Pemberitahuan Mungkin Modus Baru Penculikan Anak Hari Jumat tanggal 17 Maret 2006 yang lalu, saya bersama keluarga seperti biasa baru kembali dari jalan-jalan. Saya memarkir mobil di pinggir jalan Cemara menuju rumah. Ketika itu saya bersama istri, ayah, adik, dan anak saya Keitaro yang berusia 8 bulan.
Kejadiannya begini : Begitu keluar dari mobil, karena udara panas, ayah saya jalan lebih dulu menuju rumah dengan menggendong Keitaro. Disusul beberapa menit kemudian oleh istri saya Rika dan adik saya Dea. Sedangkan saya masih sibuk memasang pengaman mobil karena jalan Cemara - Bandung lumayan rawan curanmor. Ketika saya selesai mengunci mobil dan berjalan menuju rumah, tiba-tiba saya melihat anak saya Keitaro digendong oleh seorang ibu-ibu tidak dikenal. Dan dibelakang ibu-ibu tersebut, ayah saya terlihat sedang berlari mengejar-ngejar Keitaro dan berusaha merebut Keitaro dari pangkuan ibu-ibu tidak dikenal itu. Setelah berhasil merebut Keitaro, si ibu-ibu tak dikenal ini tiba-tiba bertingkah seperti orang gila. Dia langsung pasang aksi menggoda dengan menggelitiki ayah saya sambil berkata "Perangko mana? Perangko mana?" Setelah itu dia pun langsung pasang aksi berdadah-dadah ria sambil menjauh. Setelah kira2 jauh dari kita lalu dia menyetop angkot dan naik. Dalam keadaan bingung saya berusaha mencari tahu apa yang terjadi? Ternyata menurut ayah saya, ketika dia berjalan sambil menggendong Keitaro menuju rumah, dia berpapasan dengan ibu-ibu itu, dan ibu itu langsung gembira ketika melihat Keitaro. Dia menghampiri ayah saya sambil bilang "Eh..ketemu lagi..Ketemu lagi." Katanya sambil menggendong Keitaro. Ayah saya yang memang berasal dari luar kota melihat ibu yang begitu akrab dengan cucunya mengira ibu tersebut adalah tetangga atau saudara istri saya mengingat rumah kami lumatan berdekatan (hanya berbeda RW). Sehingga ayah saya segan untuk melarang. Namun ketika ibu itu tiba-tiba membawa Keitaro pergi, ayah saya langsung curiga. Ketika ayah saya bertanya pada istri saya tentang siapa ibu itu, dan benar saja istri saya bilang tidak kenal, langsung saja ayah saya lari mengejar Keitaro. Ciri-ciri ibu tersebut adalah memakai pakain lusuh, usia sekitar 40-50an, dan membawa tas kain besar yang dekil. Saya sama sekali tidak mengganggap ibu itu sebagai orang gila. Karena ketika Keitaro berhasil direbut kembali, setelah berakting layaknya orang gila, ibu itu langsung menyetop angkot dan kabur. Saya mengingatkan kepada setiap orang tua yang memiliki anak kecil, modus seperti ini bisa terjadi pada siapa saja. Untung ketika itu anak saya digendong oleh Kakeknya. Saya tidak bisa membayangkan kalo saja Keitaro waktu itu digendong oleh pembantu atau pengasuh, mungkin saja ibu itu berhasil membawa Keitaro pergi. Saya juga berasumsi bahwa si ibu tadi memang berniat menculik. Karena dia membawa tas besar yang mungkin biasa digunakan untuk menyembunyikan anak, atau tas tersebut berisi peralatan berupa dot atau boneka yang digunakan untuk menenangkan anak yang telah diculik. Berhati-hatilah terhadap orang yang tidak dikenal yang berpura-pura bertingkah sebagai kerabat dan ingin menggendong anak kita. Beritahu saudara atau pembantu/pengasuh anak anda, agar kejadian serupa tidak terulang. Semoga pengalaman saya bisa menjadi peringatan bagi kita semua. Salam. Irfan Kelana & Keluarga Jl. Cemara- Bandung