Mom Devi, aku cuman mo bilang... yg sabar yah... mungkin Dimas masih lom fit, jd uring²an terus, mungkin Dimas lagi kepengen diperhatiin sama mamanya, coba look back dan cari kira² apa penyebabnya. Menurutku klo anak lagi tantrum gitu trus dikerasin efeknya gak bagus, malah makin bandel. Coba dialihkan kemarahannya. Aku ada artikel bagus dari nakita, smoga membantu. Salam sayang buat Dimas. :)

Cheers,
Dewi
http://www.tristania-angina.com/

*Temper Tantrum
(Dari A-Z Tentang Perkembangan Anak)*

Temper Tantrum adalah letupan kemarahan anak, atau disebut pula sebagai mengamuk. Temper Tantrum adalah hal yang sering terjadi dalam 4 tahun pertama usia anak. Temper Tanrum bisa terdiri dari gabungan tingkah laku menangis, menjerit, melempar barang, membuat tubuh kaku, memukul serta berguling-guling di lantai atau tidak mau beranjak dari
tempat tertentu.

Kebiasaan temper tantrum akan lebih sering dilakukan bila anak mengetahui bahwa dengan cara itu keinginannya akan dipenuhi. Anak-anak balita yang mengalami sakit untuk waktu yang lama sering menunjukan kebiasaan ini setelah sembuh. Ini karena anak terbiasa
memperoleh apa yang ia inginkan sehingga ia tidak mampu mentolerir frustasi.

Anak-anak yang diperlakukan tidak konsisten oleh orang tuanya dalam penangannan disiplin akan lebih sering menunjukan temper tantrum. Keadaan lain yang juga meningkatkan frekuensi temper tantrum adalah sikap orang tua yang cenderung mengkritik dan terlalu crewet.

Temper Tantrum terbentuk secara kondisional. Misalnya anak menjadi sering marah karena si ibu selalu dengan paksa menyuruh anak buang air kecil saat ia asyik bermain. Kemarahan yang awalnya timbul karena anak dihentikan dari aktivitas bermainnya, akhirnya beralih pasa situasi pergi ke kamar mandi bisa membangkitkan kemarahan anak.

Anak-anak yang mengalami keterbelakangan mental serta yang mengalami hambatan dalam perkembangan bicara juga sering menunjukan temper tantrum, yaitu pada saat mereka gagal
mengungkapkan maksudnya pada lingkungan.

*Penanganan*
Frekuensi temper tantrum atau mengamuk bisa dikurangi dengan cara menghindari pembatasan yang berlebihan terhadap kebebasan anak, tuntutan yang berlebihan atau pemberian tugas yang diluar kemampuan anak. Orang tua sebaiknya tidak bersikap sewenang-wenang dan tidak terlalu memegang teguh sikap-sikap keras dan kaku dalam mengasuh dan mendidik anak.

Yang paling penting adalah bersikap konsisten atau ajeg, namun tetap penuh kasih sayang. Keajegan memungkinkan anak belajar dari pengalaman-pengalamannya. Namun demikian, ini tidak berarti bahwa segala sesuatu harus berlangsung rutin tanpa pengecualian. Bagaimanapun juga, pengecualian dari apa yang sudah ditetapkan boleh saja dilakukan sepanjang hal itu diperlukan dan tidak dilakukan demi mengikuti suasana hati
orang tua semata.

Kebiasaan mengamuk sebaiknya diperlakukan dengan wajar dan tenang. Orang tua diharapkan secara terus-menerus bersikap tenang, kalem dan tidak terpancing untuk marah, konsistensi dan penuh pengertian. Sedapat mungkin abaikanlah adegan mengamuk tsb, sehingga anak menyadari bahwa ia tidak bisa memperoleh perhatian dengan kemarahannya itu. Anak harus
belajar bahwa dengan mengamuk ia tidak akan mendapat apa yang ia inginkan.

Jangan sekali-sekali mencoba berargumentasi dengan anak pada saat ia sedang mengamuk. beberapa saat setelah amukan berakhir atau mereda merupakan saat yang baik untuk mengatakan bahwa caranya itu salah dan tidak bisa diterima. Di atas itu semua, perlu diketahui bahwa, dalam batas-batas tertentu, mengamuk adalah hal yang wajar terjadi pada anak-anak.


*Menghadapi Tantrum si Kecil (3 Tahun Pertama Yang Menentukan)*

Sebagai orang tua, sebaiknya Anda melihat kecenderungan tantrum pada anak sebagai ekspresi yang sehat. Namun terkadang orang tua kewalahan menghadapi Tantrum si kecil. Menghilangkan tantrum 100 persen tentu bukan pekerjaan mudah. Berikut ini beberapa cara untuk meminimalkan kemarahan si kecil. Cobalah menerapkan cara ini sesuai situasi, dan pastikan bahwa orang-orang yang membantu Anda mengasuh si kecil menggunakan cara yang sama dengan Anda.

_Cobalah tenang_
Kepanikan Anda menghadapi tantrum si kecil akan menyulut kemarahannya. Melihat Anda tidak dapat mengendalikan diri, anak akan panik dan sulit mengendalikan dirinya juga. Si kecil membutuhkan sosok yang dapat menularkan ketenangan untuk mengontrol situasi, karena keterbatasannya mendalikan diri di usia ini. Ia juga membutuhkan kepastian bahwa dalam
situasi apa pun Anda masih mencintainya.

_Ingat-ingat penyebabnya_
Cobalah menuliskan di dalam agenda Anda, apa penyulut kemarahan si kecil. Terkadang tantrum disebabkan anak terlalu lelah, lapar, atau terlalu banyak stimulasi. Jika ini penyebabnya, cobalah menghindari keadaan ini. Kemungkinan lain, tantrum si kecil hanya muncul jika ia dibawa ke supermarket. Jika demikian, batasi kepergian ke supermarket dengan membawa sikecil.

_Berbicalah dengan halus namun mantap_
Jika Anda berteriak maka si kecil akan membalas dengan teriakan yang lebih hebat. Namun jika Anda dapat berbicara dengan intonasi yang halus namun mantap, hal ini akan membatu si kecil mengatasi diri. Terkadang karena terlalu halus suara yang Anda ucapkan, si kecil tidap dapat mendengar. Hal ini justru menguntungkan, karena biasanya ia akan
terdiam berkonsentrasi pada apa yang Anda ucapkan.

_Singkirkan keinginan menggunakan hukuman fisik_
Tantrum si kecil terkadang membuat orang tua kesal, sehingga tanpa sadar orang tua menjatuhkan hukuman fisik seperti memukul atau mencubit agar si kecil diam. Hal ini merupakan pertanda bahwa Anda pun telah kehilangan kontrol diri. Bagaimana meminta si kecil belajar mengontrol dirinya, jika orang tuanya sendiri tidak mampu mengontrol
diri sendiri?

_Jangan berdebat_
Mengajak si kecil berdebat selama kemarahannya meledak tidak ada gunanya. Pada saat ini si kecil dapat diharapkan berpikir rasional. Tunggulah hingga is sudah dapat menggunakan
logika berpikirnya kembali, baru ajak ia berdiskusi.

_Jaga anak dari kemungkinan celaka_
Terkadang si kecil banyak menggunakan gerakan memukul atau mendang. Jika hal ini tidal diwaspadai dapat mencelakai dirinya sendiri, atau orang di sekitarnya. Cobalah mengajak anak ke tempat yang lebih aman, misalnya tidurkan ia di tempat tidur, atau ikatkan tali penagaman jika ia mengamuk di kereta dorongnya. Jika tidak mungkin, cobalah untuk memegang, atau memeluknya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Selain mencegah kemungkinan celaka, dengan memegang atau memeluk, si kecil merasa Anda membantunya menyatukan 'bagian' dari dirinya yang telah 'hancur berkeping-keping'.Pelukan erat juga membantu meluruhkan
kemarahan, baik bagi si kecil maupun Anda.

_Tunjukan empati_
Tunjukan bahwa Anda mengerti perasaan si kecil. Misalnya dengan berkata,"Ibu tahu sulit rasanya jika tidak mendapatkan apa yang kita inginkan. Ibu juga sering merasa kecewa
dan marah jika ibu tidak mendapatkan apa yang ibu inginkan".

_Coba alihkan perhatian anak_
Kadang-kadang ada anak yang sulit sekali mengatasi tantrum-nya. Campur tangan orang tua bahkan dapat memperburuk kemarahannya. Jika ini terjadi, cobalah alihkan perhatiannya dengan mengajaknya melakukan permainan yang telah lama tidak dilakukannya, atau perdengarkan lagu-lagu gembira favoritnya. Cara lain yang dapat dicoba adalah humor misalnya dengan mengatakan,"Apa pun yang kamu lakukan, jangan ketawa!! Eh..., lho kok malah ketawa".

_Berikan waktu jeda_
Jika si kecil tidak dapat mengontrol dirinya untuk waktu yang cukup lama, cobalah untuk memberikan waktu jeda. Misalnya, biarkan ia menyendiri di dalam kamarnya hingga kemarahannya reda. Namun tentunya semua itu harus dibawah pengawasan anda. Pastikan bahwa ia aman berada
sendiri di dalam kamarnya.

_Jangan takut jika tak mereda_
Jika Anda tidak dapat meredakan tantrum-nya, jangan terlalu cemas. Mungkin ia memang membutuhkan waktu untuk mengekspresikan emosinya. Setelah ia merasa lega, maka semua
akan segera berakhir.

