> Kisah Seorang Ulama Buntung > Oleh : Sabrur R Soenardi > > Beberapa abad silam, di sudut distrik terpencil Zamakhsyar, seorang bocah > mungil asyik bermain-main dengan seekor anak burung. Ketika ibunya > memanggil, si bocah tetap saja asyik bermain hingga akhirnya terjadilah > sebuah tragedi: Bocah ini mematahkan kedua kaki anak burung. Binatang malang > itu mencicit kesakitan, tetapi si bocah malah terbahak-bahak melihatnya. > > Merasa panggilannya tak digubris, sang ibu menghampiri dengan marah. Dia > bertambah murka ketika tahu anaknya berbuat dosa pada sang burung yang > hampir putus kakinya. ''Oh, anakku. Bagaimana kau bisa seenaknya mematahkan > kaki burung kecil itu? Itu berdosa anakku. Ia sangat kesakitan. Coba > pikirkan jika itu terjadi padamu. Kamu akan menderita anakku. Kamu sungguh > keterlaluan!'' > > Si bocah menggigil ketakutan. Baru kali ini ia melihat ibunya sedemikian > marah, mengeluarkan kata-kata kasar dan mengerikan. > > Beberapa belas tahun kemudian, si bocah itu sudah menjadi remaja yang > matang. Ia tengah melakukan perjalanan pulang selepas menyelesaikan > belajarnya di sebuah madrasah di Iran. Malang, tiba-tiba seekor kalajengking > menyerang kudanya. Sang kuda meringkik, terhuyung, kemudian terjerambab dan > sang penunggang jatuh terjungkal. > > Singkat cerita, sesampai remaja ini di rumah, ternyata kedua kakinya > terkilir hebat dan, menurut tabib setempat, tidak bisa dipulihkan. > Satu-satunya jalan keluar adalah mengamputasinya. Ia pun mesti menerima > takdir Allah itu dengan ikhlas dan pasrah, menjadi manusia berkaki buntung. > > Sang ibu benar-benar terpukul atas nasib yang menimpa anaknya itu. Namun, > suatu malam, sehabis salat tahajud, sang ibu tersadar bahwa ''kata-kata > buruk'' yang dia ucapkan belasan tahun lalu kepada si bocah kecil yang > mematahkan kaki burung itu rupanya kini jadi kenyataan. Dalam larut atas > rasa berdosa yang tak terkendali ia pun berdoa pada Allah agar di kemudian > hari, meski cacat tubuh, sang anak bisa menjadi manusia yang berguna bagi > Islam dan kaum Muslim. > > Doa baik sang ibu dikabulkan Allah. Anak itulah yang di kemudian hari kita > kenal sebagai Abu Qasim Azzamakhsyari, seorang ulama paling brilian di > zamannya, sekaligus cendekiawan garda depan Muktazilah dengan karya > tafsirnya yang terkenal hingga hari ini, Alkasysyaf. > > Dialah satu-satunya ulama yang buntung kedua kakinya, dan itu diyakini buah > dari ''kata-kata buruk'' sang ibu. Ia menjadi tokoh ternama, dan itu juga > diyakini sebagai buah dari ''kata-kata mulia'' sang ibu. Benar sabda nabi > saw bahwa salah satu doa yang pasti dikabulkan Allah adalah yang terucap > dari mulut orang tua (demi nasib anaknya). Maka, berhati-hatilah berucap > untuk anak-anak kita. Wallahu a'lam. > > > --- > Incoming mail is certified Virus Free. > Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com). > Version: 6.0.381 / Virus Database: 214 - Release Date: 8/2/02 >
--------------------------------------------------------------------- >> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/ >> Info balita, http://www.balita-anda.com >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]