I ni ada di fileku dr BA juga.. bersambung yah...

artikel ttg Down Syndrome dan Aneuploidy
Adi Priyono (Acc, Feed, SRG)
Mon, 17 Jan 2005 18:50:44 -0800


Kumpulan Artikel Seputar Down Syndrome, dari berbagai Sumber
Semoga Bermanfaat

Mengenal Down Syndrome.....

Down syndrome (DS) merupakan suatu bentuk kelainan kromosom yang 
paling
sering terjadi. Menurut penelitian, DS menimpa satu di antara 700 kelahiran
hidup. Di Indonesia sendiri terdapat 300 ribu kasus DS. Normalnya, tubuh
manusia memiliki miliaran sel yang memiliki pusat informasi genetik di
kromosom.

Sebagian besar sel tubuh manusia mengandung 23 pasang kromosom (total 
46
kromosom). Hanya sel reproduksi, yaitu sperma dan ovum yang masing-
masing
memiliki 23 kromosom tanpa pasangan. Dalam kasus DS, kromosom nomor 
21
jumlahnya tidak sepasang seperti pada umumnya, melainkan tiga. Bahasa
medisnya, trisomi-21. Jumlah kromosom yang tidak normal tersebut bisa
ditemukan di seluruh sel (pada 92 persen kasus) atau di sebagian sel tubuh.

Akibat jumlah kromosom 21 yang berlebihan tersebut, terjadi guncangan 
sistem
metabolisme di sel yang berakibat munculnya DS. Dari hasil penelitian, 88
persen kromosom 21 tambahan tersebut berasal dari ibu, akibat kesalahan 
pada
proses pembentukan ovum. Delapan persen lagi
berasal dari ayah, dan dua persen akibat penyimpangan pembelahan sel 
setelah
pembuahan.

Dari penelitian terbukti pula, DS yang diturunkan dari orang tua hanya lima
persen dari keseluruhan kasus. Kesalahan penggandaan kromosom 21 
tersebut
juga bukan karena penyimpangan perilaku orang tua ataupun pengaruh
pencemaran lingkungan.

Lagu bertema Down Syndrome
Cipt : Tito Sumarsono

D I A

Marilah kita mulai peduli
Anak anak Down syndrome
Mereka juga seperti kita
Punya kesempatan

Janganlah kita membedakan
Karena kita satu pencipta
Dia dan kita sama sejajar
Untuk menjadi yang terbaik

Reff:
Dia juga dapat bermain
Dia juga dapat belajar
Dia juga teman kita semua
(Mari mulai peduli)
Dia juga sama dan kita


Karakteristik Khas.....

Dalam beberapa kasus, terlihat bahwa umur wanita terbukti berpengaruh 
besar
terhadap munculnya DS pada bayi yang dilahirkannya. Kemungkinan wanita
berumur 30 tahun melahirkan bayi dengan DS adalah 1:1000. Sedangkan 
jika
usia kelahiran adalah 35 tahun, kemungkinannya adalah 1:400. Hal ini
menunjukkan. Angka kemungkinan munculnya DS makin tinggi sesuai usia 
ibu
saat melahirkan.

Karena itu, disarankan agar ada pemeriksaan prenatal pada ibu berumur 
lebih
dari 35 tahun untuk memastikan apakah janin memiliki kelainan atau tidak.
Sebab, semakin dini DS terdeteksi, maka semakin besar pula kesempatan 
untuk
memperbaiki keadaan sang penderita.

Untuk mendeteksi adanya DS secara dini pada anak, sebenarnya bukan 
suatu hal
yang sulit. Karena penderita DS punya karakteristik fisik yang khas. Pada
wajah, yang paling khas adalah bentuk mata yang miring dan tidak punya
lipatan di kelopak. Selain itu, hidung mereka cenderung lebih kecil dan
datar. Ini tak jarang diikuti dengan saluran pernapasan yang kecil pula,
sehingga mereka sering kesulitan bernapas.

Seperti juga hidung, ukuran mulut mereka pun seringkali lebih kecil dengan
lidah tebal dan pangkal mulut yang cenderung dangkal. Di samping itu, otot
mulut mereka juga kerap lemah, sehingga menghambat kemampuan bicara.
Pertumbuhan gigi geligi mereka pun lambat dan tumbuh tak beraturan. Gigi
yang berantakan ini juga menyulitkan pertumbuhan gigi permanen.

Letak telinga mereka rendah dengan ukuran kanal telinga yang kecil, 
sehingga
mudah terserang infeksi. Rambut mereka lemas, tipis, dan jarang. Bentuk
kepala mereka juga cenderung peyang.