Devi Wijayanti wrote:
Parents, Pagi pagi dah pengen curhat nih.
Dimas (3th+8bln) sebulan ini kondisi badannya kurang baik. Batuk,Pilek,
kadang tiba tiba panas.
Batuknya seperti Batuk kering. Awalnya aku ga bawa ke Dokter, Cuma Home
Treatment aja. Tapi pas lebih dari seminggu batuk pileknya tambah parah.
Sampe malem ga bisa bobo karena batuknya gak stop2..

Tak bawa ke Dokter aku minta Nipe untuk pilek ama Meptin untuk batuk.
Biasanya dulu dimas 2 hari minum ini langsung sembuh.
3 minggu ga ada perubahan, Badan Dimas keliatan tambah kurus. Maem susah,
kalopun mau sesuap dua suap habis itu di muntahkan. Yang keluar lebih dari
yang dimaem.
So Far dengan masalah kesehatan seperti itu, Dimas tetep aja mucil. Ga
lemes.. Itu yang bikin aku lega. Tapi tetep prihatin ngelihat kondisinya.
Waktu itu sempet beberapa hari ga mau maem sama sekali, minum susu juga ga
mau. Sama Ayahnya dikasih Vitamin agar mau maem karena takut lemes. Dan setelah itu maemnya lumayan gampang, tapi tetep saja muntah.
Kata budheku di kampung, mungkin Dimas lagi 'mau mundak ('tambah) pinter'
makanya sakit getu..tapi koq sakit sampe sebulan . hikz...

Sekarang dah lewat sebulan batuk pileknya. Udah ga panas lagi. Pilek dah
berkurang, batuk juga dah berkurang.
Maem sekarang jadi sering .. walo ga banyak dan masih juga sering muntah.
Susu juga sudah mau minum.
Tapi kelakuannya bukan tambah pinter tapi malah tambah bikin jengkel orang
tua.
Hari Senin & Rabu ke sekolah (play group) ga mau masuk kelas sama sekali. Ga
mau di tinggal Ayahnya atau Eyangnya. Biar dibujuk, dirayu tetep aja ogah
masuk kelas. Cuma yang hari rabu kemaren setelah di bujuk eyangnya dia mau
masuk kelas tapi Eyangnya juga harus masuk dikelas. Di kelaspun ga mau gabung ama teman2nya seperti biasa... baju eyangnya dipegangi terus supaya ga ditinggal pergi.
Di rumah juga getu, tiap aku pulang kerja dia belum mau mandi. Kalo nyuruh
mandi harus dimarahin dulu.. Mandi aja susah apalagi gosok gigi.
Kalau aku pulang kerja selalu minta gendong. Aku ga boleh duduk... gendong
terus. Sebentar2 minta minum (mungkin alasan supaya aku ga Cuma gendong di
tempat)
Kalau kita lagi duduk di teras dia minta masuk kedalam ajak nonton TV, nanti
kalo sudah ditemani nonton TV di amainan chanel dg remote TV. Kalo remote
diminta bisa ngamuk dan marah sejadinya.
Kalau aku lagi bicara ama Ayahnya, dia seperti cari perhatian. dengan minta
main puzzle dan aku ga boleh bicara ama Ayahnya. Tanganku harus buatkan
puzzle buat dia, kalo ayahnya tetep ngajak ngomong aku, buku2 Ayahnya di
acak2an sering juga disobek.
Kalo marah sama Eyangnya suka anarkis. Eyangnya suka di tendang, dipukul, di
bentak.. Pokoke bikin malu banget kayak ga pernah dikasih tau orang tua.
Semalam Ayahnya dah kehilangan kesabaran, Dimas kayak kolokan banget.
Sebentar bentar minta maem yang aneh-aneh.. Mie Goreng, Nasi Goreng, Bakso,
Otak sapi. kalo makanan yang ada ya kita kasih. itupun selalu ga
dihabiskan.. Kalo makanan yang ga ada dia marah dan minta dibelikan.  Ga mau
mandi trus ngegangguin orang rumah. Dimas di marahin, malah sempet di cubit
. aku ga tega banget ngeliat Dimas disakiti gitu. Tapi aku tetep diam aja ga
mau nunjukin pembelaan didepan Dimas kalo pas dia lagi di marahin ayahnya.
Sedih banget dan jengkel ngeliat kondisi Dimas. Badannya dulu seger, semok.
nggemesin, sekarang jadi kurus dan nakal.
Apa wajar kondisi anak saya seperti itu?? Apa dia memang lagi cari
perhatian? Terus cara mengendalikan anak laki seperti itu gimana??
Mohon share nya dunk... bisa japri supaya tidak mengganggu yang lainnya..

Thank you,

Devi Wijayanti


--------------------------------------------------------------
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke