artikel satu lagi, mbak...

salam manisss,
Ivy


diambil dari : http://lucysteven.multiply.com/journal/item/90

Tau kan, ASTMA?

Itu loh, penyakit yang bikin penderitanya kesulitan bernapas dan bunyi..ngik..ngik...ngik kl lg parah bisa Ngok..ngok..ngok... Saluran pernapasannya menyempit karena tercetus zat tertentu/perubahan cuaca, kelelahan atau dipicu stres.
Biasanya sih karena keturunan atau bakat alergi.
Astma bisa menjadi bawaan sejak lahir atau timbul belakangan karena paparan alergen yang datang dari polusi, hawa dingin, makanan pencetus alergi dan astma. Astma yang kuderita diberi nama ASTMA BRONCHIAL. Terjadinya penyempitan karena astma di bagian pembuluh napas bernama bronkus.

Fakta tentang astma :

Tidak jelas berapa jumlah penderita astma di dunia/di Indonesia. Tetapi saat ini kecenderungan seseorang menderita astma meningkat karena adanya peningkatan polusi, pencemaran udara, gizi yang buruk, perubahan cuaca tidak menentu dan daya tahan tubuh yang menurun. Perkawinan masih dengan kerabat dekat juga memicu faktor genetis penderita astma. Astma memang bukan penyakit penyebab kematian, tetapi kurangnya pengetahuan dalam menyikapi penyakit ini bisa berakibat fatal.

Bagaimana astma menyerang?
Sama seperti beberapa penyakit lain, astma bisa kumat bila daya tahan seseorang sedang lemah dan metabolisme tubuh tidak bekerja dengan baik sehingga menjadi rentan terhadap serangan astma.

Mau tahu rasanya ketika astmaku kumat?
Rasanya rongga dada ini sesak, sempit, panas dingin, berkeringat, tidak nyaman, lelah dan lemah, tidak bisa tidur dan karena kekurangan pasokan oksigen kepala menjadi pusing. Ya rasanya seperti ada sekarung beras yang ditimpakan di dada, kl lagi parah kumatnya rasanya seperti dihimpit bis...he..he..he

Pengalaman pertamaku berkenalan dengan astma adalah ketika usiaku satu tahun. Bayangkan bayi cantik yang ditunggu-tunggu sekian tahun oleh Bpk dan Mamaku dikencani astma terlalu dini.
Mulailah perjuangan tubuh kecilku berperang dengan si Astma.
Dari cerita-cerita orang tuaku dan siapa saja yang tau tentang perjalanan penyakitku ini, merasa trenyuh. Sedari bayi imut itu, aku akrab dengan yang namanya suntikan, selang infus, tabung oksigen, obat-obatan dan aneka test coba-coba oleh dokter yang surprise dengan astma yang merongrong pasien cilik mereka. Salah satu terapinya adalah, sebulan sekali aku disuntik dengan darah Mamaku, dan salah satu test yang kujalani adalah test Mantoux. Dalam satu bulan bisa beberapa kali aku pindah tidur di ranjang rumah sakit, sampe tidak jelas lagi mana yang rumah dan mana yang rumah sakit, saking seringnya bobok dan main di rumah sakit.
Jangan bayangkan badanku ketika bayi, montok dan cubby dan imut...jauh bo!
Aku kecil, mungil dan ringkih. Padahal lahir cukup bulan dan tidak kurang gizi. Dadaku cekung, bahu merosot, mata sembab kurang tidur dan kurus untuk ukuran bayi-bayi lainnya. Kasian deh gue... Eh kata para dokter, kl astma dimulai sejak usia sangat kecil/balita maka penyakit ini akan menetap seumur hidup. Bujubune...temenan kok ama yang beginian ya?
Keadaan dramatis penyakit ini berlangsung hingga usiaku dewasa.
Rontgen dan tes alergi kujalani ulang, pada kurang lebih tahun 1993.
Test ini, dilakukan dengan menyuntikkan zat pencetus alergi di bawah kulit di bagian punggung. Waktu itu aku menerima paparan 16 alergen.
Hasilnya?
Aku gatal, eh... bakat alergiku pol-polan, tidak ingat sampai skala berapa saja.
Ini karena faktor genetis alias keturunan.
Zat yang disuntikkan di punggung itu bikin bentol-bentol besar dan kecil yang guatalnya (gatel banget!) luar biasa. baru hilang setelah seminggu. Untuk mengurangi gatalnya diberi bedak anti gatal seperti Caladyn.
Mau marah gimana...lha wong kudu gitu caranya.

Serangan Astma terparah?
Tahun 1994, pengalaman paling menakutkan ketika Astmaku kumat. Dimulai dengan batuk, demam, pilek dan sesak napas aku melewati waktu berminggu-minggu di rumah sakit. Setiap hari aku muntah-muntah sampai lemas. Kt dokter ini efek dari pengobatan. Otomatis aku tidak bisa kemasukan makanan, hanya minum dan cairan infus. Beberapa hari dirawat, dadaku sangat nyeri, terutama bagian kiri bahkan menimbulkan nyeri sampai ke lengan kiri dan telapak tangan. Jadilah aku di EEG, ini untuk mendeteksi kondisi kesehatan jantung. Dokter terkejut oleh hasilnya, diagnosis sementara aku terkena gejala jantung koroner dan direkomendasikan untuk ke RS Jantung Harapan Kita, Jakarta. Menurut dokter ahli tersebut aku masih terlalu muda untuk penyakit tersebut. Aku mulai menkonsumsi tablet Cedocard (kl tidak salah), yang diletakkan di bawah lidah. Dengan Astma parah dan jantung yang menyempit, keadaanku mendekati kritis. Alamak! Aku sudah hampir mati, pikirku. Jadilah aku minta maaf kepada temen-teman dan saudara yang datang menjenguk. Bahkan sampai ada yang menangis.
Ketika kondisiku agak kuat, aku minta pulang saja.

Keluar dari RS tersebut, astmaku segera kumat lagi. Tentu saja segera ke rumah sakit. Tapi kali ini bukan rumah sakit sebelumnya..aku kapok..harus cari 'second opinion' dong! Oh ternyata bukan jantung koroner, melainkan efek dari Astma yg sangat parah dan obat-obatan keras yang kuminum. Jantung juga ikutan ngos-ngosan untuk memasok oksigen. Di rumah sakit ini aku menjalani 'Bronkoskopi', melalui hidung dimasuki selang yang ada kamera mini di ujungnya dan ada alat pembersih dan penghisap kotoran dan lendir yang menyumbat di saluran napasku. Bahkan aku disuruh melihat sendiri saluran napasku yang meradang tersebut. Meskipun dibius lokal, rasanya tetaplah sakit luar biasa, bahkan terjadi perlukaan di tenggorokanku. Hasil cetak foto bronkoskopi tsb aneh dan menyeramkan menurutku.

Akupun menjalani test 'respiratori' untuk melihat kapasitas paru-paruku yg ternyata hanya separuh dari kapasitas normal. Dan menjalani fisioterapi pijat dan tepukan di punggung. Dengan dokter yang bijak, humoris dan semangat tinggi untuk segera meninggalkan rumah sakit, akupun sembuh...bisa tersenyum dan makan enak lagi :-)

Serangan Astma selama kehamilan?
Hamil dengan astma tidak masalah. Bahkan dengan adanya janin di perutku, badanku menjadi lebih hangat. Sesekali serangan datang tetapi tidak terlalu parah. Dengan inhaler dan nebulizer, aku segera pulih. Ketika tiba saat persalinan, dokter telah bersiap-siap untuk melakukan berbagai tindakan pertolongan bila astmaku kumat saat persalinan. Dengan ketenangan, semangat dan naluri melindungi buah hati, astmaku tidak sempat kambuh...hi..hi..hi bahkan dikaruniai empat orang pemuda cilik. Si nomer dua, Ahmad Farqi Ramadhan juga membawa astma (cerita ttg astma pd anak? kapan2 yah!)


Puas dengan karier sebagai penderita astma sejak balita, aku mulai belajar memahami penyakit ini.
Kukatakan berusaha memahami karena selama ini aku kenal, tetapi belum paham.
Karena mulai timbul pemahaman aku bisa bersahabat dengan astma.

Upaya-upayaku mengendalikan astma :

- Pencegahan tentu lebih baik daripada pengobatan.
- Menerima dan memahami bahwa aku adalah penderita astma dengan berbesar hati dan pikiran positif bahwa menderita astma bukanlah akhir dari segalanya. - Menghindari sebisa mungkin pencetus alergiku. Tepung sari bunga tertentu, asap rokok dan bau obat serangga bisa menyebabkan sesak napas.
- Menjaga agar tubuh tetap bugar/fit.
Sehat dan kuat belum tentu bugar.
- Rajin olah tubuh alias olah raga atau beraktifitas yang membakar kalori, misalnya dengan berkebun, berenang dan senam. - Waspada terhadap perubahan cuaca. Pancaroba biasanya membuat daya tahan tubuh menurun. - Hati-hati dengan makanan. Coklat, seafood, kacang2an, talas, sawo dan bbrp makanan lain pada orang tertentu dapat memicu alergi. - Ganti kasur kapuk dengan kasur busa yang berkualitas. Debu kapuk merangsang penyempitan pernapasan karena lebih banyak debu. - Hati-hati berinteraksi dengan hewan2 piaraan. Bulu kucing, anjing, kelinci bahkan ayam dapat memicu penyempitan saluran napas.
- Hindari pemakaian karpet dan aneka mainan hiasan dari bulu2.
- Bersihkan perabot rumah anda dengan seksama. Debu mengandung tungau, hewan kecil pemicu alergi. - Mengkonsumsi anti oksidan dan multi vitamin sesuai aturan membantu meningkatkan daya tahan tubuh. - Makan makanan yang bergizi tinggi, buah-buahan, madu murni, sayuran dan susu untuk membantu perbaikan sel-sel yang rusak.

Self mind healing :

- Berbesar hati dan menerima dengan positif astma sebagai bagian dari perjalanan kehidupan dan bersahabat dengannya. - Afirmasi diri, kukatakan pada diriku, "aku sehat.. aku kuat..aku tidak sakit." berulang-ulang sampai semangat untuk sembuh timbul kembali. - Berdoa kepada Tuhan semoga senantiasa tabah, ikhlas dan bersabar atas cobaan yang diberikanNya. - Jauhi stres dan ketegangan. Hidup apa adanya, berusaha tapi tidak ngoyo. Stres sedikit bisa membantu mencapai ambisi, tetapi stres berlebihan memicu astma kambuh lebih parah. - Banyak tertawa. Dengan senyum dan tawa memicu hormon serotonin dan bbrp hormon lain yang membuat kita gembira, sel-sel yang rusak segera tergantikan dan metabolisme tubuh jadi lancar. - Bersahabat dengan penderita astma lainnya. Ini sangat membantu membangun percaya diri dan semangat untuk pulih. Kalau perlu ikut tukar pikiran di klub Astma. Di Jogjakarata, salah satunya ada di RS Bethesda.

Bila Astma terlanjur menyerang :

- Jangan panik dan cemas. Tenangkan pikiran anda, tarik napas dari mulut.
- Hindari pencetus serangan segera.
- Hentikan segala aktifitas, segera mungkin berbaring dengan posisi kepala lebih tinggi dari badan.
- Longgarkan pakaian dan kenakan pakaian dari katun yang nyaman dan bersih.
- Dipijat. Paling enak dipijat bagian kepala, pundak dan punggung. Ini membantu mengurangi rasa nyeri yang timbul karena sesak napas. - Jangan berpikir yang negatif, ini akan memperparah serangan. Hibur diri kita sendiri. Dan orang-orang di sekitar kita sebaiknya membantu membesarkan hati.. - Beri pertolongan dengan obat hisap, inhaler atau tablet anti astma. Misalnya 'Bricasma, Ventolin inhaler, Alupen, dll.' Biasanya mengandung 'terbutalin sulfat' untuk membantu kerja otot2 di saluran pernapasan agar lebih longgar. - Cari tempat dengan sirkulasi udara yang baik dan sejuk. AC dengan suhu yang tepat sangat membantu, tetapi tidak dengan kipas angin.
- Istirahat sebanyak mungkin.
- Bila pertolongan biasa tidak membantu, sudah saatnya ke rumh sakit/klinik untuk mendapatkan tindakan medis. Misalnya dengan 'Nebulizer'. Diberi uap yang mengandung obat untuk melonngarkan saluran napas. Bisa juga dengan suntikan atau melalui selang infus.
- Mandi dengan air hangat untuk melancarkan peredaran darah.
- Makan makanan berkuah yang bergizi dan minum minuman yang menghangatkan, seperti wedang jahe.
- Perbanyak minum air putih.
- Pelukan dan perhatian dari orang-orang terdekat sangat membantu pemulihan serangan astma. Asal jangan sodara 7 turunan disuruh meluk semua..wah bisa tambah sesak napas jadinya..qqq. - Bangun pagi, gerak badan ringan, hirup udara segar dan berjemur di bawah hangatnya matahari pagi. Kurang lebih antara pukul 5.30-09.00. Bagi yang tinggal di daerah pantai, lakukan kegiatan ini di tepi pantai. Kelembapan udara pantai sangat tinggi dan mengandung banyak muatan udara bersih akan membantu terapi penyembuhan astma.

Obat-obatan untuk Astma?

Banyak sekali obat-obatan untuk astma di pasaran, baik yang diresepkan oleh dokter maupun yang dijual bebas. Biasanya berisi, terbutalin sulfat, salbutamol sulfat, ephendrin, juga bbrp bahan lainnya, dll (krn menggunakan bahasa awam semoga saya tidak salah tulis, silakan di recek lg). Semua tergantung pabrik pembuatnya, dan disesuaikan dengan kebutuhan penderitanya. Bentuknya bisa tablet, cairan suntik, cairan u nebulizer, inhaler dan lain sebagainya.
Obat-obatan tersebut sangat membantu ketika serangan astma datang.
Tetapi keperluan setiap orang akan obat-obatan tersebut sangat berbeda-beda, tergantung keadaan fisik dan psikis penderitanya. Aku sendiri memakai 2 macam inhaler. Bricasma Turbuhaler 2,5mg, isi 200 dosis dan Becotide Rotadiskhaler 2,5mg, satu disk isi 8 dosis. Keduanya dihisap kuat lewat mulut.

Efek dari obat-obatan tersebut?
Semua obat astma sangat membantu untuk melonggarkan saluran pernapasan yang menyempit.
Tetapi kebutuhan setiap orang akan dosis obat-obatan tersebut berbeda-beda.
Jadi, dosis untuk seseorang belum tentu cocok untuk orang lainnya. Apalagi dosis obat untuk anak-anak. Yang perlu mendapat perhatian adalah serangan astma yang disertai dengan penyakit lainnya, misalnya bila diikuti deman tinggi, vertigo, migrain dlsb. Serangan astma pada penderita penyakit jantung, diabetes, ginjal, hepatitis dan penyakit berat lainnya perlu penanganan oleh ahlinya. Jangan sembarangan minum obat, apalagi obat-obatan yang dijual bebas. Aku sendiri lebih memilih obat-obatan berbentuk inhaler dan nebulizer, bekerja lokal di saluran napas dengan cepat, dosisnya kecil dan tanpa efek samping. Biasanya obat-obatan astma menyebabkan sedikit tremor/efek gemetar di telapak tangan, dan menyebabkan denyut nadi lebih cepat dari biasanya. Ada juga yang menimbulkan rasa mual. Tetapi tremor yang berlebihan, mual muntah berlebihan denyut nadi sangat cepat dan jantung yang berdebar-debar perlu diwaspadai. Kemungkinan terjadi kelebihan dosis atau tidak cocok dengan kandungan obat tertentu. Dan bila terjadi gatal-gatal, bisa juga disebabkan alergi tehadap kandungan obat tersebut. Bila terjadi gejala-gejala ini sebaiknya segera ke dokter. Jadi saran saya, sebaiknya gunakan obat-obatan yang diresepkan oleh dokter, kalau perlu mintakan copy resepnya. Sehingga bila kita kehabisan tinggal minta ke Apotik bila diperlukan.

Aku dan Astmaku kini :

Senang sekali, aku sangat jarang bertemu dengan si Astma. Setahun hanya beberapa kali dan tidak pernah sampai parah. Berbesar hati, menjaga kesehatan dan bekal pengetahuan tentang Astma sangat membantuku mengendalikan serangan Astma. Bukankah tak kenal maka tak sayang? Eh, tak kenal maka tak bisa mengendalikan.. Dan...Aku sekarang merasa lebih sehat, lebih positif dan lebih cantik ..lho kok?

Hai Astma..jangan sering-sering berkunjung yah...






----- Original Message ----- From: "o.SFD.Martha Sofiana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <balita-anda@balita-anda.com>
Sent: Tuesday, March 20, 2007 2:15 PM
Subject: [balita-anda] asma


Dear smart parents,

kemarin aku bawa yemimaku ke dokter (lagi setelah yang kesekian kali)
karena batuknya udah hampir dua minggu leboh gak sembuh-sembuh.

waktu dokter yang pertama dia cuma bilang kalu di dadanya ada flek,
diterus dikasih obat, ( tapi belum sembuh-sembuh)

dokter yang kedua ( baru periksa kemaren) anakku di bilang sakit asma ?

aku bingung secara aku tahu kalo gak salah asma itu keturunan bukan ?

ada yang bisa bantu aku kasih pencerahan dan pengalaman  mengenai asma
dan solusi?

terima kasih banyak

Regards,

Martha Sofiana
Structured Finance Dept. - PT.Oto Multiartha
[EMAIL PROTECTED]


Kirim email ke