh sarang 
laba-laba. Semula hanya satu saja benang laba-laba yang menempel dibadannya, 
dia berusaha melepaskan dirinya dengan menggerakan tangan, lalu tangan itupun 
terjerat. Kemudian dia berusaha melepaskan tangan yang terjerat itu dengan 
menggerakan tangan yang lain, tangan yang lain itupun terikat. Digerakannya 
kaki, kaki itupun terperangkap. Setiap dia bergerak semakin jauh dia 
terperangkap, semakin tak bisa dia melepaskan diri. Ternyata benang laba-laba 
yang halus itu, kuat sekali mengikat dirinya. Semakin dia terikat semakin dia 
cemas, sehingga serangga itu melakukan gerakan-gerakan yang tak perlu dan tak 
berguna.
 Disaat serangga itu sudah tak berdaya dan tak bergerak lagi, datanglah 
laba-laba menghampiri mangsanya, dan waktu laba-laba itu akan menerkam 
mangsanya, pada waktu itulah saya mengulurkan sepotong lidi membebaskan 
serangga itu dari perangkap laba-laba. Dengan lidi saya putus benang-benang 
yang mengikat laba-laba itu, sehingga akhirnya serangga itu bebas dari benang 
kusut, dia terlepas dari cengkraman maut.
 Apa kata serangga sewaktu dia terlepas dari cengkraman maut? ”untung ada lidi 
katanya, lidi yang membebaskan saya dari cengkraman maut”. Serangga tidak salah 
berkata demikian, karena memang jangkauan pandangan matanya terbatas seujung 
lidi saja, maka dia yakin sekali bahwa yang menolongnya itu hanya sepotong lidi 
yang bergrak-gerak. Pandangannya tidak sampai kepada tangan yang menggerakan 
lidi it, apalagi kepada orang yang menggerakan lidi, apalagi, apalagi......... 
yang lebih tinggi dan lebih jauh.
 Dalam hidup sering kita menciptakan benang kusut dalam diri sendiri, dan 
sering kita tidak menampak jalan keluar untuk menyelesaikan kemelut dan 
kekusutan itu. Kadang-kadang kita perlu bertanya kepada orang lain yang dapat 
melihat pangkal benang dan dapat membantu menyelesaikannya. Memang kata orang 
tidak ada kusut yang tidak terurai dan tak ada kemelut yang tidak selesai. 
Untuk semua itu perlu saluran untuk menyelesaikannya. Benang yang kusut perlu 
disalurkan agar bisa selesai. Salah satu unuk menyalurkan kekusutan itu adalah, 
mencari teman yang dapat dipercaya yang bisa mencurahkan segala perasaan dan 
persoalan, teman yang bisa mendengar dengan baik. Kalau kekusutan dan kemelut 
sudah tersalur, maka yang tinggal hanya sisa-sisa saja yang insya Allah dapat 
diselesaikan.
 Jika seseorang berhasil keluar dari benang kusut, janganlah mengira bahwa 
kekusutan itu, dia sendiri yang menyelesaikan, ternyata banyak lidi-lidi yang 
ikit membantu menyelesaikan, tapi jangan dilupakan bahwa yang menyelesaikan 
benang kusut itu dengan tuntas, ada di atas sana. Kepada-Nya lah kita ucapkan 
terima kasih dan kepada-Nya lah kita bersyukur, karena Dia telah membukakan 
jalan dan menolong hamba-Nya.
 Bagi orang yang sedang ditimpa kekusutan, kemelut dan tidak menapak jalan, 
sehingga dia letih dan lelah. Melalui tulisan ini ingin kita memanggi. Wahai 
orang-orang yang letih, wahai orang-orang yang lelah, kembalilah keoada-Nya, 
akan dibukakan-Nya rahasia besar dan terlindung yang selama ini engkau tidak 
ketahui, sekali-kali Dia tak akan mengecewakanmu.
 Seperti firman suci-Nya dalam surat Az Zumar ayat 8 ”Dan apabila manusia itu 
ditimpa kemudharatan, dia memohon pertolongan kepada Tuhannya dengan kembali 
kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan ni’mat-Nya kepadanya lupalah akan 
kemudharatan yang pernah dia berdo’a kepada Allah untuk menghilangkannya 
sebelum itu”.
 Maka selalu disuruh kita hanya menyembah pada Allah semata, dan hanya pada 
Allah saja tempat kita minta pertolongan, seperti firman-Nya dalam surat 
Al-Faatihah ayat 5 :”Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada 
Engkaulah kami mohon pertolongan”.         




-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke