mba titi...

berdasarkan pengalaman dengan asistenku dulu, memang
usia segitu tuh lagi puber2nya, apalagi kalo yang
biasa di kampung terus ada di kota, ngeliat lawan
jenis tuh bawaannya excited banget!

asistenku yang sebelumnya juga begitu (alhamdulillah
ga pernah pake tlp rumah) cuma ya itu seneng dandan,
bawaannya pengen jalan2 terus, main sama asisten
sebelah rumah ato yang di gang belakang. aku sih
maklum aja, cuma yaitu aku ajak nego, boleh main ke
rumah temen ato saudara (jangan salah lho.. asisten
juga perlu bersosialisasi...) cuma ada syaratnya :

1. kerjaan rumah harus selesai dulu
2. harus pamit pergi kemana n sama siapa pulangnya jam
berapa
3. boleh pergi tapi kalo ada ibuku ato aku di rumah
jadi anakku ga terlantar
4. ga boleh pulang terlalu malam (dibatasin paling
malam jam 8)
5. kalo kenalan sama orang lain terutama laki-laki
harus kasih tau ke aku or ibuku jadi kita tau dia
berteman dengan siapa aja.
6. ga boleh bawa temen masuk ke dalam rumah (terutama
laki-laki) krn kita ga tau temennya itu seperti apa
sifatnya
7. anakku ga boleh dibawa pergi keluar rumah sama dia
kecuali memang waktunya anakku jalan2 sore itupun cuma
boleh sampe lapangan masjid belakang rumah
8. dll yang bisa dikasih tau saat2 tertentu kalo kita
liat ada kesalahan2 kecil yang dia perbuat.

alhamdulillah waktu itu sih lancar2 aja... pembantuku
nurut2 aja, jadi akunya tenang n pembantuku senang krn
bisa main sama temannya...


--- [EMAIL PROTECTED] wrote:

> Dear para mommy,
> 
> 
> Sebelumnya, salam kenal. Nama saya Titi Ginting,
> usia 28 tahun,
> ibu satu anak, namanya Getsa, usia 14 bulan 2
> mingggu. Saya
> member baru di milis ini. Mohon maaf sebelumnya,
> baru jadi
> member belum pernah kenalan.
> Saya ingin sharing pengalaman dan ingin tau pendapat
> dari para
> smart mommy.
> Saat ini, PRT saya, namanya Warningsih, usia 15
> tahun, asal
> Brebes. Saya dapat dia, dari agen PRT di Bandung.
> Kebetulan ibu
> saya tinggal di Bandung. Dia sudah bekerja dengan
> saya selama
> hampir 3 bulan.
> Sebenarnya, dia itu pekerjaannya bagus. Orangnya
> cekatan dan so
> far semua kerjaan yang ditanganinya, beres. Tapi,
> tadi pagi,
> mantan majikannya (dulu dia kerja di Bandung) telfon
> saya. Ibu
> ini dapat nomor rumah saya, karena beliau pakai
> telefon yang
> bisa disadap dan tercatat semua incoming call. Dia
> heran,
> kenapa nomor telefon rumah saya, sering banget masuk
> ke nomor
> rumahnya. Dia selalu cari PRT yang kerja di
> rumahnya, karena
> kebetulan mereka satu kampung. Kebetulan juga,
> pacarnya dia
> kerja di dekat rumah ibu tersebut. Kebetulan si ibu,
> super
> ketat mengawasi pembantunya. Karena gak ingin
> telefon saya
> jebol, sang ibu tersebut info ke saya tentang hal
> itu.
> Siang itu juga saya ke Telkom, untuk mendapatkan
> print out 2
> bulan terakhir. Betul saja, banyak nomor2 yang tidak
> dikenal
> ada di dalam list. Kalau ditotal semuanya, kurang
> lebih hampir
> 500 ribu. Saya kesal sekali. Akhirnya, saya blokir
> telefon,
> hanya untuk bisa local saja…Karena selama ini, saya
> belum
> pernah ketemu PRT yang seperti ini. 2 PRT sebelumnya
> boleh
> dibilang jujur, walaupun saya tidak pernah
> memercayai mereka
> 100%.
> Dari Ibu tersebut, saya tau juga, kalau Mbak ini,
> genit dan
> tidak betah di rumah. Memang sebelumnya, dari
> tetangga saya
> dapat laporan, kalau dia sering keluar rumah, kalau
> saya dan
> suami tidak ada di rumah. Tapi saya tidak hiraukan.
> Karena saya
> juga jarang bepergian. Sampai saat ini, belum pernah
> ada
> kehilangan di sini.
> Malam ini, saya iseng nongkrong di dekat kamarnya,
> dan
> sepertinya mbak itu belum tidur juga. Saya mengerti
> sih, di
> usia semuda dia, harus bekerja, karena saya pernah
> merasakannya. Maunya pasti main melulu. Tapi, kalau
> dia memilih
> bekerja, mestinya dia kan harus tau konsekuensinya,
> dan
> berusaha untuk jadi orang bener.
> Saya belum ngomong ke dia. Saya berusaha sabar dulu,
> melihat
> perkembangannya.  Kebetulan saat ini mertua saya,
> ada 3 orang
> PRT di rumahnya. Kebetulan beliau lagi di Medan dan
> baru akan
> kembali Sabtu ini. Menurut beliau, tunggu beliau
> datang dulu.
> Karena, kalau saya ingin salah satu dari mereka
> bekerja di
> sini, beliau harus ngomong langsung. Kebetulan ke 3
> orang PRT
> tersebut, hanya 1 yang pekerjaannya bisa diandalkan,
> tapi itu
> supervisor di sana, dan gak mungkin juga kerja
> disini. Yang 2
> lagi, kerjaannya lelet, agak susah dibilangin, tapi
> bisa
> dipercaya. Gak neko2 tingkahnya.
> Tadinya saya, mau cari dari agen. Tapi, jujur, saya
> trauma
> sekali. Baru kali ini saya, dapat PRT dari agen, dan
> langsung
> ada pengalaman seperti ini. Saya takut dan khawatir
> sekali.
> Karena dari pengalaman sebelumnya, dari cerita ibu
> yang di
> Bandung tersebut, rumah beliau kebobolan sampai 3
> kali akibat
> ulah PRT. Biasa dari kenalan, jadi pacaran dan
> ternyata
> pacarnya itu bandit. Makanya, beliau itu sekarang
> amat sangat
> ketat mengawasi PRTnya.
> Saya pusing sekali dengan masalah ini. Tadinya saya
> mau kasih
> shock therapy, bawain sekalian ke kantor polisi.
> Biar dia jera
> maksudnya, walaupun nanti dia tidak kerja di tempat
> saya lagi,
> setidaknya dia jera untuk mengulangi ulahnya.
> Pernah sekali waktu, saya cek kamarnya. Memang tidak
> ada barang
> di situ. Hanya saya ketemukan beberapa foto mbak ini
> dengan
> sang pacar, yang aduh, saya juga geli melihatnya.
> Dari situ,
> saya sudah tau kualitas moralnya, yang gak bener
> untuk anak
> seusia dia.
> Mohon solusi dan sharing pengalaman dari para Moms.
> Di satu
> sisi, dia sebenarnya anaknya baik, tapi koq bisa
> punya akal,
> mencungkil telefon (kuncinya nenmpel di telefon)
> dengan ujung
> gagang sendok makan (saya tau dari ibu tersebut).
> Dan menurut
> ibu tersebut, selama bekerja 1 tahun dengannya,
> track
> record-nya juga bagus. Tapi ya itu tadi, sering
> pakai telefon,
> dan genit sekali. Saya memang bisa baca gelagatnya
> itu, kalau
> ada pria suka over acting. Waktu itu saya masih
> tolerir, tapi
> di satu sisi, saya gak ingin di kemudian hari
> terjadi apa2.
> Suami saya juga sering tidak di rumah, dia sering
> dinas di luar
> kota. Jadilah, hanya saya bertiga dengan mbak ini.
> Mau gak mau,
> harus punya PRT yang tidak genit dan bisa dipercaya
> (walau
> tidak 100%)
> Bagaimana sebaiknya ya? Apa perlu saya shock therapy
> dia?…Atau
> saya ganti sekalian? Ada informasi mengenai agent
> PRT , yang
> bisa dipercaya? Selama ini saya buta banget tentang
> agen prt di
> Jakarta.Mohon maaf kalau email saya kurang berkenan.
> 
> Terimakasih banyak untuk masukannya,
> Titi
> Ibunya Getsa yang lagi pusing sama ulah PRT…(PRT/BS
> sepertinya
> never ending story ya..)
> 
> 
> 
> 
>
___________________________________________________________
> indomail - Your everyday mail -
> http://indomail.indo.net.id
> 
> 
> 
>
--------------------------------------------------------------
> Kirim bunga, http://www.indokado.com
> Info balita: http://www.balita-anda.com
> Peraturan milis, email ke:
> [EMAIL PROTECTED]
> menghubungi admin, email ke:
> [EMAIL PROTECTED]
> 
> 


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

--------------------------------------------------------------
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke