ada beritanya nih di majalah Pita Pink 02 yang akan beredar tgl 21 September
ini, di pameran Femme (Female on The Move, di JHCC, Kamis ini)
juga testimonialnya oom Tutut soal makanan organik ;-)

rgds,
Hera



On 9/18/06, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Minggu, 17 September 2006

Jadilah Sahabat Penderita Kanker Payudara

Tak hanya memberi dukungan moral, breast friend juga bisa membantu pasien
memahami informasi tentang penyakitnya.


Tak mudah menjalani masa-masa perjuangan melawan kanker payudara. Sama
tidak mudahnya ketika harus menerima kenyataan terkena kanker payudara.
Artis senior, Rima Melati, pernah merasakan betapa beratnya masa-masa itu.

Rima pun lalu berkisah mengenai kanker payudara yang pernah menyerangnya.
Awalnya, kata Rima, ia tak khawatir saat mengetahui ada benjolan di
payudaranya. Saat itu, ia memang tak punya banyak informasi mengenai
penyakit ganas ini. Hal lain yang membuatnya tak merasa khawatir adalah
benjolan itu tak menimbulkan rasa sakit. ''Sampai akhirnya, ketika benjolan
itu makin besar, saya mulai curiga. Hasil pemeriksaan USG membawa saya ke
pemeriksaan lanjutan yaitu mamografi,'' ungkap Rima saat peluncuran kampanye
Breast Friends penderita kanker payudara di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dari hasil mamografi itu, dokter akhirnya menjatuhkan 'vonis' kanker
payudara. ''Reaksi saya? Ah, nggak mungkin!'' tutur Rima. Belakangan ia
menyadari, reaksi penolakan itu muncul karena ketidaktahuannya tentang
kanker payudara. ''Sebetulnya nggak boleh. Begitu didiagnosis, segera
lakukan pemeriksaan menyeluruh agar tahu jenis kanker payudara dan tingkat
keganasannya sehingga penanganan yang terbaik bisa dilakukan.''

Walau awalnya muncul penolakan dari dirinya, Rima akhirnya menjalani
serangkaian pengobatan. ''Sakit luar biasa. Itu yang saya rasakan saat
menjalani enam kali kemoterapi dan 35 kali radioterapi. Rambut saya rontok,
gundul.''

Namun, Rima tak menyerah. Ia ingin sembuh. Keinginan itu, katanya, jauh
lebih kuat ketimbang rasa sakit yang harus ia tanggung. ''Lebih dari itu,
saya selalu libatkan Tuhan. Dia yang memberikan daya hidup luar biasa dan
saya yakin Dia selalu mendampingi saya.''

Kekuatan itu juga datang berkat dukungan Frans Tumbuan, suaminya, yang
selalu setia menemani dalam pengobatan. Sekali waktu, usai menjalani
kemoterapi, Frans menyisir rambutnya. Terkejut karena ada rambut Rima
menempel di sisir, Frans dengan perasaan bersalah bermaksud menaruh rambut
itu di tempatnya semula. ''Tidak apa-apa, kita tahu ini akan terjadi,'' kata
Rima mengenang ucapannya pada Frans saat itu. ''Kami berpelukan dan saya
merasa jadi makin kuat melawan kanker payudara saya karena saya tahu begitu
besar kasih Frans kepada saya. Dia selalu mendukung dan memberikan semangat
untuk saya. Dialah breast friend saya.''

Kampanye global
Breast friend, seperti yang dilakukan Frans pada Rima, merupakan sesuatu
yang sangat penting dalam pengobatan kanker payudara. Seperti dikatakan
dokter Sutjipto SpB Onk, ahli bedah onkologi dari Rumah Sakit Kanker
Dharmais, Jakarta, peran pendamping bagi penderita kanker payudara memang
sangat penting, tidak saja dalam hal memberikan dukungan moral dan
emosional, tapi juga untuk membantu pasien memahami informasi yang terkait
dengan kanker yang dideritanya.

Nah, dengan kampanye Breast Friend yang tengah digalakkan secara global
ini diharapkan dapat mendorong orang-orang terdekat dari pasien kanker
payudara untuk menjadi pendamping yang aktif dan menjadi sahabat. ''Sehingga
bisa membantu pasien mengenali kanker payudara yang ia derita dan
mendapatkan penanganan yang tepat,'' tutur ketua Yayasan Kesehatan Payudara
Jakarta ini.

Ini adalah kampanye global yang dirancang khusus untuk menggugah
kepedulian masyarakat terhadap kanker payudara dan menekankan betapa
pentingnya kehadiran para sahabat untuk memberikan dukungan moral serta
saran-saran yang membantu pasien mengambil keputusan secara tepat. Kampanye
ini diharapkan dapat memotivasi orang-orang terdekat dari penderita kanker
payudara seperti pasangan hidup, orang tua, saudara, dan teman dari para
penderita kanker payudara agar lebih berperan sebagai sahabat bagi pasien.

Amelia Natasha punya pengalaman mendampingi ibunya, Ida Noor, yang
menderita kanker payudara. Presenter yang akrab disapa Ata ini belakangan
menyadari, kanker payudara yang terlambat dideteksi telah merenggut nyawa
ibunya. ''Hanya dalam hitungan bulan sejak terdiagnosis kanker payudara
stadium empat dan menjalani beragam pengobatan sampai diangkat payudaranya,
radioterapi, dan sekali kemoterapi, akhirnya Mama meninggal,'' ucap salah
satu presenter Indonesian Idol ini.

Ata mengakui, sebelumnya dia tidak begitu mengerti tentang kanker
payudara. Setelah sang ibu terkena penyakit ini, barulah matanya mulai
terbuka. ''Betapa banyaknya kasus kanker payudara di sekelilingku. Sekarang
yang aku bisa lakukan adalah berusaha membantu jika ada yang meminta aku
mendukung kegiatan yang berhubungan dengan kanker payudara. ''I really want
to do something!'' ujarnya.

Ata belajar banyak hal dari kejadian itu. Pertama, katanya, orang yang
terdiagnosis kanker payudara sebaiknya memiliki seseorang atau sahabat,
siapa pun dia, yang benar-benar bisa mendampingi dan memberikan dukungan.
Kedua, mendampingi orang sakit itu tidak mudah. ''Adakalanya kita merasa
capek,'' ujarnya. Karena itu, Ata menyarankan, jangan lupa untuk meluangkan
waktu sejenak untuk diri sendiri, rileks, supaya bisa tetap berpikir jernih.

Ketiga, bekali diri dengan informasi sebanyak mungkin, cari second
opinion, cari tahu tentang kankernya, pengobatannya, perawatannya, dan rumah
sakit yang bisa menangani.

Keempat, pendamping pasien harus selalu berpikir positif agar bisa
mendorong pasien berpikir positif juga. Terima dan hadapi kenyataan. ''Life
is very short, don't give up. Manfaatkan hidup semaksimal mungkin,''
ucapnya.

Hal senada juga dikatakan Rima. Menurutnya, siapapun yang didiagnosis
menderita kanker payudara, berusahalah untuk menerima kenyataan dengan
lapang dada. ''Pilihan terbaik, terima kenyataan, segera bertindak, lakukan
pemeriksaan lengkap, dan terapi menyeluruh,'' ucapnya. Untuk keluarga
pasien, Rima juga menyarankan untuk selalu berpikir positif. ''Buat dia
(penderita) bahagia, berikan semangat, dan bantu dengan doa.''

(bur )

http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=264936&kat_id=123


Kirim email ke