inti dari permasalahan ini khan mbak Ani mau menyapih.......karena nggak
tega dengar tangisan n liat si kecil khan.....menurut saya sich.....nggak
perlu pisah kamar karena dari segi umur kasihan pisah sama
mamanya....kebetulan saya punya cara menyapih dari milis nakita jadi bisa di
praktekan. semuanya sich tergantung sama kita (baik dari pihak Ibu maupun
Bapak). harus ada kerjasama yang baik n terutama kuncinya kita musti tega,
sabar n tegas. itu saja...

Alhamdulillah udah 3 minggu ini putri saya udah bisa disapih. memang sich
awalnya nggak tega, kasihan dsbnya dech...tapi kita musti paksakan ke diri
kita sendiri untuk tetep tega.

yach moga aja artikel dibawah ini bisa membantu mengatasi masalah mbak tanpa
perlu pisah kamar dulu....



 
CARA AMAN & EFEKTIF MENYAPIH SI KECIL
M enyapih si batita dari ASI mudah saja asal dilakukan dengan cara yang
tepat. 

Hingga kini masih banyak ibu yang menggunakan cara-cara penyapihan seperti
yang dilakukan ibu-ibu zaman dulu. Dari mengoles putingnya dengan zat-zat
yang berasa pahit seperti jamu dan brotowali, sampai memplester puting.
Bahkan ada yang mengolesnya dengan obat merah. Padahal, sudah seharusnyalah
kita meninggalkan cara-cara lama itu. Apalagi pada dasarnya, menyapih anak
dari ASI dapat dilakukan secara alami, sehingga anak lebih siap menerimanya.

Jika menyapih dilakukan dengan cara yang benar, maka kelekatan anak dengan
ibunya akan berada dalam porsi yang tepat. Maksudnya, anak dapat belajar
bahwa ibu tetap mencintainya meskipun ia tak mendapatkan ASI lagi. Anak akan
merasa, disapih bukanlah suatu yang menyakitkan. Dengan begitu, efek lain
yang bisa timbul adalah anak belajar kemandirian. 

SALAH CARA MENYAPIH DAN EFEK YANG MUNGKIN TIMBUL

1. Mengoleskan obat merah pada puting 
Selain bisa menyebabkan anak mengalami keracunan, juga membuat anak belajar
bahwa puting ibu ternyata tidak enak, bahkan bisa membuatnya sakit. Keadaan
ini akan semakin parah jika ibu melakukannya secara tiba-tiba. Si kecil akan
merasa ditolak ibunya. Dampak selanjutnya mudah diduga, anak akan merasa ibu
tidak mencintainya. 
Gaya kelekatan yang muncul selanjutnya adalah avoidance (menghindar dalam
suatu hubungan interpersonal). Hal ini dapat memengaruhi perkembangan
kepribadian anak. Ia akan mengalami kesulitan untuk menjalin suatu hubungan
intensif dengan orang lain. Hal ini terjadi karena di masa kanak-kanak ia
merasa ditolak oleh orang tua, dalam hal ini ibunya. 
2. Memberi perban/plester pada puting 
Dibanding cara nomor 1, cara ini akan terasa lebih menyakitkan buat anak.
Jika diberi obat merah, anak masih bisa menyentuh puting ibunya. Tetapi
kalau sudah diperban/diplester, anak belajar bahwa puting ibunya adalah
sesuatu yang tak bisa dijangkau.
3. Dioleskan jamu, brotowali, atau kopi supaya pahit 
Awalnya mungkin anak tak akan menikmati, tetapi lama-kelamaan anak bisa
menikmatinya dan malah bergantung pada rasa pahit tersebut. Mengapa? Karena
ia belajar, meskipun pahit tetapi masih tetap bercampur dengan puting
ibunya. 
Dampaknya, anak bisa mengembangkan suatu kepribadian yang ambivalen, dalam
arti ia tidak mengerti apakah ibu sebetulnya mencintainya atau tidak. "Bunda
masih memberikan ASI, tapi kok tidak seperti biasanya, jadi pahit." 
Parahnya lagi, kepribadian ambivalen bukan kepribadian yang menyenangkan.
Anak akan mengembangkan kecemasan dalam hubungan interpersonal nantinya. 
4. Menitipkan anak ke rumah kakek-neneknya 
Kehilangan ASI saja sudah cukup menyakitkan, apalagi ditambah kehilangan
figur ibu. Ingat lo, anak kecil umumnya belum memiliki kemampuan adaptasi
yang baik. Jadi, dapat dibayangkan kondisi seperti ini bisa mengguncang jiwa
anak, sehingga tak menutup kemungkinan anak merasa ditinggalkan.
Tentunya hal itu tak mudah bagi anak karena ada dua stressor (sumber stres)
yang dihadapinya, yakni ditinggalkan dan harus beradaptasi. Jadi jangan
kaget, jika setelahnya anak pun butuh penyesuaian lagi terhadap ibunya.
Malah akan timbul ketidakpercayaan anak terhadap ibu. 
5. Selalu mengalihkan perhatian anak setiap menginginkan ASI 
Meski masih batita, si kecil tetap bisa merasakan penolakan ibu yang selalu
mengalihkan perhatiannya saat ia menginginkan ASI. Kondisi ini juga membuat
anak belajar berambivalensi. Misal, ibu selalu mengajak anak bermain setiap
kali minta ASI. Tentu anak akan bertanya-tanya, "Bunda sayang aku enggak
sih, kok aku enggak dikasih ASI? Tetapi kalau tidak sayang, kok masih ngajak
aku main?" 
6. Selalu bersikap cuek setiap anak menginginkan ASI 
Anak jadi bingung dan bertanya-tanya, mengapa dirinya diperlakukan seperti
itu. Dampaknya, anak bisa merasa tak disayang, merasa ditolak, sehingga
padanya berkembanglah rasa rendah diri.

