KEGUGURAN BERKALI-KALI? WASPADAI KELAINAN DARAH
www.balita-anda.com

Dampak yang ditimbulkan akibat kelainan darah
sangatlah fatal. Pada wanita
hamil dapat menyebabkan keguguran berulang.

Kesedihan yang mendalam sempat melanda Dewi setelah
berkali-kali mengalami
keguguran. Padahal, ia ingin sekali memiliki momongan.
Beruntung dokter
ahli kandungannya menyarankan untuk memeriksakan
darah. Hasilnya, Dewi
dinyatakan memiliki kelainan antiphospholipid syndrome
(APS).

Apa sih APS itu? Dijawab dr. Kanadi Sumapraja, Sp.OG.,
bahwa APS adalah
gangguan yang menimbulkan kelainan pada darah sehingga
darah cenderung
mudah membeku. "Gangguan ini dapat terjadi pada
pembuluh darah arteri atau
pun vena di semua tempat. Lalu karena dapat
memunculkan beberapa gejala
sesuai organ tubuh yang terkena, maka disebut pula
sebagai kumpulan gejala
atau sindrom.''

Umumnya, gejala itu dapat langsung terlihat bila pada
organ-organ yang
mengalami gangguan pembekuan pada pembuluh darah.
Pengajar di Bagian
Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran UI,
Jakarta ini mencontohkan,
jika pembekuan darah terjadi pada pembuluh di otak,
maka dapat menyebabkan
stroke. Bila mengenai pembuluh darah di ginjal dapat
menyebabkan gangguan
fungsi ginjal. Sedangkan, kalau pembekuan berlangsung
di pembuluh darah
tungkai maka dapat menyebabkan gangguan trombosis vena
dalam.

Akan halnya Dewi, karena gejala yang dialaminya adalah
keguguran berulang,
berarti pembekuan itu terjadi pada pembuluh darah
spiralis di rahim.
Pembuluh darah ini seharusnya berfungsi memperdarahi
(mengalirkan darah ke)
plasenta. Pada saat terjadi pembekuan darah di
pembuluh tersebut, suplai
darah dari ibu ke janin jelas terganggu hingga
terjadilah peristiwa
keguguraan.

MUNCUL KALA HAMIL

Asal tahu saja, APS bisa terjadi di semua pembuluh
darah di tubuh manusia.
Kelainan ini juga tidak pandang bulu, karena bisa
dialami pria maupun
wanita. Namun, umumnya APS diderita oleh mereka yang
berusia antara 20
hingga 50 tahun.

Sayangnya, banyak wanita yang baru mengetahui dirinya
menderita APS justru
pada saat hamil. Ini disebabkan selama hamil terjadi
perubahan normal dalam
darah sehingga lebih mudah membeku. Perubahan normal
ini sebetulnya
merupakan persiapan tubuh wanita hamil dalam
mengantisipasi kejadian
perdarahan dalam persalinan.
Mekanisme penghentian perdarahan dalam persalinan,
selain ditentukan oleh
kontraksi otot rahim setelah lahirnya plasenta, juga
ditentukan oleh
mekanisme pembekuan darah yang baik. Namun adanya APS
membuat darah wanita
hamil mengalami peningkatan pembekuan. Akibatnya,
darah akan sulit
memperdarahi janin sehingga pertumbuhannya terhambat
atau malah berhenti
sama sekali dan terjadilah keguguran.
MEMASTIKAN APS

Untuk memastikan apakah seseorang menderita APS,
menurut Kanadi, ada dua
kriteria yang harus dipenuhi. "Satu, kriteria klinis
dan satu lagi kriteria
laboratorium."

Kriteria klinis dapat diamati melalui gejala yang
timbul, yakni dengan
adanya riwayat kelainan akibat terjadinya trombosis
(pembekuan darah).
Misalnya, trombosis vena dalam, stroke, atau malah
pernah mengalami salah
satu komplikasi kehamilan berupa keguguran berulang,
kematian janin, atau
persalinan belum cukup bulan akibat adanya kelainan
tekanan darah tinggi
dalam kehamilan (preeklamsia/eklamsia), atau gangguan
aliran darah pada
ari-ari.

Khusus untuk kriteria laboratorium, harus dilakukan
pemeriksaan darah yang
bisa menunjukkan ada-tidaknya antibodi terhadap
fosfolipid, yaitu
anticardiolipin antibody (ACA) dan lupus anticoagulant
(LA). Kedua
pemeriksaan itu bertujuan untuk mengetahui pengaruh
kedua faktor tersebut
pada mekanisme pembekuan darah.

Bila tidak sekaligus dilakukan pemeriksaan pada dua
komponen itu, bisa saja
terjadi salah diagnosa. Misalnya, hanya diperiksa
ACA-nya saja dan ternyata
hasilnya negatif tapi pada kehamilan berikutnya
terjadi lagi keguguran.
Kondisi itu dapat terjadi jika LA yang luput diperiksa
ternyata positif.
Untuk itu ibu perlu melakukan kedua jenis pemeriksaan
darah tersebut karena
mungkin saja hasilnya hanya salah satu yang positif
atau keduanya positif.

Pun bila hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan
ACA atau LA positif,
sebaiknya ibu melakukan pengulangan pemeriksaan.
Pengulangan ini cukup
sekali saja dan umumnya dilakukan enam minggu setelah
pemeriksaan pertama.
Tujuannya, agar dapat diketahui dengan pasti, apakah
ACA atau LA-nya
bersifat menetap atau sementara.

ACA atau LA yang bersifat menetap umumnya ditandai
dengan hasil yang juga
positif pada pemeriksaan ulangan. Sebaliknya jika
antibodi itu bersifat
sementara, pemeriksaan kedua biasanya menunjukkan
hasil yang negatif.
Keberadaan ACA atau LA yang tidak menetap dalam
sirkulasi darah dapat
terjadi karena antibodi yang dihasilkan sistem
kekebalan tubuh dapat
melakukan reaksi silang dalam kondisi tertentu,
misalnya saat tubuh
terinfeksi virus jenis tertentu atau menggunakan
obat-obatan jenis
tertentu.

WAKTU PEMERIKSAAN

Perihal waktu pemeriksaan yang tepat, menurut Kanadi,
tergantung pada
riwayat atau risiko yang dihadapi masing-masing
penderita APS. Pada
penderita yang pernah mengalami komplikasi dalam
kehamilan sebaiknya
melakukan pemeriksaan ACA dan LA sejak masa
prakonsepsi atau sebelum
terjadinya pembuahan. Kalaupun sudah telanjur hamil,
periksakan darah
sesegera mungkin.

Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya ACA dilakukan
secara langsung dengan
menggunakan metode ELISA (enzyme linked immunosorbent
assay). Sedangkan
pemeriksaan LA dilakukan melalui faktor-faktor yang
mempengaruhi pembekuan
darah. Panduan pemeriksaannya telah dibuat oleh
International Society on
Hemostasis and Thrombosis (ISTH). Biasanya diawali
dengan melakukan
pemeriksaan terhadap Activated Partial Thromboplastin
Time (APTT). Hasil
pemeriksaan LA dianggap positif apabila didapatkan
kelainan berupa
pemanjangan masa perdarahan sesuai dengan panduan yang
dikeluarkan oleh
ISTH.

DAMPAK YANG TIMBUL

Melalui hasil pemeriksaan laboratorium, dapat
diketahui kadar ACA yang
diderita pasien. Pengobatan yang dilakukan oleh dokter
akan sangat
berkaitan dengan kadar ACA tersebut. "Menurut standar
internasional, yang
diobati adalah pasien yang memiliki kadar ACA sedang
sampai tinggi, atau
LA-nya positif setelah dilakukan dua kali
pemeriksaan,'' ujar Kanadi.
Standar yang digunakan untuk menentukan tinggi
rendahnya ACA sangat
bergantung pada peralatan dan panduan yang digunakan
oleh laboratorium.
Namun menurut kesepakatan internasional, kadar ACA
yang berada antara 20-80
GPL/MPL tergolong sedang, dan yang berada di atas
angka 80 GPL/MPL
tergolong tinggi. Hal ini perlu dipahami, karena
semakin tinggi kadarnya,
maka semakin besar risiko terjadinya pembekuan darah
serta munculnya gejala
APS.
Dampak APS bagi pasien sangat tergantung pada organ
dimana darah pada
pembuluhnya mengalami pembekuan. Bila pada otak dapat
menyebabkan stroke.
Sedangkan yang terjadi pada tungkai kaki dapat
mengakibatkan trombosis vena
dalam, bahkan dapat memberikan gejala berupa luka
borok yang tidak
sembuh-sembuh.

