Perlukah Suplemen untuk Balita?
*Oleh: Dokter Handrawan Nadesul*
------------------------------------------------------------------------
Sekarang banyak suplemen ditawarkan untuk anak balita. Sesungguhnya
perlukah setiap balita diberi suplemen dan kapan seorang balita
memerlukannya? Suplemen artinya pelengkap bila tubuh dinilai kekurangan
suatu unsur zat gizi. Sebuah suplemen bisa berupa vitamin,
elemen-mineral, atau zat gizi lain seperti asam lemak, asam amino, dan
zat esensial lain misalnya serat. Termasuk di dalamnya bahan berkhasiat,
yang biasanya berasal dari alam.
1. Anak dinilai kekurangan suplemen apabila:
1. menu harian kurang lengkap, atau kurang luas selera makannya;
2. anak mengidap gangguan pencernaan;
3. anak mengalami gangguan penyerapan zat gizi tertentu;
4. kebutuhan suatu zat gizi anak sedang meninggi;
5. anak kehilangan zat gizi yang berlebihan.
Jadi anak yang kurang porsi makannya, atau terbatas pilihan menu
hariannya, merupakan alamat yang tepat untuk diberi suplemen.
Bila sejak bayi anak sering diare, kemungkinan sudah terjadi
kerusakan pada sel-sel ususnya, kemudian terjadi gangguan
penyerapan zat gizi. Kendati menu hariannya memadai, tetap saja
terancam kekurangan zat gizi karena penyerapan nutrisi tidak
optimum. Bisa terjadi juga bila sejak lahir anak mengalami
gangguan enzim pencernaan dan atau gangguan metabolisme bawaan
(/inborn error metabolism/), sehingga tak sempurna penyerapan
semua zat gizinya dari makanannya.
Bila porsi asupan zat gizi anak tak sesuai dengan laju pertumbuhan
(umurnya), anak juga memerlukan tambahan suplemen, terlebih bila
menu hariannya kurang. Demikian pula bila anak sedang sakit berat,
sakit menahun, atau mengidap penyakit ginjal, hati, kelenjar ludah
perut, sehingga metabolisme vitaminnya pun ikut tidak sempurna,
sama membutuhkan suplemen juga.
Anak yang kurang asupan lemak dalam menu hariannya juga berisiko
kekurangan semua golongan vitamin yang larut dalam lemak
(A,D,E,dan K), maka perlu suplemen untuk mengoreksinya.
2. Anak dengan penyakit infeksi memerlukan suplemen juga. Anak yang
kekurangan vitamin lebih rentan terhadap infeksi. Dan anak yang
sudah terinfeksi memperburuk infeksinya bila kekurangan
vitamin-mineral-elemen, khususnya vitamin A, B6, dan C serta
mineral seng, besi, selenium.
Anak yang sedang mengidap penyakit campak, diare, dan TBC
paru-paru memerlukan suplemen untuk membantu proses kesembuhannya.
Adakalanya bertambahnya porsi makan zat tepung
(nasi,roti,kentang,ubi,mi) perlu diiringi dengan ekstra vitamin B1
agar sempurna metabolismenya. Demikian pula bila porsi menu
protein meninggi asupan vitamin B6 perlu ditambah; vitamin E dan C
perlu ekstra lebih bila porsi asam lemak (tak jenuh) meningkat.
Anak yang sering, mengonsumsi antibiotika terlebih untuk waktu
lama, memerlukan ekstra vitamin K, lantaran flora ususnya sudah
dirusak oleh antibiotika sehingga produksi vitamin K alaminya
sudah merosot. Untuk itu tambahan prebiotik dan probiotik
diperlukan juga agar flora ususnya kembali normal.
3. Tubuh manusia dibangun oleh susunan 11 elemen mineral, dan sekitar
25 mineral kelumit (/trace elements/). Sepuluh dari elemen kelumit
tergolong esensial, yang berarti tidak boleh tidak ada dalam menu
harian bila tak ingin kekurangan.
Sama halnya dengan anak yang berisiko kekurangan vitamin, anak
yang sama sekaligus bisa kekurangan sejumlah mineral dan elemen
kelumit; bila kekurangan berarti terancam semua gangguan
metabolisme yang membutuhkan enzim-enzim, hormon, dan elektrolit.
Untuk kecukupan mineral dan elemen kelumit, menu harian harus
serba lengkap dan cukup jenis serta jumlahnya. Semakin beragam
jenis menu harian, semakin kecil kemungkinan anak kekurangan
mineral-elemen kelumit. Semakin lebar selera terhadap aneka menu
harian, semakin kecil kemungkinan anak kekurangan zat gizi esensial.
4. Anak yang menunya cenderung "monodiet", dan sempit variasi menu
hariannya, cenderung berisiko kekurangan bukan saja mineral dan
elemen kelumit, melainkan juga sejumlah vitamin. Kita tahu bahwa
semua sumber vitamin-meneral-elemen diperoleh tubuh dari bahan
makanan alam. Termasuk yang kini banyak dipasarkan dan berasal
dari tanaman, /simplicia/, yang mengklaim sebagai bahan berkhasiat
(ganggang, jamur, bunga, daun, umbi-umbian, bebijian).
5. Sebagaimana halnya vitamin, tidak semua aman dikonsumsi secara
berlebihan (megadosis). Golongan vitamin yang larut dalam lemak,
yakni vitamin A,D,E, dan K, tak boleh dikonsumsi berlebihan kalau
tidak ingin berkomplikasi buruk. Artinya bila sudah cukup dari
susu dan menu harian, tak lagi perlu ekstra.
Mineral-elemen pun demikian. Maka sebaiknya perlu dilakukan
pemeriksaan laboratorium darah dan atau "hair analysis" terlebih
dulu guna memastikan tubuh seorang anak tengah kekurangan (dan
atau kelebihan) vitamin-mineral-elemen apa sajakah. Dari situ baru
bisa ditentukan suplemen apa yang diperlukan, dan belum tentu
semua suplemen perlu ditambahkan.