Berkali kali argumen yang diajukan adalah berfokus pada konsumsi lokal... dengan mengandalkan barang impor yang murah. Kalau penduduk kita gak ada kerjaan... mau beli pake apa pak?
Kalau mata uang menguat tanpa ada peningkatan produksi lokal (ekspor), berarti ini karena ada banyuak pinjaman luar negeri yuang masuk. Ini pinjaman nantinya musti di bayar. Kalau gak bisa bayar, ntar kejadian macam tahun 1998 lagi. Asian financial crisis. Atau sama juga Greek Crisis 2010. Mereka punya uang euro kuat tapi kemampuan produksi dalam negerinya lemah. Akibatnya begitu pinjaman jatuh tempo mau dibayar langsung ekonomi berantakan. Banyak yang jadi pengangguran mendadak karena bisnis-bisnis yang berfokus impor tiba-tiba harus tutup. --- On Wed, 11/8/10, Rachmad M <rachm...@yahoo.com> wrote: From: Rachmad M <rachm...@yahoo.com> Subject: Re: [Keuangan] Menkeu Nilai Penguatan Rupiah Justru Merugikan To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Received: Wednesday, 11 August, 2010, 6:32 PM Lha kok gak kerasa kalau hampir semua tarikan nafas kita berbau import :-D Kalau rupiah melemah, harga kedelai naik konskwensinya tahu/tempe anda beli di pasar ukurannya mengecil. Harga BBM non subsidi akan bergerak dengan sendirinya. Subsidi BBM Premium akan membengkak dengan sendirinya. Dan pemerintah segera membuat kebijakan kenaikan harga BBM. Akan diikuti kenaikan harga lainnya. Terus dimana tidak terpengaruhnya daya beli masyarakat ? Lagi pula penguatan itu hanya menguntungkan Pengusaha, bukan karyawan berpenghasilan tetap meski dia karyawan eksportir itu sekalipun :-( Salam RM --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Bali da Dave <dfa...@...> wrote: > > Pelemahan mata uang = pelemahan daya beli, [Non-text portions of this message have been removed]