---------- Forwarded message ----------
From: Eko Bambang Subiyantoro
Date: May 31, 2006 12:44 PM
Subject: CiKEAS Tenda Kehujanan, Ibu-ibu Tidur Berdiri sambil Menggendong
Anaknya

http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=berita%7C-619%7CX
Selasa, 30 Mei 2006
Kabar dari Gempa Yogyakarta
Tenda Kehujanan, Ibu-ibu Tidur Berdiri sambil Menggendong Anaknya
Jurnalis: Eko Bambang S
Jurnalperempuan.com-Bantul. Hujan yang mengguyur Kabupaten Bantul setiap
malam memaksa pengungsi, khususnya ibu-ibu menggendong bayinya sambil duduk
dan tiduran. Hal ini dilakukan karena tenda yang digunakan kemasukan air
hujan yang deras dan di dalam tenda hanya ada alas tikar. Tidak urung para
ibu-ibu ini menggendong anaknya sambil duduk dan tiduran. Beberapa anak-anak
bahkan tidak bisa tidur karena memang tenda yang dipakai tidak bisa
digunakan.

Situasi ini dialami oleh sejumlah pengungsi di posko depan rumah dinas
Bupati Bantul. Dalam satu tenda terisi 3 orang orang campur, baik laki-laki,
perempuan, manula dan anak-anak. "kalau hujan kami ini semua semakin sedih,
karena kami tidak bisa tidur dan beristirahat. Tenda hanya untuk tempat
teduh, tetapi tidak untuk tempat istirahat. Bagaimana mau istirahat, orang
lantainya basah, hanya tikar tidak mungkin kami pakai tidur,"ujar ibu Yuli
sambil mengendong bayinya. Ditambahkannya, "kalau hujan kami terpaksa tidak
tidur, kami terpaksa ya berdiri sambil gendong bayi. Kasihan anak-anak,
mereka tersiksa dengan situasi begini. Biasanya kalau dirumah, jam delapan
mereka kebanyakan sudah tidur, sekarang mereka terganggu karena tidak ada
tempat tidur lagi," tambah ibu Yuli.

Hujan memang menambah kesulitan baru bagi para pengungsi, khusunya ibu-ubu,
karena mereka hampir tidak bisa melepaskan diri dari anak-anaknya.
Kebanyakan anak-anaknya yang masih bayi selalu berada dalam pelukannya.
"Saya lebih baik tidak tidur, daripada anak saya nangis. Ya gimana lagi
orang kondisinya seperti ini, mau pulang, kemana lagi sudah tidak ada rumah
lagi yang bisa ditempati," ujar ibu Yuli.

Seperti halnya ibu Yuli, ibu Anis juga mengalami kondisi yang sama. Ia harus
mengendong bayinya sambil duduk. "Saya ngantuk dan capek, hujan-hujan gini
mau tidur susah, apalagi saya ada anak bayi. Ya saya sambil menunggu hujan
tidur berdiri sambil mengendong bayi," ujarnya. Ibu Anis berharap, selain
tenda yang lebih layak, ia minta tempat tidur, agar tidak kedinginan lagi,
pintanya. Ibu Anis menyesalkan minimnya penanganan bagi pengungsi, padahal
posko yang di tempati tidak jauh dari rumah dinas Bupati Bantul yang menjadi
Posko Satkorlak dan disekelilingnya berdiri tenda sejumlah tim SAR baik dari
TNI atau bantuan Tim SAR Asing. "Apa mereka itu tidak melihat kami-kami yang
ada di tenda. Kami yang dekat aja tidak diurus, bagaimana dengan mereka yang
jauh ya," keluh ibu Anis.

Kirim email ke