Pada wanita hamil, bila mengenai pembuluh darah
spiralis yang memperdarahi
janin dapat mengakibatkan keguguran berulang saat usia
kehamilan masih di
bawah 10 minggu atau kematian janin saat usia
kehamilan sudah di atas 10
minggu.

Selain itu, APS dapat pula menyebabkan komplikasi di
akhir kehamilan berupa
persalinan belum cukup bulan. Hal ini diakibatkan oleh
adanya kelainan
seperti preeklamsia dan pertumbuhan janin terhambat.
Tandanya adalah
tekanan darah ibu tinggi, kaki bengkak-bengkak, hingga
pada akhirnya dapat
disertai kejang-kejang (eklamsia). Karenanya, tak ada
salahnya untuk
waspada bila mengalami gejala-gejala yang
mencurigakan.

PENGOBATAN

Pengobatan yang dilakukan terhadap penderita APS
bertujuan mencegah
terjadinya pembekuan darah. Umumnya penderita diberi
obat-obatan pengencer
darah atau antikoagulan. Untuk menegakkan diagnosa dan
pemberian
obat-obatan kepada wanita hamil, biasanya dokter
kebidanan akan bekerja
sama dengan dokter penyakit dalam. Pemantauan amat
penting agar pemberian
obat tidak berlebihan dan menganggu sistem pembekuan
darah. Bukan tidak
mungkin ibu malah mengalami perdarahan akibat
mekanisme pembekuan darahnya
terlalu ditekan.

Penderita APS yang pernah mengalami komplikasi pada
kehamilan sebelumnya
akan diberi obat pengencer darah semenjak masa
prakonsepsi. Namun setelah
kehamilan berikut terjadi, ibu akan dianjurkan untuk
menggunakan kombinasi
asam salisilat (diminum) dan heparin (disuntik) yang
aman digunakan selama
kehamilan.

ASAL USUL APS

APS awalnya diteliti oleh seorang dokter bernama
Graham Hughes dari Inggris
sekitar tahun 80-an. Awalnya, ia tertarik meneliti
penyakit lupus. Lupus
adalah suatu penyakit dimana sistem kekebalan tubuh
akan membentuk zat
antibodi yang berlebihan dan tidak terkontrol yang
akan menyerang
organ-organ tubuhnya sendiri, sehingga dapat
menimbulkan kerusakan.

Pada saat penelitian itulah, diketahui pada penderita
lupus darahnya mudah
membeku baik pada pembuluh darah arteri ataupun vena.
Ternyata, itu
berkaitan dengan diproduksinya zat antibodi tertentu
yang menyebabkan
terjadinya pembekuan darah ini.

Setelah diteliti lebih lanjut, antibodi-antibodi itu
bereaksi terhadap
struktur fosfolipid (struktur ini terdapat pada semua
lapisan permukaan
sel). Alhasil, kumpulan antibodi yang bereaksi
terhadap struktur fosfolipid
disebut sebagai antibodi antifosfolipid, salah satunya
adalah ACA (masih
banyak jenis antibodi antifosfolipid lainnya, yang
hingga saat ini juga
sudah mulai banyak diteliti di luar negeri untuk
mencari perannya dalam
kejadian APS).
Semula ACA ini diperkirakan hanya terjadi pada
penderita lupus. Namun,
setelah dipantau dapat terjadi pula pada manusia yang
tidak menderita
lupus. Sejak itulah, mulai dikenal antiphospholipid
syndrome (APS) atau
sebuah kumpulan gejala karena adanya sekelompok
antibodi yang bereaksi
terhadap fosfolipid.










Regards,
Uci mamaKavin+Ija
http://oetjipop.multiply.com


      
________________________________________________________ 
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! 
http://id.yahoo.com/


--------------------------------------------------------------
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke