Ekbis
        Banyak Cemilan Anak-Anak Tak Cantumkan Adanya Kandungan MSG
        31 Jul 2003 17:40:14 WIB
        
        TEMPO Interaktif, Jakarta:PIRAC menemukan banyak pengusaha cemilan anak-anak 
tak mencantumkan adanya MSG dalam kemasannya. 

        Bahaya konsumsi MSG atau monosodium glutamat yang berlebihan masih belum 
disadari oleh masyarakat luas. Padahal makanan yang mengandung MSG minimum 5 gram 
dapat memicu penyakit asma. Selain itu berbagai reaksi tubuh dapat muncul setelah 
mengkonsumsi MSG seperti gatal, mual dan muntah, migrain, gangguan hati serta 
ketidakmampuan belajar serta depresi. 

        Rendahnya kesadaran itu disebabkan pengusaha industri makanan masih enggan 
mencantumkan label jumlah penggunaan MSG dalam kemasan produknya. Hal ini disampaikan 
Yayasan PIRAC-Lembaga Konsumen Jakarta kepada wartawan di kantornya di bilangan 
Mampang prapatan Jakarta Selatan Kamis (31/7) siang. 

        Menurut Koordinator Lembaga Konsemen Jakarta As'ad Nugroho masyarakat hingga 
saat ini masih membutuhkan MSG untuk memperkaya rasa masakan mereka. “Kan tidak enak 
makan bakso tanpa MSG,” katanya. Mengutip keterangan LKJ, data yang didapat dari 
Deperindag, konsumsi bumbu penyedap tiap tahun rata-rata meningkat 10,3 persen. Tahun 
1999 konsumsi bumbu penyedap itu diperkirakan mencapai 129.756 ton. 

        Yayasan PIRAC dan LKJ beberapa waktu lalu melakukan penelitian terhadap 13 
produk makanan ringan yang ada dipasaran. Seperti Cheetos, Smax, Double Decker, Anak 
Mas, Taro Snack, Gemez, Twisste corn, Happy Tos, chiki, Chitato, Jetz, Twistko, dan 
Twistee Corn. Semua produk tersebut diuji kadar MSGnya di laboratorium PT Sucofindo 
dengan metode kromatografi. 

        Hasil dari penelitian tersbut, tiga produk memiliki kadar MSG lebih dari 1 
persen yaitu Twistko, Cheetos dan Chitato. Sementara produk-produk yang memiliki kadar 
MSG antara 0,5%-1 antara lain Chiki, Happytos, Taro Snack, Gemez, Smack, Anak Mas dan 
Jetz. Sedangkan yang memiliki kadar MSG dibawah 0,5 persen adalah Double Decker, 
Twistee Corn dan Golden Horn. 

        Pencantuman label MSG dalam kemasan produk-produk tersebut juga tidak luput 
dari perhatian Yayasan PIRAC dan LKJ. Dari semua produk yang diteliti tujuh produk 
diantaranya tidak mencantumkan penggunaan MSG didalamnya. Padahal dalam produk 
tersebut ada kandungan MSG yang cukup tinggi. Ketujuh produk tersebut adalah Taro 
Snack, Smax, Golden Horn, Chiki, Chitato, Cheetos, dan Anak Mas. Sedangkan yang 
jelas-jelas mencantumkan penggunaan MSG hanya empat yaitu JETZ, Twistko, Double 
Decker, dan Twistee Corn. 

        As'ad hingga saat ini belum melihat Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan 
POM) melakukan tindakan terhadap industri-industri tersebut. “Mungkin mereka belum 
melihat hal (pelanggaran) itu,” kata As'ad. As'ad meminta agar badan POM bisa 
memberi batasan takaran penggunaan MSG yang aman bagi konsu.men. “selain itu juga 
menindak produsen yang tidak mencantumkan komposisi produk makanan tersebut,” 
tambahnya. Pelanggaran yang dimaksud LKJ adalah UU No. 8 tahun 1999 tentang 
Perlindungan Konsumen, khususnya pasal 30 ayat 2 UU.mengenai label 

        Menurut Nurhasan, staf peneliti PIRAC-LKJ, MSG terbagi ke dalam dua jenis 
yaitu alami dan buatan. Yang alami bisa didapatkan dalam susu, air susu ibu, rumput 
laut serta tomat. “kebanyakan industri makanan memakai MSG sintetis karena biaya 
ekstraksi MSG alami lebih mahal,” katanya. 

Kirim email ke