CARA YANG DIANJURKAN

Penyapihan alami/natural ( child led weaning) 
Inilah cara yang terbaik karena tidak memaksa dan mengikuti tahap
perkembangan anak. Tiap anak sebetulnya memiliki tahapan perkembangan alami
yang menandai ia siap untuk disapih. Contoh, ketika giginya mulai tumbuh dan
sistem pencernaannya sudah terbentuk baik biasanya anak mulai bisa menikmati
makanan padat, bukan lagi ASI. Dengan begitu ia pun mulai belajar secara
natural untuk meninggalkan ASI.
Sayangnya cara alami sering tak dipahami orang tua sehingga momentum yang
baik ini malah diabaikan. Sering, kan, acara makan bagi anak tidak
diupayakan menyenangkan. Makanannya juga tidak disajikan secara menarik,
tidak variatif, serta rasanya mungkin kurang enak. Dari situ, akan timbul
kesan negatif terhadap aktivitas makan. Jadi sebaiknya, manfaatkan jadwal
makan anak untuk memberikan perhatian dan gizi yang baik. Dengan demikian,
kelekatan emosional ibu-anak yang tadinya terfasilitasi di saat menyusui
dapat terimbangi dengan aktivitas lain sesuai tahap perkembagan di usia
batita.

CARA-CARA MENYAPIH INI BOLEH DILAKUKAN ASAL...

1. Memberi makan dan minum agar anak selalu kenyang sehingga lupa pada ASI 
Cara ini boleh saja dilakukan untuk menyapih, tetapi harus secara perlahan.
Selain itu, afeksi yang terjalin ketika ibu menyusui juga harus digantikan
dengan sentuhan lain agar tetap terjaga hubungan kelekatan antara ibu dan
anak. Jika kedua hal ini tak dilakukan, ditakutkan anak merasa ditolak. 
Pada anak yang sudah mengerti jika diajak berbicara, ibu dapat memberikan
penjelasan kepadanya. Katakan bahwa sudah saatnya ia makan makanan lain atau
minum susu selain ASI, tapi ibu tetap sayang padanya. 
2. Memberi empeng atau dot sebagai pengganti puting 
Yang penting afeksi dari ibu bisa tetap terjaga dengan cara yang lain. Hanya
saja, empeng atau dot bisa menciptakan ketergantungan baru sehingga
memengaruhi struktur gigi-geligi anak. Jadi, bila ada cara lain yang lebih
baik, hendaknya cara ini tak digunakan. 
3. Menjarang-jarangkan waktu pemberian ASI 
Jika tadinya pemberian ASI dilakukan kapan saja anak mau, maka untuk
menyapihnya perjarang pemberian menjadi misalnya 3 kali sehari. Lalu
beberapa minggu kemudian menjadi 2 kali sehari dan 1 kali sehari hingga
berhenti sama sekali. 
Hal ini boleh saja dilakukan karena mengikuti prinsip gradual weaning
(menyapih secara bertahap). Maksudnya, anak disiapkan terlebih dahulu,
sehingga ketika usianya genap 2 tahun, anak sudah siap tak mendapatkan ASI
lagi. Biasanya cara ini dilakukan ketika anak mulai memasuki usia 1 tahunan.
Di waktu-waktu biasanya anak mendapatkan ASI, kini diganti dengan susu
formula dalam gelas dan makanan padat. 
Yang penting, pengurangan frekuensi pemberian ASI tidak membuat anak kaget.
Termasuk dalam cara bertahap ini adalah menyapih sebagian (partial weaning).
Contoh, si batita disapih waktu malam saja atau waktu siang saja. 
4. Memberikan penjelasan kepada anak, setelah itu tak sekalipun memberikan
ASI lagi 
Cara menyapih seperti ini bisa dilakukan jika usia anak sudah mencapai 2
tahun. Akan tetapi, tidak memberikan ASI sama sekali sebagai pertanda
ketegasan ibu sama saja dengan menyapih secara mendadak (abrupt weaning).
Dampaknya tetap negatif jika penjelasan ibu tidak bisa diterima; anak merasa
ditolak oleh ibunya. 
Apalagi jika sebelumnya tak ada pengondisian atau persiapan untuk anak
terlebih dulu. Biasanya terjadi saat ibu memutuskan kembali bekerja karena
merasa anak sudah cukup besar, ibu sakit sehingga tak boleh menyusui, ibu
hamil lagi, atau produksi ASI berkurang drastis oleh karena satu dan lain
hal. 
Oleh karena itu, jelaskan pada anak alasan masuk akal mengapa harus berhenti
menyusu pada ibu. Apakah karena usianya yang sudah mencapai 2 tahun atau
karena kondisi ibu memang tidak memungkinkan sehingga harus berhenti
menyusui secara mendadak.

JANGAN MENYAPIH BILA...

Penting diperhatikan, penyapihan hendaknya tidak dilakukan bila anak sedang
mengalami suatu perubahan. Umpama, sedang tumbuh gigi, keluarga baru pindah
rumah, atau si kecil baru saja masuk kelompok bermain. Dalam periode itu
anak sedang perlu waktu untuk beradaptasi. Beradaptasi terhadap satu
perubahan saja sudah sulit, apalagi jika ditambah dengan penyapihan.
Terlebih lagi penyapihan melibatkan ikatan emosional ibu dan anak.

YANG JUGA PERLU DIPERHATIKAN

Saat mulai minum susu formula, ajari anak untuk menggunakan mug (cangkir),
bukan dengan botol dot. Tujuannya agar secara perlahan-lahan anak tidak
bergantung lagi pada puting susu ibunya. Dengan pengondisian ini, anak juga
belajar bahwa puting susu ibu bukan satu-satunya alat untuk memperoleh susu.

Tentunya sambil melakukan cara-cara tersebut, ibu tetap harus menunjukkan
afeksinya terhadap anak. Antara lain dengan memberikan sentuhan pada anak,
semisal mengusap-usap rambutnya atau memeluknya. Namun caranya memeluk
jangan seperti sedang memberikan ASI, melainkan peluklah dalam posisi yang
lain. 
Jika anak sudah bisa diajak bicara, berilah penjelasan. Contoh, "Kamu
sekarang sudah besar. Kamu perlu makanan lain selain ASI." Tekankan juga
bahwa tidak minum ASI bukan berarti ibu tidak sayang lagi.

