bagi saya nggak ada kerjaan perempuan dan pekerjaan lelaki, semua sama, yg
laki harus bisa ngerjain kerjaan perempuan vice versa.
saya kan udah bilang kalo memang itu konsekuensi dia ya dia harus tanggung
padahnya, tapi karena saya sayang sama dia ya saya temenin dia ngerapihin
rumah. semua kerja nggak ada habisnya, bu, tinggal how to handlenya saja.
Saya malah cenderung nggak mau ada pembantu walaupun akhirnya pake untuk
alasan nemenin istri di rumah. Dulu saya malah bangun jam 3:30 pagi, nyapu
sampe ke kebun, ngepel seluruh rumah, nyiapin aer mandi istri, nyariin
seragam dia, nyiapin sepatunya di mobil, bersihin dalemnya mobil dulu biar
dia seneng selama naek mobil, nyiapin sarapannya sama alat kerja dia.
jadinya cerita semua nih....
tapi bagi saya tetep, kalo mo ngelakuin sesuatu dia harus mikir baik
buruknya dan sanggup menerima akibatnya tsb.

salam

-----Original Message-----
From: Wening Pusparini [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, August 28, 2003 3:44 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [balita-anda] ibu & bapak bekerja


Memang tidak wajib buat suami ngerjain "kerjaan perempuan" di rumah.
Ya...katakanlah kesadaran saja, atau membantu saja sifatnya, atau tergantung
komitmen antara pasutri ybs maunya gimana menghandle pekerjaan itu.  Kalau
memang ada suami yg berprinsip bertanggung jawab juga atas pekerjaan2 yg
biasa dilakukan istri, saya benar2 salut & saya pikir tidak ada salahnya. Yg
jelas mengerjakan sesuatu harus ikhlas.  'Kan nggak enak juga melihat orang
yg bantu kita tapi manyun/cemberut melulu.  Bagusnya sih masing2 tahu kapan
pasangannya butuh bantuan tanpa harus diminta, apalagi sampai menghiba2.
Jangan pura2 nggak tahu atau berlagak pilon plus pasang tampang innocent di
kala pasangan kita jatuh bangun dan kerepotan hanya karena merasa "lho saya
kan nggak wajib ngerjain itu... saya mau ya syukur tp kalau nggak mau ya jgn
salahkan saya dong". Pekerjaan di rumah itu nggak ada habisnya & support
diperlukan antara pasutri. 

----- Original Message ----- 
From: "Bambang Agustutianto" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, August 28, 2003 3:00 PM
Subject: RE: [balita-anda] ibu & bapak bekerja


> ini saya sedikit tidak berkenan nih....
> bapak2x nggak perlu disadarin, dalam agama saya sudah ada pembagian
tugasnya
> kok
> jadi saya nggak mau ngerjain pekerjaan rumah karena itu kewajiban saya.
saya
> nganggep saya ngerjain sebagian kerjaan istri saya dikala istri saya nggak
> bisa karena saya sayang dia dan bukan karena kewajiban saya. Kalo ngerjain
> ngerawat kebun dll itu sudah termasuk hobi saya dan juga bukan kewajiban
> saya. kewajiban saya adalah menafkahi keluarga saya lahir dan batin.
> 
> sorry ya beda pendapat....
> 
> -----Original Message-----
> From: Joko Kusmanto [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Friday, August 29, 2003 2:56 AM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: [balita-anda] ibu & bapak bekerja
> 
> 
> Dear All,
> Bekerja memang melelahkan, bahkan meskipun kita harus berpikir positif
bahwa
> bekerja itu menyenangkan. Tetapi fisik kita tidak bisa berbohong walaupun
> berpikir positif akan sedikit membantu. Itu terjadi baik untuk bapak-bapak
> maupun ibu-ibu. Yang menjadi permasalahan adalah ketika ibu-ibu
"seolah-olah
> diwajibkan" harus mengerjakan pekerjaan tambahan di rumah.
> 
> Kami suami istri bekerja, meskipun istri tidak full time setiap hari dari
> pagi sampai sore. Solusi yang kami terapkan di rumah adalah bahwa
pekerjaan
> di rumah milik bersama. Jadi di rumah saya juga biasa memasak, mencuci,
> menyetrika baju, menyuapi anak, memandikan anak, dll yang dianggap
> "pekerjaan wanita". Pekerjaan saya sendiri untuk di rumah saya lakukan
> setelah anak-anak pada tidur malam dan sesekali anak-anak diajak ikut
> menemani kerja jika pekerjaan itu tidak serius. bahkan sesekali anak saya
> ajak ke kantor dengan segala perbekalannya seperti susu, makanan, ganti
> baju, dll.
> 
> Bapak-bapak nih yang perlu disadarkan bahwa perkerjaan rumah bukan untuk
> wanita saja, ya harus berdua. Prinsip itu bukan hanya berkaitan masalah
> ekonomi saja, misalnya mentang-mentang si suami yang bekerja kemduian
nggak
> mau menghandle pekerjaan rumah. Maaf lho bapak-bapak jika nggak berkenan.
> 
> Sudah pasti kondisi tersebut akan berpengaruh kepada anak dengan tingkat
> yang berbeda-beda. Anak yang menghindar atau cuek akibat ortu sibuk
bekerja
> merupakan signal yang menghawatirkan. Oleh karena itu, anak perlu diberi
> pengertian tentang konsep bekerja sejak dini. Sehingga anak tidak merasa
> diabaikan. Sulit memang, tetapi hubungan yang tidak harmonis anatara anak
> dengan ortu sejak dini akan dapat menimbulkan efek yang tidak baik di
> kemudian hari. Pengalaman anak di waktu kecil, yang kita anggap belum
sadar,
> akan terus terekan di bawah alam sadarnya yang dapat muncul sewaktu-waktu.
> 
> Maaf jika ada yang tidak berkenan,
> Salam,
> Joko
> 
> 
> 
> ---------------------------------------------------------------------
> >> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
> >> Info balita, http://www.balita-anda.com
> >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
> 
> ---------------------------------------------------------------------
> >> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
> >> Info balita, http://www.balita-anda.com
> >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
> 

---------------------------------------------------------------------
>> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke