Bayar janji kemarin sore...disimak yah Ibu's n Bapak's
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Psikologi anak oleh Retno G Kusuma
Tangisannya Berjam-jam
Kunci meredakan tangisan dan teriakan anak adalah bersikap tenang dan tidak
perlu tergesa-gesa. Orangtua yang nampak gelisah atau memendam kemarahan
tentu akan sulit menerima kondisi si kecil yang juga sedang tidak nyaman
dengan tangisannya sendiri. Anak membutuhkan figur yang tenang dan mampu
mengendalikan emosinya ketika mendekati anak. Kontrol emosi Anda akan
membuat suatu ruang toleransi apapun reaksi tambahan yang akan dikeluarkan
anak.

SAYA Ibu bekerja di kantor Pemda dengan lima hari kerja, demikian juga
suami. Kami memiliki seorang anak berusia 2 tahun 3 bulan, laki-laki,
sehari-hari diasuh pembantu sejak usia 5 bulan. Yang menjadi permasalahan
saya adalah anak ini kalau menangis rasanya tidak berhenti dan bisa hampir
satu jam. Padahal saya sudah membujuknya dengan bermacam-macam cara, sampai
kadang-kadang habis rasanya kesabaran saya. Pernah tangan saya hampir
memukulnya tetapi saya urungkan karena tangisnya makin meledak. Yang sering
adalah pelototan mata dan nada ancaman kalau dia tidak mau diam dari
tangisannya.

Saya sering tidak habis pikir, kenapa anak laki-laki kok bisa cengeng
seperti itu. Kondisi ini makin memburuk sejak ulang tahunnya yang kedua.
Memang sebelumnya dia tergolong anak yang mudah menangis tetapi akhir-akhir
ini hal sepele saja bisa membuatnya menangis berjam-jam, terutama kalau saya
dan bapaknya ada di rumah.

Apakah ada hambatan perkembangan pada anak saya? Apa yang sebaiknya saya
lakukan? Mohon penjelasan dan petunjuk dari Ibu. Terima kasih sebelum dan
sesudahnya.

Ayu, Denpasar

Tangisan anak itu suara musik alam yang indah. Memang kalau mendengar suara
bayi menangis berjam-jam maka akan menimbulkan rasa cemas dalam diri kita,
tetapi kalau anak 2 tahun menangis berjam-jam tidak berhenti padahal segala
cara sudah kita keluarkan untuk membujuknya, biasanya kejengkelan
lingkunganlah yang akan muncul. Pada akhirnya cara kekerasan baik secara
fisik maupun verbal berupa nada ancaman sering dicobakan untuk menjadi
'senjata pamungkas'.

The Terrible Two adalah julukan yang sering dilontarkan untuk si 2 tahun
yang memang sudah mulai sering menentang dan banyak ulah. Negativistic &
Tantrum yaitu bersikap negatif, semau gue, tidak mau diatur, keras kepala,
di sisi lain suka merajuk, mudah mengamuk dan emosional memang merupakan
ciri perkembangan si 2 tahun. Memang untuk perkembangan sampai usia 5 tahun,
masa 2 tahun merupakan masa yang paling sulit, di mana sering terjadi suatu
transisi dari anak yang manis menjadi anak yang penentang dan terlihat
'nakal' di mata lingkungannya. Masalahnya sebenarnya terletak pada orangtua,
bagaimana trik-trik yang dimilikinya untuk 'mengelola' anak sehingga menjadi
manis dan penurut kembali.

Menurut Hans Grothe, seorang psikolog perkembangan dari Jerman, sebenarnya
tangisan dan teriakan tantrum anak ternyata tidak berkaitan dengan usia. Tak
hanya si 2 tahun yang melakukannya, si 3 atau 5 tahun pun kadang-kadang
masih melakukannya. Memang frekuensi yang terbanyak adalah pada si 2 tahun.
Menurutnya ada 3 kunci untuk meredakan tangisan anak yaitu ketenangan,
ketenangan dan ketenangan. Tentu saja dalam tiga tataran yang berbeda-beda.
Dan kemampuan ini tidak begitu saja jatuh dari langit melainkan para
orangtua harus melatih dan belajar melihat reaksi anak.

Menjadi orangtua sebenarnya seperti seorang peneliti di laboratorium.
Mencoba sebuah formula pola asuh, memecahkan masalah sesuai dengan budayanya
serta kemudian melihat reaksi yang terjadi dengan dicobakan formulanya.
Apabila tidak cocok dan reaksi buruk maka harus dicobakan formula yang lain
sampai cocok. Dan biasanya formula yang cocok untuk satu anak belum tentu
cocok untuk anak yang lainnya. Jadi berlatih dan belajar menjadi peneliti
adalah tugas orangtua agar sukses mendidik anak-anaknya. Beberapa formula
ini silakan dicoba.

Tenang, Tenang dan Tenang
Kunci meredakan tangisan dan teriakan anak adalah bersikap tenang dan tidak
perlu tergesa-gesa. Tidak perlu panik dan jengkel bila si 2 tahun meledak
tangisnya. Orangtua yang nampak gelisah atau memendam kemarahan tentu akan
sulit menerima kondisi si kecil yang juga sedang tidak nyaman dengan
tangisannya sendiri. Anak membutuhkan figur yang tenang dan mampu
mengendalikan emosinya ketika mendekati anak. Kontrol emosi Anda akan
membuat suatu ruang toleransi apapun reaksi tambahan yang akan dikeluarkan
anak. Latihan bagi para orangtua untuk mencapai ketenangan adalah dengan
pernafasan perut, minum segelas air putih, mencuci muka dan yang penting
empati pada keadaan anak bahwa kita harus membantunya keluar dari tangisan
dan situasi yang sedang tidak mampu dikendalikannya.

Sentuhan
Bagi anak, ketenangan dapat dicapai dengan mudah melalui suatu sentuhan.
Jadi apabila Anda tenang dan siap menghadapi si 2 tahun tanpa bersikap
emosional, belaian pada rambut usapan pada punggung, memeluknya ke pangkuan
atau menggedongnya ke tempat yang lebih tenang, akan menenangkannya segera.

Meskipun demikian kalau tangisan menghantam emosinya begitu kuat terhadang
sentuhan justru mengganggunya dan membuatnya marah, tentu jangan memaksa.
Biarkan kemarahannya reda terlebih dalu, berikan waktu anak meredakan emosi
dan kemarahan serta ketidaknyamanan yang dirasakannya. Lalu pelan-pelan dan
setahap demi setahap dekati dan tunjukkan ketenangan dan sentuhan Anda.

Alihkan Perhatian dan Bersikap ''Tuli''
Sekali lagi perlu diingat 2 tahun adalah masa sulit, dan penuh tantangan.
Terkadang anak begitu sukar dikendalikan, bahkan menolak untuk disentuh atau
diberi perhatian. Sekali lagi jangan memaksakan diri. Cara yang jitu menurut
banyak ahli perkembangan anak adalah bersikap ''tuli'' pada tangisannya dan
mengalihkan perhatian kita agar tidak terganggu dengan tangisannya. Misalnya
pura-pura ke dapur untuk memasak, memperhatikan burung yang terbang atau
mengomentari mobil yang lewat. Untuk itu diperlukan kecepatan berpikir dan
improvisasi kita. Biasanya anak akan terpengaruh dan melupakan tangisannya
karena tertarik dengan hal baru di sekitarnya. Selamat melatih diri untuk
menjadi orangtua yang tenang, tenang, dan tenang...!
http://72.14.207.104/search?q=cache:YWQqCIoO3XkJ:www.balipost.co.id/balipostcetak/2004/1/11/c3.html+terrible+two&hl=id&gl=id&ct=clnk&cd=5


--
Muslifa Aseani
Jalan Kanfer Utara V 246 Banyumanik Semarang
http://www.bayipertama.com?id=lucky
http://www.indotext.com/?ref=4636839815
http://www.indomutiara.com
Open Minded&Positive Thinking, Good Combination 4 Ur Brain

Kirim email ke