Iyah tuh dulu waktu tampil di tv pas anisa lagi laris2nya.. sampe nangis bombay di depan wartawan kalo dia gak pernah menikah apa lagi punya anak... bilang kalo dia di perkosa ato di tipu gitu... aneh jg sih... kalo dah gini sapa yang mau di salahkan kalo anak gak mau mengakui ibunya sendiri karna ibunya gak mau mengakuin keberadaan anaknya...
-----Original Message----- From: Santi Saraswati [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, 20 September 2007 3:56 PM To: balita-anda@balita-anda.com Subject: [balita-anda] Tabloid Wanita Indonesia: Kebekuan Hati Juwita FYI, kalo gini siapa yg salah? Terus terang aku ngenes bacanya... Kebekuan Hati Juwita 'Tak Setetes Pun Air Susu Mama.' Juwita masih anak-anak, saat ini kelas 6 SD. Ia mengaku tak punya kenangan manis tentang ibu kandungnya, Anisa Bahar. Empat tahun silam, Juwita berusia 7 tahun, pipinya tembem, bulat menggemaskan, menangis di depan teve. Ia tak mengerti kenapa mamanya mengingkari keberadaannya. Kenangan pahit itulah yang tersimpan di memorinya hingga kini. *Tak Mau Goyang Patah-patah* Senin siang pekan lalu, usai pulang sekolah, Juwita ber-sama ayahnya, Memo Sanjaya, dan seorang perempuan adik tirinya, Nanda, meluncur dengan Avanza warna hitam, mobil yang baru dibeli dari hasil mengumpulkan honor Juwita sebagai pemain sinetron dan penyanyi, ke lokasi syuting sinetron * Legenda*, tayang di SCTV, di kebun karet Desa Rumpin, Ciseeng, Parung, Bogor. Sudah nggak tembem lagi, Juwi harus mengurangi ma-kan untuk menjaga langsing. "Aku ada bakat gemuk dari Mama, kalau dari Papa nggak ada. Makan kukurangi, jarang makan ayam dan daging, kebanyakan ikan, bagus buat otak," katanya. Juwita menjalankan perannya sebagai artis, tapi ia tak mau lagi menggoyangkan pinggul dengan gerakan patah-patah khas Anisa Bahar seperti waktu kecil dulu. Mondar-mandir ke sana kemari, ia dikerubuti anak-anak, remaja, bahkan Ibu-ibu, warga sekitar yang meminta tanda tangan dan foto bersama. Saat sibuk bikin tanda tangan, kakinya terinjak, Juwita hanya meringis, tidak marah pada anak yang menginjaknya itu. Kemudian Juwita memesan bakso banyak sambal. Memo menyuapinya. Saking pedasnya, Juwita sampai berkeringat, Memo mengelap titik-titik air yang membentuk kumis di atas mulut anaknya. "Aku kalau beli apa-apa, Papa yang membumbui, bukan si abang (penjual makanan). Papa tahu kesukaanku," cerita Juwi. Sementara Juwi beradegan di depan sorot kamera, Memo memperhatikannya sambil mengepulkan asap rokok, sambung-menyambung, batang demi batang *Bukan Dendam* Walaupun mukanya masam saat disinggung tentang ma-manya, Juwita tetaplah anak baik dan manis. Namun, kenapa hatinya sekeras es batu, dan bagaimana supaya es itu mencair? Berikut ini tanya jawab dengan Juwita (seringkali Juwi menjawab dengan menunduk atau menatap hampa jauh ke depan) : * Sebentar lagi Lebaran, nanti mau ketemu Mama? *Enggak. * Tak adakah kerinduan pada Mama, walau sedikit? *Enggak (dengan nada tegas, hambar, sambil menunduk). * Kenapa? *Ya pokoknya begitulah, tahun 2003 itu. Gara-gara dulu Mama, sudah nggak ngurusin aku, nggak mengakui lagi. Ia bilang, si gondrong (Memo) membawa anak yang mirip dirinya. * Bukankah Anisa sudah mengakuimu kini? *Sekarang mengakui, ya maklumlah, mungkin dulu Mama merasa gadis. * Juwita dendam pada Mama? *Dendam sih enggak. Biasa-biasa aja. Sedikit rasa gima-na gitu, apa Mama nggak kasihan sama anaknya. Setetes susu Mama, aku nggak minum. * Tahu dari mana? *Papa. Maklum, Mama sibuk kesana kemari, aku jadi nggak pernah disusui. Aku nggak dipikirin. Misalnya ada undangan ke Palembang, sebetulnya Mama dan Papa diundang, Papa mengalah, menjaga anak-anak, takut diapa-apain pembantu. * Juwita sama sekali nggak pernah minum ASI? *Mama diajari menyanyi oleh Papa, setelah itu berkeli-ling untuk menyanyi, nggak menyusui aku. Malah aku menyusu pada mamanya Nanda (istri ke tiga Memo). Begitu pisah dari Mama, Papa langsung menikah dengan Mama Nanda. Papa ganteng kali, banyak yang mengejar-ngejar. * Papa selalu ditinggalkan istrinya, ya? *Itu sih salah istri-istrinya. * Tak ada kenangan indah bersama Mama? *Nggak ada. Ia pergi saat umurku 1 tahun 3 bulan. Yang kuingat malah waktu menyanyi dengan Mama Nanda di depan rumah, aku menyanyi dangdut berjudul *Mimpi Buruk*, ceritanya tentang mimpi pacarnya tabrakan, takut kejadian. Dari umur 3 atau 4 tahun, aku sudah menyanyi dangdut dewasa. *Show *pertama, aku menyanyi lagu berjudul *Liku-Liku* di acara pernikahan di rumah saudara. * Kapan terakhir ketemu Mama? *Waktu (Anisa Bahar) menikah (dengan Fauzan) itu. * Bagaimana perasaanmu pada Mama? *Biasa-biasa saja. Sekarang sudah nggak berhubungan. * Setahu kamu, apa usaha Mama untuk mendekatimu? *Waktu dia menikah, katanya dibilang aku dipinjam buat acara menikah. Aku dirayu untuk tinggal di sana. Aku nggak mau, karena aku lebih sayang Papa daripada Mama. * Kapan kamu mau memaafkan dan menerima Mama? *Nggak tahu. * Paling tidak, kamu tetap bersama Papa, sekali-kali mengunjungi Mama atau sekali-kali Mama mengunjungimu? *Nggak pengin, karena Mama yang memutus tali silatu-rahmi. Sudahlah, masing-masing aja, Mama sudah bahagia dengan keluarga sana, Papa bahagia dengan keluarga sini. * Sampai kapan hatimu beku pada Mama? * Nggak tahu. Pokoknya sekarang aku mikirin karir dan pendidikan. Kan mau UAN, harus rajin belajar. * Pernah memimpikan Mama? *Enggak. * Harapanmu pada Mama? *Nggak ada (Juwi geleng-geleng kepala). * Mamamu sampai menangis lho, kangen kamu? *Biarkan saja. * Akhir-akhir ini pernah melihat Mamamu menangis di teve karena merindukan kamu? *Enggak. Kan aku syuting, nggak nonton teve. * Kamu tahu nggak, anak tak boleh mengingkari ibu kandungnya? *Itu bukan salah kita, itu salah ibunya. Kenapa dulu ninggalin, nggak mengakui. * Kan Mama sudah menyesal, sudah minta maaf? *Habis Mama dulu begitu. Cara mendidik anaknya nggak baik. Besar nanti, aku nggak mau seperti Mama, aku nggak mau begitu, aku akan sayang anak, kan anak darah daging kita. * Nggak ada yang kosong di hatimu? *Nggak. * Kamu nggak takut disebut Malin Kundang? *Enggak. Malah orang-orang ngomong, Mama sendiri ya-ng salah. * Kalau Mama meminta maaf, kamu maafkan nggak? *Udah deh, aku nggak mau ngomongin Mama. * Pada siapa dan bagaimana cara kamu mencurahkan perasaan? *Ngobrol sama Papa. * Apa yang membuatmu bahagia? *Karena ada Papa dan saudara-saudara yang mendukung. * Tak adakah sedikitpun kebaikan Mama? *(Juwita menggeleng). * Ada pesan untuk Mama? *Nggak. * Kamu sama sekali nggak mau menyanyi sepanggung dengan Mama maupun Jelita (kakak Juwi, tinggal bersama Anisa)? *Tetap nggak mau. * Anisa Bahar, sosok Ibu seperti apa? *Biasa-biasa saja. Sudah ah, jangan ngomongin Mama terus, mending karir dan pendidikan saja. * Siapa sumber semangatmu? *Papa dan orang-orang terdekat, saudara. * Apa yang akan kamu lakukan? *Aku ingin membahagiakan Papa dan adik. Karena Papa dulu sudah sering mengurusku, sekarang gantian. * Dari menyanyi dan sinetron, tabungan Juwi sudah banyak dong? *Papa yang pegang. Tabungan juga Papa yang pegang. Aku ingin membeli rumah untuk Papa. * Syuting sampai malam, nggak mengantuk di sekolah? *Enggak. Kan minum vitamin.* (Siti Afifiyah)* < Muka <http://www.tabloid-wanita-indonesia.com/927/index.htm> -- http://ciplok2.multiply.com http://www.orinsan.myffi.biz http://www.friendster.com/8073432 ______________________________________________________________________ This email has been scanned by the MessageLabs Email Security System. For more information please visit http://www.messagelabs.com/email ______________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ IMPORTANT - This email and any attachments may be confidential and privileged. If received in error, please contact Thiess and delete all copies. You may not rely on advice and documents received by email unless confirmed by a signed Thiess letter. This restriction on reliance will not apply to the extent that the above email communication is between parties to a contract and is authorised under that contract. Before opening or using attachments, check them for viruses and defects. Thiess' liability is limited to resupplying any affected attachments. -------------------------------------------------------------- Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com Info balita: http://www.balita-anda.com Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED] menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]