Di samping dari tampilan wajah, DS juga dapat diamati dari anggota tubuh
lain, seperti tangan dan kaki. Tangan mereka lebih kecil dan jari-jari yang
pendek dan kelingking yang bengkok. Bila pada kelingking normal memiliki
tiga ruas tulang. Maka pada penderita DS, ruas kedua jari kelingking mereka
kadang tumbuh miring atau malah tidak ada sama sekali.

Selain itu, di telapak tangan mereka terdapat garis melintang yang disebut
simian crease. Garis tersebut juga terdapat di kaki mereka, yaitu di antara
telunjuk dan ibu jari yang jaraknya cenderung lebih jauh dari pada kaki
orang normal. Keadaan telunjuk dan ibu jari yang berjauhan itu disebut juga
sandal foot. Dengan diketahuinya gejala fisik tersebut, diharapkan orang
tua, bidan atau dokter sudah dapat mendeteksi adanya kemungkinan DS 
pada
anak sehingga DS bisa ditangani lebih dini.

Menyikapi Anak Berkelainan dengan Bijak

Berikut adalah makalah yang dibawakan oleh Dra. Dini P Daengsari, Msi 
dalam
acara Seminar Keluarga yang diselenggarakan oleh SOIna pada hari ulang
tahunnya ke XV hari Sabtu, 21 Agustus 2004 lalu di Jl. Gerbang Pemuda 3
Senayan Jakarta. Selamat menikmati.

MENYIKAPI ANAK BERKELAINAN DENGAN BIJAK

Dalam perjalanan hidup manusia , setelah melalui masa perkawinan 
memiliki
anak yang sehat secara fisik dan psikologis menjadi harapan berikutnya.
Namun tidak semua harapan manusia bisa menjadi kenyataan. 

Sebagian kecil orang tua memiliki anak yang sejak kecil telah memiliki
kelainan. Kelainan bawaan samacam itu bisa terjadi karena selama masa
kehamilan kondisi kesehatan ibu secara fisik dan atau psikologis kurang
terjaga, sehingga mengganggu dan menghambat perkembangan janin 
dalam perut
ibu. Penyebab lain seringkali juga tidak diketahui dengan pasti, sehingga
terjadi diluar jangkauan kemampuan manusia untuk mencegahnya.

Down Syndrom merupakan salah satu kelainan bawaan, yang terjadi karena 
ada
kelainan kromosom pada saat kehamilan berlangsung. Selain terlihat dari
penampilan fisik dengan ciri2 tertentu, juga disertai dengan keterbelakangan
mental, dengan taraf mungkin berat, sedang atau ringan. Dengan
keterbatasannya tersebut memang sulit diharapkan perkembangan yang
normal/seperti anak yang lahir normal, walaupun berbagai upaya telah
dilakukan.

Perkembangan manusia sangat dipengaruhi oleh factor bawaan dan 
llingkungan.
Faktor lingkungan berupa, stimulasi, bisa dalam bentuk nutrisi, dan
perawatan; pengalaman dan latihan berupa pengajaran dan pendidikan 
yang
diberikan di rumah, sekolah maupun masyarakat dalam arti yang lebih luas,
akan membantu mengaktualisasikan potensi yang dimiliki sejak lahir.
Sedangkan factor bawaan berupa potensi baik dalam bentuk ciri-ciri fisik,
potensi kecerdasan yang akan menjadi batas dalam perkembangan 
manusia.
Dengan demikian dapat difahami bila potensi yang dibawa sejak lahir 
memang
sudah terbatas , upaya yang dilakukan oleh lingkungan sekitar tidak akan
pernah memberi hasil melebihi potensi yang dimiliki tersebut. Sebaliknya
bila stimulasi dari lingkungan kurang diberikan potensi yang dibawa sejak
lahir tidak akan teraktualisasi secara maksimal.

Dua hal ini perlu diketahui dan difahami oleh orang tua, khususnya yang
memiliki anak berkelainan, karena mempunyai beberapa konsekuensi 
penting ,
yaitu :
1.      Bila anak berkelainan dituntut untuk berkembang sama dengan anak
yang normal, padahal itu tidak mungkin , maka orang tua akan kecewa dan 
anak
bisa stress.
2.      Bila orang tua menganggap anak berkelainan tidak bisa apa-apa dan
tidak diberi stimulasi yang sesuai dengan kebutuhannya, maka 
perkembangannya
tidak maksimal. Ini berarti mubazir.

Anak berkelainan tetap memerlukan stimulasi, tetapi perlu disesuaikan 
dengan
keadaan dan kebutuhannya, sehingga bila sekolahpun perlu sekolah khusus 
yang
sesuai dengan keadaannya. Mengapa ? Bila anak berkelainan di sekolahkan 
di
sekolah anak normal, berarti ia dituntut untuk melakukan tugas-tugas yang di
atas kemampuannya, akibatnya akan sangat bermacam-macam dan yang 
pasti tidak
positif. Beberapa akibat yang sering terjadi , yaitu :
*       setelah bertahun-tahun sekolah di sekolah anak normal tidak ada atau
sedikit sekali hasil yang diperoleh.
*       Seiring dengan bertambahnya usia tuntutan tersebut akan berdampak
negatif pada perkembangan kepribadiannya, tampil dalam bentuk keluhan :
mengganggu di kelas, mengalami kesulitan dalam bersosialisasi, karena 
rasa
rendah diri, malu, takut, stress atau merasa tidak dimengerti .
*       Kehilangan waktu dan kesempatan yang tepat untuk mengembangkan
hal-hal yang perlu dan masih dapat dikembangkan. 
*       Orang tua kecewa dan anak menjadi stress, kondisi ini dapat
memperburuk hubungan orang tua - anak bahkan mengganggu 
keharmonisan
kehidupan keluarga.
*       
*       Tentu saja berbagai akibat tersebut perlu dihindari dan dicegah,
dengan cara a.l. :
*       Orang tua perlu bersikap, berpikir dan bertindak rasional, menerima
kenyataan dengan ikhlas, yakinlah bahwa seseuatu yang terjadi pada kita 
ada
hikmahnya. Tuhan pasti memberikan yang terbaik untuk kita.
*       Orang tua perlu mengenal keadaan anak secara baik, tahu persis
batas-batas yang dimiliki anak dan hal-hal apa yang perlu dan masih dapat
dikembangkan dari anak. Informasi ini bisa diperoleh melalui asesmen yang
dilakukan oleh pakar yang punya kompetensi dan wewenang untuk 
melakukan
asesmen tersebut.
*       Dengan pengetahuan tentang kelebihan dan kekurangan yang dimiliki
anak, orang tua mencari dan melakukan upaya yang tepat sesuai dengan
kebutuhan anak agar perkembangannya optimal.
*       Tentukan target dan rencana yang realistis sesuai dengan keadaan
anak.
*       
*       Sebaliknya hal-hal yang bisa menjadi kendala atau bahkan 
memperburuk
keadaan anak, 
*       a.l. bila :
*       orang tua tidak mau menerima kenyataan dan keadaan anak 
sebenarnya
*       orang tua menuntut anak di luar batas kemampuannya
*       orang tua tidak melakukan upaya yang tepat bagi anaknya
*       
*       Untuk mencegah hal-hal dia atas, orang tuapun perlu melakukan
*       upaya-upaya bagi dirinya , yaitu a.l.:
*       Lebih mendekatkan diri pada Tuhan dan meyakinkan diri bahwa Tuhan
memberikan semua pada kita pasti dengan maksud dan hikmah yang dapat 
kita
peroleh
*       Tumbuhkan keikhlasan untuk menerima kenyataan ini dengan mencoba
melihat dan mensyukuri betapa banyak kenikmatan yang telah kita peroleh.
Dalam hidup ini memang tidak semua yang kita inginkan bisa kita 
dapat.Tuhan
lebih tahu apa yang terbaik untuk kita.
*       Perluas wawasan pengetahuan tentang kelainan anak, agar dapat
melakukan upaya yang tepat.
*       Tingkatkan kesabaran agar tidak menjadi emosi dan putus asa dalam
mengajarkan sesuatu pada anak. Ikuti irama belajar anak yang berbeda 
dengan
anak lain yang normal. Jangan menjadikan anak normal sebagai acuan.
*       Upayakan agar semua anngota keluarga bersatu dan saling mendukung
dalam menghadapi keadaan ini serta melakukan upaya yang konsisten.
*       Yakinkan pemahaman bahwa anak adalah titipan Tuhan dan sebagai 
orang
tua kita punya kewajiban untuk mengupayakan yang terbaik untuk anak kita.
*       
*       Kesimpulan :
*       Memiliki anak berkelainan bukan akhir dari segalanya
*       Memiliki anak berkelainan bukan berarti kebahagiaan tidak mungkin
dicapai. Anak akan bahagia bila haknya dipenuhi secara proporsional, 
sesuai
dengan yang diperlukan dan dengan keadaannya.
*       Tuhan menitipkan anak berkelainan pasti pada orang tua yang dinilai
mampu merawatnya, tetapi kemampuan itu akan nyata bila didukung oleh
kemauan/motivasi, upaya dan doa.

Pada dasarnya tugas kita sebagai manusia memang berusaha dan berdoa, 
bila
itu sudah kita lakukan dengan maksimal , maka bagaimana hasilnya itu 
adalah
urusan Tuhan.
Semoga kita semua diberi kekuatan fisik, mental dan iman untuk melakukan
segala sesuatu yang menjadi kewajiban kita Amin.

Dibawakan oleh : Dra.Dini.P.Daengsari.Msi Di acara 93Seminar Keluarga94
pada peringatan HUT ke XV Solna Sabtu, 21 Agustus 2004
Kisah Pembangkit Semangat

``Bisa saya melihat bayi saya?`` pinta seorang ibu yang baru melahirkan
penuh kebahagiaan. Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan ia
membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki yang mungil itu, ibu 
itu
menahan nafasnya. Dokter yang menungguinya segera berbalik 
memandang ke arah
luar jendela rumah sakit. Bayi itu dilahirkan tanpa kedua belah telinga!
Waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh 
menjadi
seorang anak itu bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja 
yang
tampak aneh dan buruk.

Suatu hari anak lelaki itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan 
wajahnya
di pelukan sang ibu yang menangis. Ia tahu hidup anak lelakinya penuh 
dengan
kecewaan dan tragedi. Anak lelaki itu terisak-isak berkata, ``Seorang anak
laki-laki besar mengejekku. Katanya, aku ini makhluk aneh.`` Anak lelaki itu
tumbuh dewasa. Ia cukup tampan dengan cacatnya. Ia pun disukai teman-
teman
sekolahnya. Ia juga mengembangkan bakatnya di bidang musik dan menulis. 
Ia
ingin sekali menjadi ketua kelas. Ibunya mengingatkan, ``Bukankah nantinya
kau akan bergaul dengan remaja-remaja lain?`` Namun dalam hati ibu 
merasa
kasihan dengannya.

Suatu hari ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa
mencangkokkan telinga untuknya. ``Saya percaya saya bisa memindahkan
sepasang telinga untuknya. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia
mendonorkan telinganya,`` kata dokter. Kemudian, orangtua anak lelaki itu
mulai mencari siapa yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya 
pada
mereka. 

Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tibalah saatnya mereka memanggil anak
lelakinya, ``Nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia
mendonorkan telinganya padamu. Kami harus segera mengirimmu ke rumah 
sakit
untuk dilakukan operasi. Namun, semua ini sangatlah rahasia,`` kata sang
ayah. Operasi berjalan dengan sukses. Seorang lelaki baru pun lahirlah.

Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan. Ia pun 
menerima
banyak penghargaan dari sekolahnya. Beberapa waktu kemudian ia pun 
menikah
dan bekerja sebagai seorang diplomat. Ia menemui ayahnya, ``Yah, aku 
harus
mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan ini semua padaku. Ia 
telah
berbuat sesuatu yang besar namun aku sama sekali belum membalas
kebaikannya.`` Ayahnya menjawab, ``Ayah yakin kau takkan bisa membalas
kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu.``  Setelah terdiam
sesaat ayahnya melanjutkan, ``Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya 
bagimu
untuk mengetahui semua rahasia ini.``

Tahun berganti tahun. Kedua orangtua lelaki itu tetap menyimpan rahasia.
Hingga suatu hari tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga itu. Di hari
itu ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru
saja meninggal. Dengan perlahan dan lembut, sang ayah membelai rambut
jenazah ibu yang terbujur kaku itu, lalu menyibaknya sehingga tampaklah....
bahwa sang ibu tidak memiliki telinga. ``Ibumu pernah berkata bahwa ia
senang sekali bisa memanjangkan rambutnya,`` bisik sang ayah. 'Dan tak
seorang pun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya
bukan?' Kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan tubuh namun 
di
dalam hati. Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa
terlihat, namun pada apa yang tidak dapat terlihat. Cinta yang sejati tidak
terletak pada apa yang telah dikerjakan dan diketahui, namun pada apa yang
telah dikerjakan namun tidak diketahui.

Kisah Diva Devio
diceritakan oleh Fithona J Widarto

Anak kami Diva dilahirkan pada hari Jum'at sore tanggal 9 Mei 1997 di 
Rumah
Sakit MMC kuningan. Hebatnya lagi, tanggal kelahirannya hanya berbeda 1 
hari
dari kakaknya Avi yaitu tanggal 8 Mei dengan selisih 6 tahun. Pada saat
lahir berat tubuhnya 4 Kg ! dengan panjang tubuh 50 cm. Kami memberikan 
nama
lengkap untuk si kecil 'Diva Devio'.

Saat hamil, istriku kali ini badannya agak lemah sehingga sering kali jika
tidak kena flu ya kena batuk. Kehamilan 7 bulan istriku dirawat dirumah
sakit dikarenakan suhu badannya meningkat, menurut keterangan Dokter 
istriku
terkena Virus. Saat ditanyakan Virus apa ? Dokter tidak menjelaskan secara
rinci, ah sudah lah saya pikir yang penting janin bayi kami tidak kurang
satu apapun.

Singkat cerita pada saat istriku melahirkan, ada beberapa kejanggalan yang
saya lihat, pertama ibu mertuaku pada saat selesai menunggui istriku
melahirkan, raut mukanya memperlihatkan keanehan menurut pandangan 
saya,
kedua saat saya masuk untuk meng-Azani anakku dari jauh saya melihat 
kenapa
kok lidah anakku selalu menjulur keluar dengan tangisan yang agak 
tersendat.
Perasaan saya ternyata tidak salah ! Pada waktu saya gendong, ah ternyata
anakku Mongoloid (nama jenis anak yang saya ketahui saat itu) dikarenakan
wajah anak seperti itu sama semua seperti orang Mongol. Saat itu saya
benar-benar terpukul ! Kecewa ! Oh Tuhan berat sekali cobaanMu 
"Bagaimana
saya menjelaskan ke istriku ya".. .Benar saja saat saya bertemu istriku
wajahnya terlihat gembira.,"Sikecil mukanya pasti kayak Avi ya Pa" itu
pertanyaan pertama dari mulut istriku. Tidak kuat rasanya menjelaskan
keadaan anak kami,tapi itu harus dari pada saya pikir berlarut-larut.

Setelah saya jelaskan ternyata istriku sangat tabah menghadapinya, itu yang
saya lihat dari luar entah didalam hatinya. Saya sendiri terus terang tidak
kuat menghadapinya, yang ada dibenak saya saat itu adalah mungkin 
anakku
dititipi saja di Panti Asuhan "Astaghfirullah". Setelah itu saya ber
intropeksi diri karena saya yakin dengan cobaan ini Allah memberi 
peringatan
kepada kami berdua dan alhamdulilah baik keluarga ku dan keluarga istriku
selalu memberi semangat dan dukungan kepada kami. Sejak kelahiran itu 
saya
dan istriku selalu mencari buku atau pengetahuan atau pengalaman dari
orang-orang yang mempunyai anak Down Syndrome. Terus terang, pertama 
kali
saya & istri mengajak anakku keluar, sepertinya semua orang memandang 
anakku
dengan aneh, terasa sakit hati ini "Ya Tuhan kuatkanlah kami."

Pertama kali kami melakukan Therapi adalah di RSCM, sekalian untuk Check 
Up
keseluruhan keadaan Diva. Alhamdulilah jantung dan paru-parunya tidak
mengalami kekurangan satu apapun, hanya saja anakku mengalami Double
Handicap, selain Down Syndrome juga mengalami keterlambatan 
perkembangan
Otak Belakang sebelah kanan yang berakibat keterlambatan gerak motorik 
badan
sebelah kiri. Sebelum ke RSCM, setiap bangun tidur anakku selalu
kejang-kejang terkadang sampai air matanya keluar, ah... sedih rasanya
melihat penderitaan anakku ini. Setelah diberi obat oleh Dokter ahli Syaraf
Anak alhamdulilah kejang-kejang tersebut hilang sampai sekarang. Di 
tempat
Therapi RSCM, Allah membukakan mataku bahwa masih banyak anak-anak 
yang
lebih (maaf) parah dari anak kami. Inilah yang membuat mental saya 
bertambah
kuat.

Semua pengobatan alternatif sudah kami coba, baik diluar kota (Bogor) 
maupun
di Jakarta. Tetapi tampaknya kurang begitu memuaskan. Saat ini Diva sudah
berumur 5 Tahun 6 bulan . Pada umur 1 tahun Diva belum bisa meresponse
apapun ,malah boleh dikatakan acuh dengan sekitarnya. Usia 2 tahun mulai 
ada
perkembangan dari segi motoriknya yaitu mulai belajar duduk sendiri. Ada
sesuatu yang lucu pada Diva, yaitu dia paling tidak suka di foto sehingga
saya harus bisa mencuri kesempatan pada saat dia lengah. Kesulitan
berikutnya yang kami hadapi yaitu memberi pengertian kepada kakaknya, Avi
mengenai kekurangan Diva.

Alhamdulilah kami sudah bisa melewati masa-masa sulit itu. Terus terang
istriku cenderung agak sedikit keras menghadapi Avi, menurut saya
dikarenakan waktu dan tenaga istriku tercurah pada Diva. Mungkin ini 
menjadi
satu tantangan lagi bagi kami bagaimana menghadapinya.

Diva sekarang paling senang mencubit atau menggigit jika kemauannya
dilarang. Diva juga paling senang jika diajak berenang dan yang dia paling
senang adalah naik mobil sehingga setiap dia mau tidur minimal mamanya 
atau
saya harus mengajak dia jalan-jalan dengan mobil.  Hebatnya lagi daya ingat
Diva sangat kuat dalam mengingat jalan. Pernah saya coba menggunakan 
jalur
lain, saya terkejut Diva marah dengan cara teriak-teriak sambil mencubit
mbak yang merawatnya, walaupun saat kejadian itu malam hari. Satu hal lagi
Diva paling senang bermain dengan majalah atau kertas, dia akan asyik
sendiri dengan membuka lembar demi lembar dalam posisi miring dimana
lembaran tersebut harus mengenai lidahnya. Response lainnya adalah Diva
sudah bisa menunjuk mana mata, telinga, hidung, salim kepada orang serta
mengucapkan pa-pa dan ma-ma walaupun tidak seberapa jelas. Saya 
sendiri
tidak tahu mengapa sampai saat ini Diva selalu ngiler walaupun lidah nya
sudah jarang dikeluarkan.

Pada saat makan dan minum, Diva selalu dalam posisi terlentang. Pernah 
kami
mencoba pada saat dia makan, kami duduk kan tetapi tidak berhasil malah 
Diva
tersedak. Diva juga tidak mengalami yang namanya merangkak tetapi 
menggesor
(posisi duduk sambil bergeser), mungkin ini pengaruh dari perkembangan 
Otak
Belakang sebelah kanan. Kelakuannya sendiri jika kami lihat cenderung 
agak
Egois atau semua kemauannya harus dituruti. Kulit Diva sangat putih dan
bersih sampai-sampai jika kedingninan, jaringan darah dikulitnya kelihatan.
Lucunya ,jika kakaknya Avi kami marahi didepan dia, Diva akan membela 
dengan
membentak (dengan cara dia) istri atau saya kembali. Sekarang walaupun 
Diva
telah berusia 5 tahun lebih, dari segi phisik dia masih seperti anak-anak
berusia 1,5 tahun.

Sejak bulan April 2002, Diva melakukan Therapi di Kitti Centre Bona Indah
dimana tempat ini khusus diperuntukkan bagi anak-anak yang yang 
mempunyai
Handycap. Alhamdulilah Diva sekarang sudah bisa berdiri sendiri. Untuk
berjalan Diva masih dibantu dengan Sepatu Khusus dikarenakan telapak 
kaki
sebelah kiri masih belum bisa menapak sehingga cenderung menjinjit. 
Selain
itu Diva juga mendapat therapi tambahan dirumah setiap hari sabtu yang
mencakup semuanya, misal memilih benda berwarna, Bicara, mengenal rasa 
dll.
Terus terang saya dan istriku terkadang tidak tega melihat saat Diva di
therapi sebab 90 % dari waktu therapi, Diva menangis.

Memang inilah yang harus dihadapi kami berdua jika Diva ingin maju 
dengan
cepat menurut Therapist nya, ya harus sedikit tega. Alhamdulilah 8 bulan
berjalan therapi ditempat ini banyak sekali kemajuan yang dialami Diva.
Salah seorang sahabatku, dengan tulus membuatkan Website di internet
mengenai Down Syndrome www.jakartadownsyndrome.homestead.com, 
yang mana
diharapkan melalui cara ini dapat saling membagi cerita atau saling
memberikan informasi-informasi khususnya bagi penderita Down Syndrome.
Sekali lagi saya bersykur Allah telah memberikan rahmat kepada saya dan
istriku dimana dengan adanya Diva merupakan pagar agar selalu ingat 
kepada
Allah Subhanallahita'allah. Terus terang tenaga & biaya yang dikeluarkan
untuk perawatan Diva tidaklah sedikit tetapi alhamdulilah sekali lagi saya
bersyukur kepada Allah ada saja rejeki yang kami dapatkan.

