Kenali TBC Pada Usia Dini
Gejala yang bisa menjadi pertanda seorang anak menderita TBC adalah tidak
hanya batuk saja, tapi juga disertai dengan demam dan diare. Untuk
mengetahui si anak menderita TBC atau tidak, anak tersebut minimal harus
memiliki tiga dari sepuluh gejala TBC yang harus dicurigai, antara lain:
a.. Batuk tiga minggu atau lebih yang bukan karena asma atau gangguan
pernafasan lainnya
b.. Demam yang lama
c.. Berat badan tidak naik atau bahkan turun
d.. Tes Mantoux positif
e.. Hasil foto rontgen menunjukkan tanda-tanda TBC
f.. Setelah divaksinasi BCG dalam waktu 3-7 hari, timbul reaksi hebat
misalnya di tempat suntikan menjadi kemerah-merahan
g.. Ibu memiliki tes BTA (basil tahan asam) yang positif
h.. Adanya scrophuloderma atau TBC kulit (seperti koreng yang kronik dan
tak kunjung sembuh)
i.. Adanya phlycternular conjungtivitis (kadang di mata ada merah, lalu
ada bintik putih)
j.. Adanya specific lymphadenopathy (pembesaran kelenjar getah bening di
leher)
k.. Pada TBC, biasanya kelenjar yang membesar akan berderet atau lebih
dari satu
Perlu diketahui, kasus TBC pada anak di Indonesia cukup banyak yaitu sekitar
20% dari seluruh kasus TBC. Diperkirakan terdapat 583.000 kasus baru TBC
setiap tahunnya. Di seluruh dunia, TBC dapat membunuh 100.000 anak setiap
tahunnya. Anak-anak juga paling rentan menderita TBC berat, yang menyerang
otak dan medula spinalis. Mungkin karena sulit terdeteksi, kasus TBC pada
anak seringkali tidak diperhatikan. Anak penderita TBC yang datang ke rumah
sakit umumnya sudah mengalami TBC yang berat, meluas, dan sudah menyerang ke
selaput otak (meningitis).
Untuk mencegah TBC pada anak, perlu dilakukan vaksinasi BCG sejak bayi.
Namun, apabila vakinasi itu dilakukan ketika si anak masih berusia 2-3 bulan
maka harus dilakukan tes Mantoux terlebih dahulu. Jika tes Mantoux itu
hasilnya negatif, baru boleh diberikan vaksinasi BCG. Kalau si anak ternyata
positif TBC dan kemudian diberikan vaksinasi BCG, hal itu justru akan
memberatkan penyakitnya. Namun, vaksin BCG tidak menjamin 100% si anak akan
terhindar dari penyakit TBC. Hal itu disebabkan karena kasus TBC di
Indonesia masih banyak sehingga kuman penyebab TBC, yaitu Micobacterium
tuberkulosis, banyak tersebar di mana-mana.
Selain itu, tes Mantoux yang positif juga bukan jaminan bahwa si anak
menderita TBC. Jika tes Mantoux positif namun tidak disertai dengan minimal
dua gejala lainnya, belum tentu anak tersebut menderita TBC aktif. Selain
itu, anak yang tes Mantoux-nya positif menunjukkan bahwa ia sudah terpapar
basil Tuberculosis, tapi kadang-kadang kondisi klinisnya baik. Pengobatan
TBC pada anak adalah sekitar enam bulan sama seperti halnya TBC pada orang
dewasa. Biasanya hasilnya sudah terlihat setelah si anak minum obat selama
dua bulan. Namun, pengobatan TBC harus tetap dikonsultasikan pada dokter
spesialis agar diperoleh hasil pengobatan yang tepat dan benar.
http://www.info-sehat.com/news.php?nid=325
Regards,
Renny S.
http://kevinnathaniel.multiply.com
On 5/30/07, sudarini <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
dear all, ada titipan dari teman nih, mau tanya artikel mengenai "flex
pada
balita" soalnya artikelnya yg kemarin kemarin ke hapus, please help .
thanks
--------------------------------------------------------------
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]