KENDALA DARI PIHAK IBU 

Tak jarang terjadi, kendala penyapihan datang justru dari ibu sendiri. Ia
tak bersedia menyapih anaknya karena ada ikatan/ketergantungan emosional
yang kuat dengan anak. Kondisi ini bisa terjadi jika ibu terlalu menikmati
perannya sebagai sosok yang memberikan ASI kepada anak. Bisa juga
dipengaruhi oleh perasaan dibutuhkan bahwa dirinyalah yang dapat membuat
anaknya tumbuh dan berkembang melalui ASI yang diberikan.
Tentunya hal ini tak dapat dibiarkan lebih lama, khususnya setelah anak
mencapai usia dua tahun. Karena jika ASI terus diberikan, bisa menimbulkan
ketergantungan emosional yang kurang sehat antara ibu dan anak. Hal ini akan
berdampak negatif terhadap perkembangan psikis anak. Si kecil dapat
mengembangkan kepribadian dependen atau tidak mandiri, yang selanjutnya
mengarah kepada permasalahan-permasalahan emosional lain.
Gazali Solahuddin. Ilustrator: Pugoeh 

Narasumber: 

Ester Lianawati, Psi., 

dosen pada Fakultas Psikologi UKRIDA dan psikolog di Personal Growth






-----Original Message-----

From: intan dima [mailto:[EMAIL PROTECTED]

Sent: Wednesday, July 05, 2006 2:13 PM

To: balita-anda@balita-anda.com

Subject: Re: [balita-anda] Pisah kamar

 

mbak,

coba cari jalan yg teraman ya...

aman di sisi mbak dan TERUTAMA aman di sisi anak...

jangan pakai cara yang terlalu keras...

apalagi disuruh tidur ama BS...... masa kita lebih percaya ama BS dibanding 

ama kemampuan kita sendiri untuk membesarkan anak denganbijak?

jangan sampai begitu ya mbak..... aku pribadi seh nggak setuju cara ini, 

karena kesannay si anak jadi terusir.....

mbak sudah bisa bayangkan belum, gimana kalo malemnya di dalam kamar BS anak


nangis dan dipeluk BS?

bisa2 si anak merasa BSnya jauh lebih menyenangkan dibanding ke mamanya 

sendiri.....

kalo bole tau, tujuan mbak menyapih faza saat ini apa ya?

coba perlahan2 ya caranya.... utamakan komunikasikan dulu dengan anak.... 

jangan lgsg "merebut" haknya tanpa dia tau apa2.....

biacarakan, bicarakan dan terus bicarakan...

bicarakan baik2, "faza kalo malem nggak nenen mama ya.. mama mau 

istirahat....."

1-2 bulan mungkin nak seakan2 tidak peduli or tidak mengerti, tapi lama akan


nancep di pikirannya...

coba cara yang lebih halus ya mbak....

----- Original Message ----- 

From: "Anisah Kurniawati" <[EMAIL PROTECTED]>

To: <balita-anda@balita-anda.com>

Sent: Wednesday, July 05, 2006 2:04 PM

Subject: Re: [balita-anda] Pisah kamar

 

> gini nih mbak sisca, aku siang kan kerja, faza mau minum susu botol 

> ...nahhh

> kalo malem dia tuh pasti nenen. nahh aku pengennya tidur terpisah ama 

> Faza,

> biar kalo tengah malem dia gak minta nenen... tapi susahh banget ninggalin

> dia , soalnya nangisnya itu lho gak berenti2 sambil teriak2an

> "ibuuuu..nenennn!!"...kan bikin sedih mbak. oh yah ini udah hampir

> semingguan aku proses nyapih dan selalu gagal pas tengah malem, krn aku

> selalu gak tega dengerin tangisan dia. gimana yah mbak...rencananya malem

> ini, aku mo tega2in ninggalin dia tidur ama BSnya dulu..

>

>

> 

--------------------------------------------------------------------------

Kirim bunga, http://www.indokado.com

Info balita: http://www.balita-anda.com

unsubscribe dari milis, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke