Mungkin orang yang bisa di Bilang Jujur Saat ini
adalah Golongan Rakyat Miskin kenapa ? mungkin teman2
sudah tahu jawabannya.
  Belum Tentu Bos.....karena banyak juga mereka suka bohong malah hemoyitohu 
BISKEDO.... 
  

Taufik Polapa <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Di Indonesia Dari Sabang Sampai Merauke.... Sulit
mencari Orang Jujur ..... Kalopun ketemu ama orang
Jujur Pasti, orangnya biasa2, sederhana dan tidak
Kaya.

Rakyat Butuh Makan, Butuh Duit
Mahasiswa Butuh Duit juga
Pejabat dan Karyawan pun Butuh Duit.

Jika Ingin menjadi Orang Yang bersih dari Praktik KKN,
janganlan menjadi Karyawan,Pejabat,Masuk dalam
Organisasi karena Semuanya sudah terkena Virus KKN dan
mau tidak mau harus Menerimanya.

Jika ada orang yang mengatakan Dia Orang Jujur tapi
dia telah memiliki Rumah besar, Mobil Banyak, Punya
Deposito tersembunyi, Bohong Besar kalo orang tersebut
tidak masuk dalam VIRUS KKN.

Mungkin orang yang bisa di Bilang Jujur Saat ini
adalah Golongan Rakyat Miskin kenapa ? mungkin teman2
sudah tahu jawabannya.

Selama Pemimpin RI belum bisa memimpin Indonesia
secara Tegas dalam memberantas KKN maka Dari Rakyat
sampai ke Pejabatpun akan tetap masuk dalam VIRUS KKN.

Kecuali INDONESIA = CINA = IRAN maka Indonesia akan
berkurang KKN nya.

Sekarang ini Hukum di Indonesia sangat Lemah sekali
terhadap Korupsi, Lihat saja orang Melakukan Korupsi
di atas 1 M Hukumannya hanya 6 thn, sehingga membuka
Peluang para Pejabat dan Manager utk Melakukan
Korupsi.

Semoga Generasi Muda yang ada di Gm2020 ini jika telah
menjadi Pemimpin di Gorontalo Jauh dari Virus KKN.


Wassalam


Taufik Polapa





--- [EMAIL PROTECTED] wrote:

> Ikutan demo, teriak2 di jalan, gak masuk kuliah,
> tebar pesona di siang bolong. Nyang penting aqua
> gelas dan mie instant dah cukup lah.
> Idealisme = mie instant
> 
> Tapi skarang di Gtlo banyakan aksi sosialnya deh.
> Kayak bagi2 bunga, selebaran di bundaran HI
> (hulondalo indah). Kalo disuruh demo di kantor
> gubornur di Botu sana, ampun dah ...Udah jauh,
> jalannya menanjak lagi. Kayakna dah diperhitungkan
> matang2 buat bikin kantor di sana. Termasuk
> antisipasi demo mahasiswa. Hehe. Setahu saya jga
> kalo gak salah, terakhir demo pake bakar ban itu
> waktu peringatan peristiwa pak medi vs mahasiswa.
> Tapi tertib kok, ada pemutaran film dokumenternya di
> layar tancap. Itupun dilakukan di dpan kampus.
> Kalo saya sih, lebih doyan recording buat demo lagu
> aja..lebih adem dgn ac studio hehehe.
> 
> Salam
> 
> -----Original Message-----
> From: Suwito 
> Sent: 2008-02-24 21:26:59 GMT+08:00
> To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
> Subject: Re: [GM2020] Oknum Sejati!
> 
> Sepakat om Irwan,,,
> 
> Kebanyakan dari Mahasiswa akan hilang rasa
> idealismenya ketika mereka
> selesai menyelesaikan Sarjananya dan Masuk ke
> lingkungan yang baru.
> Katakanlah Pemerintahan.
> Sewaktu masih menjadi mahasiswa,,, mereka
> berkoar-koar menekan Pemerintah
> tuk memberantas Korupsi. Tapi begitu mereka masuk ke
> Lingkungan Pemerintahan
> tersebut... lihatlah kenyataan yang terjadi
> sekarang...!!! Korupsi
> dimana2,,,
> Siapakah pelakunya...???
> Mereka itulah yang dulunya disebut sebagai
> MAHAsiswa...!!! yang sering
> menutup jalan kalo demo, yang sering bakar ban, yang
> sering ... lanjutin
> ajah sendiri deh...
> 
> Ini namanya POLITIK bung...!!! katanya teman saya
> yang sekarang masuk ke
> lingkungan seperti ini...
> Tapi... apakah sebejat ini yang namanya
> POLITIK...???
> 
> MUNAFIK... itu adalah panggilan yang cocok untuk
> orang seperti ini. Dan
> sifat munafik seperti inilah yang disebutkan oleh
> Allah SWT yang nantinya
> akan diletakkan di dasarnya Neraka...
> Walyau'dzubillah Min Zallik.
> 
> 
> On 2/22/08, Irwan Uno wrote:
> >
> > Bismillah,
> >
> > Mungkin julukan "Mahasiswa" memang harus diganti.
> Terserah mau diganti
> > apa….mau "Siswa" saja, "Mikrosiswa", atau
> "Tukang Belajar", terserah deh.
> > Masalahnya dengan julukan "Maha" di depan "Siswa",
> mereka yang tidak ada
> > bedanya dengan orang kebanyakan itu jadi sangat
> besar kepala. Kelihatannya
> > mereka ge-er dengan gelar "Maha" itu. Padahal yang
> "Maha" itu hanya satu,
> > hanya Allah SWT.
> >
> > Saya terusik oleh berita TV pagi ini ketika sedang
> asyik di depan
> > komputer. Sekelompok mahasiswa berdemo dan
> menyandera mobil dinas. Saya
> > bukan membela mobil dinasnya. Saya juga bukan
> tidak setuju dengan demonya.
> > Saya cuman terusik saja dengan tingkah ulah
> mereka.
> >
> > Bayangkan mereka menurut saya jadi lebih rampok
> dari para perampok. Kalo
> > para perampok ternak kerjanya sembunyi-sembunyi,
> mereka ini kerjanya
> > terang-terangan. Terang-terangan merampok
> kebebasan pengguna jalan. Di
> > berita pagi ini, mereka bagai cowboy jalanan
> menyandera mobil, menutup
> > jalan, membakar ban. Mereka tidak segan-segan
> membentak orang yang lebih
> > tua. Urat lehernya nyempul lebih besar daripada
> otot Gatotkaca kalau mereka
> > lagi berteriak. Pengguna jalan tidak bisa
> ngapa-ngapain!
> > Maaf, kalau mereka mengaku manusia, pengguna
> jalan juga manusia choy!
> > Mereka juga nyari duit. Mereka butuh makan. Mereka
> butuh duit untuk nebus
> > obat kalo lagi sakit. Mereka butuh duit untuk beli
> rumah biar anak mereka
> > yang masih kecil-kecil punya tempat berteduh. Dan
> yang terpenting, mereka
> > butuh duit buat bayar uang kuliah anak mereka yang
> mahasiswa biar bisa jadi
> > orang baik-baik, bukan untuk jadi rampok seperti
> cowboy jalanan ini! Ngerti
> > nggak seeh???!!!
> >
> > Begini jadinya kalau pendidikan kita kehilangan
> nilai dasarnya. Dulu waktu
> > saya kecil, orang tua saya marah besar kalau lewat
> depan orang tua (pokoknya
> > orang yang lebih tua) tidak nunduk-nunduk 'tabe'
> (jalan sambil nunduk tanda
> > hormat). Jangankan membentak orang yang lebih tua,
> bersuara lebih keras saja
> > saya sudah dicap tidak tau adat.
> >
> > Memangnya kalau lagi memperjuangkan kebenaran
> tidak perlu ada aturan? Anda
> > para Mahasiswa, kalau anda muslim, coba-coba buka
> buku pelajaran agama anda.
> > Di dalam perang saja yang jelas-jelas dihalalkan
> membunuh lawan, Islam tetap
> > menuntut para mujahid untuk menjaga etika perang.
> Lawan kalau sudah tobat
> > dan minta ampun wajib diampuni! Kalau anda tidak
> tau ini berarti anda tidak
> > pernah belajar. Kalau anda tidak pernah belajar,
> apapula hak anda untuk
> > mengajari orang tentang kebenaran? Pakai kekerasan
> alias pemaksaan di
> > jalanan lagi?!
> >
> > Kalau begini terus kekhawatiran saya akan semakin
> akut. Mahasiswa kita kok
> > semakin tidak terpelajar? Naga-naganya kampanye
> para politisi untuk bikin
> > pendidikan gratis bakal tidak pernah kesampaian
> sampai akhir jaman.
> > Bagaimana mau kesampaian? Mahasiswa semakin tidak
> terpelajar. Berati negara
> > justru harus keluar uang lebih banyak lagi untuk
> mendidik mereka. Mendidik
> > mereka entah sampai kapan.
> >
> > Maaf, saya bukan pesimis. Saya miris.
> >
> > Makanya saya mau menghimbau. Walaupun saya bukan
> dari departemen
> > penerangan yang kerjanya biasanya memberi
> himbauan, apalagi mereka punya
> > mobil pakai pengeras suara yang bisa didengar
> walaupun oleh orang yang lagi
> > buang hajat di wc tersembunyi di lorong-lorong
> terjauh, tapi Insya Allah
> > saya ikhlas beri himbauan.
> >
> > Saudara-saudara sebangsa dan setanah seair. Atas
> nama kebaikan, atas nama
> > kemajuan, atas nama bangsa dan negara, marilah
> kita kembalikan pendidikan
> > anak-anak kita kepada pendidikan sebagaimana
> seharusnya. Pendidikan yang
> > daripada berakarkan pada rumah tangga. Di mana
> orang tua bertindak sebagai
> > guru. Sebagaimana anak belajar daripada tauladan
> orang tuanya. Seperti dulu,
> > waktu saya belajar mengaji. Saya dimungkinken
> hormat senantiasa pada guru
> > mengaji saya. Kalau salah baca saya dipukul
> daripada kaki saya pakai kayu.
> > Setelah mengaji saya ngangkat air buat guru ngaji.
> Akhirnya ini membuat saya
> > tetap menghargai daripada guru mengaji
> saya….Sekian
> >
> > ----------
> >
> > Mohon maaf kalau tulisan ini tendensius.
> Sebenarnya tidak seperti itu.
> > Saya ini bukan tipe orang rakus buang-buang nafsu
> amarah ke orang lain.
> > Apalagi buang jenis nafsu yang lain. Mungkin
> ketika menulis di atas saya
> > terbawa perasaan.
> >
> > Saya tau, dari puluhan mahasiswa yang turun ke
> jalan, masih lebih banyak
> > yang tidak begitu. Makanya memang tulisan ini
> bukan generalisasi. Tulisan
> > ini menunjuk pada para oknum. Kalau anda mahasiswa
> dan ridak berkelakuan
> > begitu, maka anda pada dasarnya tidak termasuk
> dalam 
=== message truncated ===



____________________________________________________________________________________
Never miss a thing. Make Yahoo your home page. 
http://www.yahoo.com/r/hs


Majulah Gorontalo kita! 
Yahoo! Groups Links





       
---------------------------------
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! 
Answers

Kirim email ke