Sori klo dah pernah dimuat...





--

> > Virus Maut di Balik Topeng
> >
> > Monyet-monyet penghibur di Jakarta membawa seabrek penyakit yang
> > membahayakan manusia.
> >
> > Pria setengah baya itu terus menepuk-nepuk gendang kecil di 
pangkuannya.
> > Sementara itu, pemuda tangging di sampingnya sibuk memukul-mukul
lembaran
> > kaleng rombeng. Meski tak merdu di telinga, bunyi kedua benda itu
makin
> > membuat Sarimin bersemangat saja. Setelah jumpalitan, monyet kurus 
itu
> > melompati lingkaran, memakai topeng, membawa payung, lalu membawa
pikulan.
> > Setiap kali kera abu-abu ini mengubah gerakan, belasan anak yang
berdiri
> > melingkar terus bertepuk tangan. Ibu-ibu yang hadir pun tampak 
senang
> > melihat anaknya kegirangan.
> >
> > "Anak saya dari pagi rewel. Pas datang topeng monyet, dia jadi
anteng,"
> kata
> > Khairika, 29 tahun, warga Pondok Aren, Tangerang, yang mengasuh 
anaknya,
> > Nabila, 4 tahun. Begitulah. Di kawasan permukiman dan pinggiran
Jakarta,
> > hiburan topeng monyet keliling masih digemari. Tapi pernahkan Anda
> berpikir
> > bahwa monyet-monyet itu bisa jadi sumber petaka? 
> >
> > Menurut penelitian mutakhir, monyet-monyet penghibur yang
berkeliaran di
> > Jakarta ternyata mengendong banyak jenis virus yang saban waktu bisa
> > menulari manusia. Lisa Jones Engel dan kawan-kawan dari Pusat 
Penelitian
> > Primata, University of Washington, Amerika Serikat, telah meneliti
sampel
> > darah dari 20 monyet penghibur di Jakarta. Hasil penelitiannya
dimuat di
> > jurnal Tropical Medicine and International Health, edisi 8 Desember 
12005.
> >
> > Kesimpulan awal studi itu, monyet-monyet positif membawa banyak
jenis
> virus,
> > misalnya simian foamy virus (SFV), simian retrovirus (SRV), simian
T-cell
> > lymphotropic virus (STLV), dan virus herpes B (CHV-1). Sejauh ini, 
SFV
dan
> > SRV memang belum terbukti bisa menulari manusia. Tapi menurut tim
> peneliti,
> > kedua jenis virus ini termasuk retrovirus yang lamban beraksi dalam
tubuh
> > korban yang dihinggapinya. "Mungkin dokter saja perlu waktu 
bertahun-tahun
> > untuk mengetahui efek virus ini," ujar Engel. Yang paling berbahaya
adalah
> > STLV. Maklum, viru ini merupakan leluhur HTLV, penyebab penyakit
leukemia
> > (kanker darah) yang banyak menyerang manusia. 
> >
> > Bagaimana dengan virus herpes B (CHV-1)? Varian virus herpes pada
monyet
> ini
> > memang jarang menulari manusia. Tapi, sekali manusia terjangkit
virus
ini,
> > risiko kematiannya hampir 80 persen. Belajar dari banyak penelitian 
di
> > kawasan Afrika, Engel juga mencurigai kemungkinan monyet penghibur
menjadi
> > perantara HIV-penyebab AIDS pada manusia.
> >
> > Di kantong-kantong rawan AIDS di Afrika, misalnya, silsilah HIV 
terlacak
> > hingga monyet-monyet yang diburu warga setempat untuk dimakan
dagingnya.
> > "Kalau monyet di hutan saja bisa menulari manusia, apalagi monyet
yang
> > berkeliaran di kota," katanya. 
> >
> > Bagaimana virus-virus itu pindah ke manusia hingga kini memang belum
> > terungkap. Tak urung Michael Schillaci, professor ahli penyakit
hewan
dari
> > University of Toronto, yang mengungkapkan hal itu. 
> > Namun, untuk tindakan preventif, upayakan agar cairan tubuh monyet
jangan
> > sampai terkena bagian tubuh yang terluka sewaktu monyet menggigit
atau
> > mencakar kulit Anda.
> > 
> > Dengan begitu, yang paling berisiko tertular tentu para instruktur
topeng
> > monyet itu. Maklum, mereka lebih sering berkontak dengan hewan
> > peliharaannya. Namanya juga monyet. Tentu tidak ada jaminan dia tak 
bakal
> > menyerang induk semangnya. Jadi, mulai sekarang, saat anak merengek
minta
> > menonton topeng monyet, Anda sebaiknya lebih waspada. TMIH.
EUREKALERT.
> > JAJANG
> >
> > Sehat. Koran Tempo, Minggu, 18 Desember 2005. Halaman 16
Send instant messages to your online friends http://asia.messenger.yahoo.com

Kirim email ke