Wassalam
Fithona J Widarto, Novita, Avi & Diva

Kisah Lauda Egregia Goestiano
oleh Ellya Goestianie

Saya seorang ibu dengan 2 anak, yang pertama berusia 18 thn perempuan, 
yang
kedua 6,5thn laki laki. Kehadiran anak anak saya merupakan kebahagian 
yang
tak terhingga yang saya rasakan dalam hidup saya. Ingin rasanya saya 
selalu
melihat kecerian dan kebahagian dari mereka sepanjang masa.untuk anak 
saya
yang pertama saya tidak mengalami sesuatu yang "istimewa&" sampai saat 
ini,
semuanya berjalan seperti apa adanya. Waktu saya baru mempunyai 1 anak 
saya
selalu berharap semoga saya di anugrahi seorang anak lagi entah 
perempuan
atau laki laki buat saya tidak masalah, saya selalu bilang ke semua orang di
lingkungan tempat tinggal saya andai saya punya anak lagi saya akan
memberikan uang sebesar Rp.50.000,- per anak yang usia SD, dan saya 
selalu
konsultasi ke dokter agar saya bisa mempnyai anak lagi. Selama 1 tahun 
saya
mengikuti saran dokter dan mengikuti beberapa sarannya. Dan pada tahun 
1995
pada bulan novenber saya positif hamil, saya berteriak senang dan saya
bersyukur kepada NYA. 

Sebagai orang yang sangat mendambakan kehadiran si kecil saya berusaha
merawat kandungan saya seperti layak nya orang lain. Pendek kata saya
melahir kan pas bulan tetapi saya melahirkan dengan di vacuum karena bayi
saya termasuk besar. Anak saya lahir dengan berat 3.850 kg, panjang 51
cm.pada waktu melahirkan saya melihat anak saya biasa2 saja tidak ada hal
hal yang mencurigakan hanya dia ada masalah saat saya mencoba untuk
menyusui, setiap akan minum selalu langsung mencret begitu selalu setiap
kali saya menyusui nya, sampai akhirnya saya bawa ke dokter anak 
langganan
kami dan anak saya di diagnosa dehidrasi, tetapi dengan memberikan susu
formula semuanya bisa di atasi. Bulan pertama sampai bulan ke 6 semua nya
berjalan biasa biasa saja,ada hal yang kami sekeluarga sedikit bertanya
Tanya kenapa anak saya kok belum bisa bicara, jalan, belum numbuh gigi 
pada
hal usianya sudah 14 bln. Saudara dan tetangga selalu bilang gak apa apa
karena anak mereka ada juga yang belum bisa apa apa dalam usia segitu, 
dalam
hal ini saya terlena saja dan tidak punya rasa apa apa , apalagi menduga
anak saya ada sesuatu kekurangan. Oh ya anak saya ini kami beri nama 
LAUDA
EGREGIA GOESTIANO, biasa di sapa LAUDA. Suatu hari saya sedang 
menghadiri
suatu pesta di salah satu hotel dan saya memang selalu membawa lauda 
kemana
pun saya pergi, dan waktu itu ada teman saya yang bilang "bu, anaknya idiot
ya?" bagaikan di sambar petir hati saya mendengar pertanyaan rekan saya 
itu,
saya Cuma bilang dari mana dia tau? Dan dia jawab iya.. saya tahu anak ibu
cacat. tanpa buang waktu saya pergi ke dokter anak langganan kami dan 
saya
dengan becucuran air mata bertanya apa benar apa yang di katakan teman 
saya
tersebut. Dan jawaban dari dokter adalah bahwa dia tidak melihat ada
kelaianan pada lauda akan tetapi dia menyaran kan agar saya pergi test ke
RSCM. Dengan bertanya dan mencari cari informasi dari mana pun akhirnya 
saya
pergi ke RSAB Harapan Kita dan lauda menjalani berbagai tes, tes pertama
adalah tes kromosom. Waktu membaca hasil tes akhirnya tiba - saya inget
betul saya sangat penasaran dan di dalam lift saya buka dan ALLAHU 
AKBAR
saya membaca kata POSITIVE". Tidak ada kata yang keluar saat itu, air mata
pun seperti nya tidak bisa di tahan. Seribu perasaan berkecamuk dalam hati
saya waktu itu rasa MARAH, BENCI, SEDIH, TIDAK BISA MENERIMA,TAKUT, 
MALU,
dan sejuta perasaan lainya tak bisa saya ungkapkan dengan kata kata. 
Dengan
perasaan terpukul saya menemui dokter anak di RSAB Harapan Kita dan 
mereka
memberikan penjelasan tentang apa dan bagaimana DOWN SYNDROME 
kepada saya.
Dan lauda juga di saran kan untuk menjalani tes jantung, mata. Dan hasil tes
jantung lauda ternyata ada kelainan juga yaitu PDA, dan mata juga ada yaitu
minus 2,5, dan silinder 2,5. Untuk kedua kalinya saya merasa disambar petir
di siang bolong. Rasa tidak terima, sedih dan berbagai rasa terus didada
ini, dan yang lebih parah lagi saya merasa TUHAN TIDAK ADIL , kenapa 
harus
saya, kenapa harus lauda yang menghadapi kenyataan ini, salah saya apa?.
Satu hal yang ada dalam hati dan pikiran saya waktu itu adalah MATI...
mungkin KEMATIAN adalah solusi yang terbaik. Saya bertekad saya harus 
mati
bersama dengan ke 2 anak saya. Pikiran itu yang selalu ada dalam pikiran
saya. Karena saya tidak mau kelak anak saya LAUDA menjadi bahan olok 
olok
orang , menjadi bahan ejekan, di kucil kan, dan di hina.saya harus
menjauhkan lauda dari kenyataan ini.
Sekembali dari rumah sakit saya antar lauda ke rumah, setelah itu saya ambil
mobil saya bawa kendaraan masuk jalan tol cikampek terus ke Tj Priok dan
balik lagi ke cikampek dan saya menangis, marah., semua perasaan saya
tumpahkan saya berteriak sampai saya merasa lelah dan saya ingin bunuh 
diri
bersama anak anak saya. Tapi entah dari mana saya seperti nya merasakan
lelah sekali dan saya menepikan kendaraan dan saya beristirahat sejenak 
dan
tanpa saya sadari ada suatu bisikan MENGAPA SAYA PUTUS ASA?.... 
KENAPA SAYA
TIDAK MENDEKAT KAN DIRI DAN BERSERAH KEPADA NYA?.. sungguh 
saya kaget, saya
terbangun dan saya coba untuk mengingat ngingat apa saja yang telah saya
lakukan Selama 2 jam tadi. Sejak saat itu saya lebih sadar dan coba untuk
menerima kenyataan ini dan saya bertekad saya akan buktikan bahwa 
mempunyai
anak DS bukan suatu AIB, tetapi ANUGRAH. Doa yang tidak ada putus putus 
nya
kepada SANG PENCIPTA buat anak ku lauda selalu saya panjat kan. Dan 
mulai
saat itu lauda saya bawa ke tempat terapi dan saya berikan dia apa yang di
butuh kan . tanpa raa lelah saya berjuang dan saya kejar ketinggalan lauda
agar lauda bisa menjadi anak yang pintar minimum untuk diri nya sendiri,
agar kelak dia tidak bergantung ke pada orang lain. Saya ingat kakak saya
berpesan "KITA ORANG TUA HANYA LAH IBARAT TEMPAT PENITIPAN 
BARANG, ORANG
BOLEH MENITIPI BARANG APA SAJA, ENTAH BARANG YANG MAHAL, 
MURAH, BAGUS ,
JELEK, APAPUN... TOH NANTI TITIPAN INI AKAN DI AMBIL OLEH YANG 
PUNYA" ini
yang ,membuat saya sadar saya harus menjaga titipan NYA. Kepada kakak 
nya
pun saya coba untuk menjelaskan keadaan adik nya dan saya bersyukur 
kakanya
pun bisa mengerti. Beruntung saya adalah orang yang tidak terlalu lama larut
dalam situasi yang sangat sangat menyiksa ini, saya hanya larut selama 2
minggu dimulai dari tes kromosom, dan sejak itu saya sudah bisa terima
kenyataan dan saya sampai sekarang merasa sangat bahagia dengan 
kehadiran
lauda.

Sekarang lauda sudah berumur 6.5 thn sekolah di SD normal, terapi di 
YAMET 2
kali seminggu dan lauda juga sudah bisa bicara, layaknya anak lain nya.
Terima kasih TUHAN !! Saya menganggap ini merupakan suatu mukjizat.




Uci mamaKavin
http://oetjipop.multiply.com
Get your Free E-mail at http://balita.zzn.com
___________________________________________________________
Get your own Web-based E-mail Service at http://www.zzn.com

--------------------------------------------------------------------------
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
unsubscribe dari milis, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
FAQ milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke