dari milis ibu2 juga hehehe

FYI,


Akhir-akhir ini gerakan yang mengajak untuk kembali pada ASI semakin
terdengar, terlebih setelah beberapa artis terpilih menjadi duta ASI. Banyak
media cetak untuk kesehatan orangtua dan anak mempublikasikan manfaat ASI
dalam artikel-artikelnya. Namun, gaung yang semakin bergema di kota-kota
besar itu belum menunjukkan efek menggembirakan karena ternyata beragam
informasi tersebut belum terserap merata di seluruh Indonesia, atau
katakanlah di ibukota-ibukota provinsi di Indonesia. Penunjukkan artis
sebagai duta ASI belum menyentuh sebagian besar masyarakat Indonesia, karena
nyatanya yang banyak mengikuti dan memiliki akses untuk memperoleh informasi
sebagaimana yang diusung sang duta ASI hanyalah masyarakat golongan
tertentu, yaitu mereka dari kelas menengah-atas. Para ibu dari daerah
menengah-miskin sebagian besar nyaris belum pernah mendengar adanya duta ASI
dan gerakan ASI. Bahkan para petugas medis yang selama ini diharapkan
menjadi andalan informasi oleh para ibu di kota besar, kabupaten maupun di
desa-pun belum memberikan informasi memadai mengenai manfaat ASI.

Dari hasil obrolan singkat saya dengan beberapa ibu yang ditemui di beragam
tempat (pasar, perumahan, apotik, universitas, perkantoran, dll) hampir
semuanya belum pernah mendengar tentang gerakan ASI yang menyebarkan
informasi manfaat ASI dan mengakomodasi para ibu untuk memilih berdasarkan
informasi yang sebenarnya. Oleh karenanya banyak yang lebih memilih susu
formula daripada ASI. Lebih menyedihkan lagi , beberapa orang ibu telah
memberikan makanan pendamping ASI kepada bayinya dibawah usia minimal yaitu
6 bulan (rekomendasi UNICEF, 1997). Alasan yang paling sering didengar
adalah bahwa bayinya tampak tidak segemuk bayi susu formula, bayinya jarang
BAK&BAB, atau mitos bahwa bayi akan menolak makanan padat bila terus-menerus
diberi ASI ekslusif. Hal ini tentu saja tidak benar. ASI sebagaimana telah
diciptakan ALLAH merupakan makanan terbaik bagi bayi dan layak diteruskan
walaupun sang anak telah mencapai usia 2 tahun (Al-Quran, surah Luqman,
31:14) dan bahkan tidak dapat disetarakan dengan susu atau makanan lain
buatan manusia (http://www.unicef.org/programme/breastfeeding).

Mari kita sama-sama berpikir lebih dalam mengapa ALLAH memberikan ASI bagi
manusia? Bilamana ASI tidak bermanfaat tentunya ALLAH tidak akan menciptakan
ASI untuk kita. Sebagai informasi tambahan, pada tahun 1997, UNICEF
mengeluarkan rekomendasi baru (memperbarui rekomendasi dalam Innocenti
Declaration, 1990) mengenai usia minimal pemberian makanan pendamping ASI
(MPASI), dari 4 bulan menjadi 6 bulan. Tentunya UNICEF tidak sembarangan
dalam mengeluarkan sebuah rekomendasi apalagi yang menyangkut kesehatan
manusia. Berbagai penelitian dalam waktu yang tidak singkat telah dilakukan
guna memberikan rekomendasi kesehatan terbaik bagi umat manusia. Jadi jelas
bahwa mitos keengganan bayi untuk mengkonsumsi makanan padat bila hanya
diberi ASI ekslusif (hanya ASI selama 6 bulan pertama) adalah pendapat yang
tidak dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi kesehatan maupun moral,
bahkan dapat membahayakan nyawa sang bayi. Disinilah perlunya penyebaran
informasi akan manfaat ASI secara lebih komprehensif. Berbagai pihak perlu
dilibatkan agar target tersebarnya informasi secara lebih merata di seluruh
tanah air dapat tercapai.

Dalam hal dukungan ASI dalamseluruh aspek kehidupan, Indonesia perlu berkaca
pada Norwegia. Disaat negara-negara maju seperti AS masih bergulat dengan
perjuangan meyakinkan para ibu untuk memberikan ASI, Norwegia telah memetik
buah kesuksesan dari promosi manfaat ASI. Di negara tersebut, para ibu
menyusui bayinya dengan ASI dimanapun dan kapanpun, di tempat-tempat umum
seperti restoran, taman kota, dan bahkan di halte-halte bis. Amat jarang
ditemui ibu yang meninggalkan rumah bersalin tanpa menyusui bayinya yang
baru lahir atau meminta susu formula sebagai pengganti ASI. Para ibu bekerja
memperoleh waktu selama 2 jam sehari untuk pulang kerumah dan menyusui
bayinya atau menyusui di kantor. Tidak hanya itu, para ibu memperoleh cuti
pasca melahirkan selama 48 minggu atau satu tahun dengan tetap menerima
gaji!!! Atau cuti selama 52 minggu dengan memperoleh 80 persen dari gaji
pokok (Hege Jacobson Lepri, Oslo, Norway dalam situs INFACT Canada). Hal
serupa memang belum ditemui di Indonesia, tetapi hal itu tidak menjadi
sebuah pembenaran untuk tidak memberikan ASI bila sang ibu layak secara
medis, karena pada dasarnya pemberian ASI adalah pilihan bebas sang ibu
berdasarkan informasi sebenarnya dan hati nurani.

Di negara perdana menteri Jens Stoltenberg tersebut terdapat tekanan yang
begitu besar terhadap para ibu untuk menyusui bayinya, terlebih jumlah
produk susu formula yang beredar di negara tersebut sangatlah sedikit
dibandingkan di AS. Adalah hal yang biasa bagi para orangtua di AS untuk
menerima produk promosi susu formula saat mereka hendak melangkah keluar
rumah bersalin. Hal ini tidak dimungkinkan di Norwegia, karena permintaan
akan susu formula sangat rendah dan bahkan iklan susu formula bayi secara
resmi dilarang oleh pemerintah (The New York Times, 2003). Bandingkan dengan
kondisi di Indonesia dimana stigma bayi montok sangat merasuk di  pikiran
para ibu sehingga mengupayakan beragam cara untuk mencapai citra bayi montok
tersebut.

Kesuksesan Norwegia memang tidak lepas dari peran besar pemerintah dalam
penyebaran informasi manfaat ASI, namun tanpa peran masyarakat, program
sosialisasi ASI tentu tidak akan berhasil. Masyarakat Norwegia terbiasa
untuk menerima dan kemudian mengikuti informasi yang memang valid dan dapat
dipertanggungjawabkan, apakah mengenai pendidikan, gaya hidup maupun
kesehatan. Berbeda dengan masyarakat Indonesia yang lebih mengikuti apa yang
menjadi tren masyarakat (atau lebih tepatnya tekanan dari masyarakat?) tanpa
mengetahui dengan pasti kebenarannya. Karenanya jangan heran bila banyak ibu
lebih percaya mitos atau pendapat masyarakat dibandingkan rekomendasi
kesehatan dari AL-Quran, jurnal kesehatan maupun UNICEF.

Bagaimanakah dengan anda???
      " just because you smart don't thing the other one is stupid "


--------------------------------------------------------------
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke