Dear all,

Salam kenal semua.....
Intermezo sebentar ya, untuk mengingatkan betapa kita harus selalu
mengasihi orang tua kita sepanjang waktu.
Dan juga mengasihi anak anak kita dan memberinya kasih sayang, agar mereka
dapat memberikan kasih sayang mereka untuk kita , selamanya sampai saat
kita tua nanti. Amin.

Have a nice week end.......

Arini / Mamanya Aldi

= = = = = = = = = = = = = = =

Suatu hari seorang teman saya pergi ke rumah orang jompo atau  lebih
terkenal dengan sebutan panti werdha bersama dengan teman-temannya.
kebiasaan ini mereka lakukan untuk lebih banyak mengenal bahwa akan  lebih
membahagiakan kalau kita bisa berbagi pada orang-orang yang  kesepian dalam
hidupnya.Ketika teman saya sedang berbicara dengan beberapa ibu-ibu tua,
tiba-tiba mata teman saya tertumpu pada seorang opa tua yang duduk
menyendiri sambil menatap kedepan dengan tatapan kosong. Lalu sang teman
mencoba mendekati opa itu dan mencoba mengajaknya berbicara.

Perlahan tapi pasti sang opa akhirnya mau mengobrol dengannya sampai
akhirnya si opa  menceritakan tentang kisah hidupnya. Si opa memulai cerita
tentang hidupnya sambil menghela napas panjang. Sejak masa muda saya
menghabiskan waktu saya untuk terus mencari usaha yang baik untuk keluarga
saya, khususnya untuk anak-anak yang sangat saya cintai. Sampai akhirnya
saya mencapai puncaknya dimana kami bisa tinggal dirumah yang sangat besar
dengan segala fasilitas yang sangat bagus.Demikian pula dengan anak-anak
saya, mereka semua berhasil sekolah sampai keluar negeri dengan biaya yang
tidak pernah saya batasi. Akhirnya mereka semua berhasil dalam sekolah juga
dalam usahanya dan juga dalam berkeluarga. Tibalah dimana kami sebagai
orangtua merasa sudah saatnya pensiun dan menuai hasil panen kami.

Tiba-tiba istri tercinta saya yang selalu setia menemani saya dari sejak
saya memulai kehidupan ini meninggal dunia karena sakit yang sangat
mendadak. Lalu sejak kematian istri saya tinggallah saya hanya dengan para
pembantu kami karena anak-anak kami semua tidak ada yg mau menemani saya
karena mereka sudah mempunyai rumah yang juga besar. Hidup saya rasanya
hilang, tiada lagi orang yang mau menemani saya setiap saat saya
memerlukannya. Tidak sebulan sekali anak-anak mau menjenguk saya ataupun
memberi kabar melalui  telepon.

Lalu tiba-tiba anak sulung saya datang dan mengatakan kalau dia akan
menjual rumah karena selain tidak effisien juga toh saya dapat ikut tinggal
dengannya. Dengan hati yang berbunga saya menyetujuinya karena  toh saya
juga tidak memerlukan rumah besar lagi tapi tanpa ada orang-orang yang saya
kasihi di dalamnya. Setelah itu saya ikut dengan anak saya yang sulung.
Tapi apa yang saya dapatkan? setiap hari mereka sibuk sendiri-sendiri dan
kalaupun mereka ada dirumah tak pernah sekalipun mereka mau menyapa saya.
Semua keperluan saya pembantu yang memberi.Untunglah saya selalu hidup
teratur dari muda maka meskipun sudah tua saya tidak pernah sakit2an.

Lalu saya tinggal dirumah anak saya yang lain.Saya berharap kalau saya akan
mendapatkan sukacita didalamnya, tapi rupanya tidak. Yang lebih menyakitkan
semua alat-alat untuk saya pakai mereka ganti, mereka menyediakan semua
peralatan dari kayu dengan alasan untuk keselamatan saya tapi sebetulnya
mereka sayang dan takut kalau saya memecahkan alat-alat mereka yang
mahal-mahal itu. Setiap hari saya makan dan minum dari alat-alat kayu atau
plastik yang sama dengan yang mereka sediakan untuk para pembantu dan
anjing mereka. Setiap hari saya makan dan minum sambil mengucurkan airmata
dan bertanya dimanakah hati nurani mereka?

Akhirnya saya tinggal dengan anak saya yang terkecil, anak yang dulu sangat
saya kasihi melebihi yang lain karena dia dulu adalah seorang anak yang
sangat memberikan kesukacitaan pada kami semua. Tapi apa yang saya
dapatkan? setelah beberapa lama saya tinggal disana akhirnya anak saya dan
istrinya mendatangi saya lalu  mengatakan bahwa mereka akan mengirim saya
untuk tinggal di panti jompo dengan alasan supaya saya punya teman untuk
berkumpul dan juga mereka berjanji akan selalu mengunjungi saya. Sekarang
sudah 2 tahun saya disini tapi tidak sekalipun dari mereka yang datang
untuk mengunjungi saya apalagi membawakan makanan kesukaan saya.

Hilanglah semua harapan saya tentang anak-anak yang saya besarkan dengan
segala kasih sayang dan kucuran keringat. Saya  bertanya-tanya mengapa
kehidupan hari tua saya demikian menyedihkan padahal saya bukanlah orangtua
yang menyusahkan, semua harta saya mereka ambil. Saya hanya minta sedikit
perhatian dari mereka tapi mereka
sibuk dengan diri sendiri. Kadang saya menyesali diri mengapa saya bisa
mendapatkan anak-anak yang demikian buruk.

Masih untung disini saya punya teman-teman dan  juga kunjungan dari
sahabat-sahabat yang mengasihi saya tapi tetap saya merindukan anak-anak
saya.Sejak itu teman saya selalu menyempatkan diri untuk datang  kesana dan
berbicara dengan sang opa. Lambat laun tapi pasti kesepian di mata sang opa
ganti dengan keceriaan apalagi kalau sekali-sekali teman saya membawa serta
anak-anaknya untuk berkunjung. Sampai hatikah kita membiarkan para orangtua
kesepian dan menyesali hidupnya hanya karena semua kesibukan hidup kita.
Bukankah suatu haripun kita akan sama dengan mereka, tua dan kesepian?






To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]



Your use of Yahoo! Groups is subject to http://docs.yahoo.com/info/terms/






---------------------------------------------------------------------
>> Bunga untuk rayakan kelahiran ? ----> http://www.indokado.com/kelahiran.html
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke