Note: forwarded message attached.


Too much spam in your inbox? Yahoo! Mail gives you the best spam protection for FREE! Get Yahoo! Mail

SPONSORED LINKS
Organizational culture


YAHOO! GROUPS LINKS




--- Begin Message ---


Note: forwarded message attached.


Yahoo! Mail for Mobile
Take Yahoo! Mail with you! Check email on your mobile phone.
--- Begin Message ---
Miles Films meluncurkan film terbarunya berjudul “GIE”. Film yang diangkat dari kisah nyata kehidupan Soe Hok Gie, aktivis angkatan ’66 ini merupakan film paling besar yang pernah dibuat oleh generasi baru perfilman Indonesia. Setelah melalui masa pembuatan yang sangat panjang, mencapai 3½ tahun, film ini akhirnya akan beredar serentak di 30 bioskop do 10 kota besar di Indonesia mulai tanggal 14 Juli 2005.



Proses syuting GIE yang berdurasi 147 menit ini memakan waktu total 4 bulan dan rampung pada Agustus 2004 lalu dengan mengambil lokasi di Jakarta, Semarang, Jogjakarta, kaki gunung Merapi, puncak Pangrango dan lembah Mandalawangi. Proses mixing-nya sendiri dilakukan di Bangkok, Thailand. Film yang menghabiskan biaya produksi sebesar Rp. 7 miliar ini melibatkan lebih dari 2500 orang pemain, extras dan crew.



GIE dibintangi antara lain oleh Nicholas Saputra (sebagai Soe Hok Gie), Sita Nursanti, Lukman Sardi, Indra Birowo,  Thomas Nawilis dan Wulan Guritno, disutradarai oleh Riri Riza dibantu sejumlah nama yang tidak asing lagi di dunia film, antara lain: Yudi Datau (DoP), Iri Supit (Art Director), Thoersi Argeswara (Music Director) dan Sastha Sunu (Editor). Selain wajah-wajah lama, film GIE juga diramaikan oleh kemunculan muka-muka baru seperti Jonathan Mulia (sebagai Soe Hok Gie remaja), Cristian Audy dan Donny Alamsyah.



Dengan setting tahun 60-an, GIE berlatar belakang kehidupan sosial politik. Berkisah tentang sepak terjang Soe Hok Gie, aktivis mahasiswa UI berdarah Tionghoa yanhg sangat peduli terhadap issue-issue sosial dan politik. Banyak pemikiran–pemikiran mengenai ketidakadilan, penyelewengan kekuasaan dan seputarnya lahir dari sosok sederhana ini.


“Film GIE adalah sebuah film yang berfokus pada seorang karakter yang pernah hidup di sebuah masa yang bisa dibilang paling penting dalam sejarah modern Indonesia dan ia mencatat pergolakan pikiran, perasaan, dan situasi-situasi yang terjadi di sekelilingnya melalui sebuah catatan harian,” jelas Riri.
Proses perjalanan GIE sampai akhirnya diluncurkan memang panjang. Menurut Mira Lesmana, produser GIE, dalam mengerjakan proyek sebesar GIE memang tidak bisa dilakukan terburu-buru. “Karena itu kami harus benar-benar intensif melakukan persiapan, mulai dari segi artistik, peralatan sampai para pemain,” katanya. “Belum lagi proses syutingnya yang tidak mudah, benar-benar berat medannya,” tambah Mira.



Setelah melalui perjalanan yang demikian panjang, Mira berharap, generasi muda yg menonton film ini melihat betapa pentingnya memiliki sikap dan kejujuran seperti Gie. “Setiap manusia punya hati nurani yang kadang-kadang dengan segala permasalahan hidup, ia tidak bicara lagi pada kita. Sosok Gie ibarat lonceng yang mengingatkan kita saat terjadi sesuatu yang salah. Lebih jauh lagi, ada elemen-elemen kemanusiaan yg mungkin kita lupakan dan ini bisa kita temukan dalam film GIE,” urai Mira.



Untuk memerankan sosok Gie terpilihlah aktor muda berbakat, Nicholas Saputra. Nicholas sempat bertanya-tanya sendiri kenapa ia yang terpilih dari sekian banyak kandidat lain. “Saya bukan keturunan Cina dan secara fisik berbeda. Tapi kemudian Mas Riri dan Mbak Mira menjelaskan panjang lebar dan akhirnya saya ngerti dan yakin untuk menjalaninya,” katanya.



Riri menjelaskan, terpilihnya Nicholas sebagai Soe Hok Gie merupakan pilihan terbaik yang mereka dapatkan. “Setelah melalui serangkaian proses casting, He is the best that we have. Ketika kami melakukan tes, audisi dan semacam simulasi, terlihat jelas kalau Nicholas sangat menonjol dan paling mendekati karakter Soe Hok Gie dibandingkan kandidat yang lain. Sebagai seorang pribadi, dia juga memiliki kegelisahan yang sama dan bisa saya rasakan jelas. Hal ini tentunya sangat membantu untuk masuk ke dalam karakter Gie,” jelas Riri. 



Mira pun sependapat dengan Riri. “Mungkin akan ada pro dan kontra, tapi itu hal biasa. Nicholas memang excellent. Jadi kalau sampai Nicholas yang terpilih untuk peran ini, bukan salah dia. Tidak bisa dipungkiri, he’s definitely the one!” seru Mira.



Nicholas sendiri berharap film GIE bisa memberikan nafas baru bagi penonton Indonesia, khususnya remaja dan mahasiswa. “Mereka seharusnya punya sikap politik yang jelas atas berbagai kesadaran dan pengetahuan. Jadi saya rasa film ini memberikan suatu contoh atau paling tidak bisa menjadi inspirasi dalam menyikapi peristiwa-peristiwa politik yang terjadi,” tutur mahasiswa Teknik Arsitektur, Universitas Indonesia ini.



Dalam rangka peluncuran film ini, LP3ES telah menerbitkan kembali buku harian Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran, yang telah sepuluh tahun menghilang dari pasaran. Sementara album soundtrack film (OST) ini diproduksi dan didistribusikan oleh SonyBMG, dengan lagu tema berjudul Gie yang diciptakan oleh Eross Chandra. Album OST ini akan segera beredar dengan menampilkan lagu-lagu yang khusus diciptakan untuk film ini maupun lagu-lagu yang memang terkenal di tahun ‘60an. Salah satunya adalah lagu kegemaran Soe Hok Gie yang berjudul Donna Donna (Joan Baez) yang dinyanyikan kembali oleh Sita RSD.









Contacts:


Miles Films
Jl.P.Antasari 17, Jakarta Selatan

Ph.021-7500739  F. 021-75817755

Cell: 0888 1748 591

Email: [EMAIL PROTECTED]

Contact person: Mandy  Marahimin (Publication Coordinator)

                          Deddy Machdan     (Staff Publicist)

                          Erfianti Y Putri        (Staff Publicist)




OST. GIE



“Aku mencari jalan atas semua keresahan-keresahan ini

Kegelisahan manusia…  Retaklah… malam yang dingin.”

–  Gie (Eross)





Cuplikan dari lirik lagu berjudul Gie yang ditulis Eross bercerita tentang sosok Gie, seorang aktivis angkatan ’60 yang semangat juangnya selalu menjadi sumber inspirasi. “Aku dapat inspirasi liriknya setelah baca skrip yang disodorkan oleh Mbak Mira. Tapi sebelumnya aku juga sudah kenal sosok Gie ini lewat buku-buku yang menuliskan perjalanan hidupnya,” tutur Eross.



Lagu berjudul Gie tersebut dinyanyikan oleh Okta, seniman yang sudah lama bermukim di kota Yogya. Buat Okta yang pernah berduet dengan Lea, membawakan lagu karya Eross adalah suatu kehormatan apalagi lagu yang dinyanyikan ini merupakan soundtrack dari sebuah film yang diangkat dari kisah nyata. Tak hanya di lagu Gie, Okta juga mengisi vokal pada lagu Cahaya Bulan yang juga besutan Eross.



GIE adalah film layar lebar yang diangkat dari kisah nyata Soe Hok Gie, mahasiswa yang kritis terhadap kebijaksanaan pemerintah di tahun 60-an. Tak lengkap rasanya bila menonton filmnya tanpa menikmati lagu-lagu yang ikut tersaji didalamnya. Beberapa tembang lawas di hadirkan dalam suasana segar disini. Tak asal comot, karena lagu-lagu disini merupakan lagu yang lagi ngetop pada tahun ‘60an. Sebut saja karya penting Bob Dylan Like A Rolling Stone yang di cover oleh Speaker 1st dengan menggaet vokalis sangar Andy /rif. Lalu ada tembang favorit Gie berjudul Donna Donna milik Joan Baez yang dibawakan kembali lewat tarik suara Sita RSD.



Dari dalam negeri pun turut hadir sederet tembang lagendaris yaitu Dimana Dia dibawakan oleh Tetty Kadi, Terombang Penantian oleh Titiek Puspa dan Badai Selatan oleh Agus Wisman. Melalui tangan dingin Andi Rianto ketiga lagu itu digarap menjadi bernuansa modern tanpa meninggalkan ruh aslinya.



Selain Gie ada 2 buah lagu baru. Mr. Ego besutan Speaker 1st dan Cahaya Bulan besutan Eross. Keduanya merupakan karya dari para anak muda yang mengenal sosok Gie lewat tulisan-tulisan otobiografi maupun buah pikir Gie yang telah dibukukan dan ini membuktikan bahwa semangat juang Gie masih terus lestari hingga saat ini.



Di album ini jangan lewatkan juga penampilan Nicholas Saputra membawakan sebuah puisi Gie. Dengan berlatar dentingan ballad Cahaya Bulan tanpa nyanyian, telah berhasil menerjemahkan cita-cita Gie yang tersirat lewat puisinya dalam nuansa romantisme seorang aktivis.







Tracklist OST. GIE

1.       CAHAYA BULAN / Eross SO7 & Okta

2.       GIE / Eross SO7 & Okta

3.       LIKE A ROLLING STONE / SPEAKER 1ST  feat Andy RIF,

4.       DONNA DONNA / Sita RSD/ Arr. Tohpati

5.       MR EGO / SPEAKER 1ST

6.       BADAI SELATAN / Agus Wisman / Andi R

7.       TEROMBANG DI PENANTIAN / Titiek Puspa / Arr. Andi R

8.       NURLELA / Deny Wong 7/ Bing Slamet / Arr. Irwan S

9.       DI MANA DIA / Tetty Kadi / Arr. Andi R

10.  PUISI  (CAHAYA BULAN) / Nicholas Saputra






















FOR MORE INFORMATION:

SUNDARI #:  (021) 3901268 FAX: (021) 31925 739

E-Mail: [EMAIL PROTECTED] / www.sonymusic.co.id / www.sonybmg.co.id






Widi Asmoro
Promotion Staff: Print Media & Website

SONY BMG MUSIC ENTERTAINMENT INDONESIA
Telp. +6221-390-12-68
Fax. +6221-3192-57-39
website. www.sonymusic.co.id
http://widiasmoro.blogs.friendster.com























           
---------------------------------
Sell on Yahoo! Auctions  - No fees. Bid on great items.

[Non-text portions of this message have been removed]



Untuk baca archieve lihat di
http://groups.yahoo.com/group/jazzytunes
Official homepage:
http://www.geocities.com/jsjxyz/aor




SPONSORED LINKS
Jakarta indonesia Music Music online
Music school

--- End Message ---

--- End Message ---

Kirim email ke