dr milis tetangge...
hmmm :-)

Sefty
~ Bekerja keras tanpa beristirahat akan menghasilkan orang seperti Jack 
yaitu seorang yg mati dg cepat dan Jean seorang janda yg kaya....
----- Forwarded by sefty YMKI/YAMAHA on 11/29/2007 08:22 AM -----

Budi Dharma <[EMAIL PROTECTED]> 







Malaysieeeuuu… Jangan mentang2 tidak punya hari sumpah pemuda ( emang 
pemuda sono pada melempem, dulu khan nggak ada ceritanya wong jiran ikut 
sumpah-sumpahan begini ), terus seenak perutnya mau mengklaim bahasa 
Indonesia sebagai bahasanya negeri jiran. 
Dari sejarahnya saja mulai dari Sriwijaya sampai Majapahit, justru negeri 
jiran itu yang masuk wilayah nusantara, bukan sebaliknya. Main ngancam 
segala lagi, benar-benar keterlaluan…


[News] Malaysia mau klaim bahasa Indonesia 

DIPONEGORO, (GM).- Negara jiran Malaysia mengancam akan mengklaim bahasa 
nasional Indonesia sebagai bahasa Melayu (bahasa Malaysia). "Pemerintah 
Malaysia akan mengklaim bahasa Indonesia sebagai bahasa Melayu. Karena 
bahasa Melayu adalah bahasa Malaysia," ujar Wakil Duta Besar Malaysia 
untuk Indonesia, Datuk Abdul Azis Harun kepada wartawan di sela-sela 
helaran "Kemilau Nusantara 2007" di Gedung Sate Bandung, Minggu (25/11).

Ancaman tersebut, katanya, akan dilaksanakan apabila masyarakat dan 
pemerintah Indonesia masih mempermasalahkan klaim Malaysia terhadap 
kesenian reog Ponorogo dan lagu "Rasa Sayange".

Menurutnya, lagu "Rasa Sayange" dibuat pada 1907 dan reog Ponorogo jauh 
lebih tua karena muncul saat bangsa Indonesia belum lahir. Yang ada pada 
waktu itu, baik Indonesia maupun Malaysia satu rumpun dan disebut 
Nusantara.

"Masyarakat dan pemerintah Malaysia menganggap Indonesia dengan Malaysia 
adalah bagian dari Nusantara. Munculnya permasalahan ini, karena bangsa 
Indonesia mempersempit arti Nusantara tersebut," tambahnya.

Sedangkan negara-negara yang masuk ke dalam Nusantara itu, ujarnya, selain 
Indonesia dan Malaysia, ada Singapura, Brunei Darussalam, dan Thailand 
bagian selatan. Jadi apabila ada kesenian lagu tradisional Indonesia yang 
berkembang di Malaysia, hal itu merupakan sesuatu yang wajar, karena 
kesenian itu dibawa oleh suku-suku di Indonesia ke Malaysia sejak ratusan 
tahun lalu.

"Suku-suku di Indonesia datang bersama seni dan budaya tradisional dan 
dikembangkan di Malaysia. Kami tidak mungkin memisahkan mereka dengan seni 
budayanya," ujarnya.

Abdul Azis pun menyebutkan, pemerintah Indonesia dan Malaysia telah 
membicarakan masalah yang saat ini ramai diperbincangkan, seperti seni 
reog Ponorogo dan lagu "Rasa Sayange". Dalam pembicaraan tersebut, 
katanya, pemerintah Malaysia lebih mengedepankan persatuan Nusantara. 
"Namun secara detailnya, saya tidak tahu hasil dari pembicaraan antara 
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI dan Menteri Kebudayaan Malaysia," 
paparnya.

Dia pun menyebutkan, kasus kesenian tradisional reog Ponorogo dan lagu 
"Rasa Sayange" ini menjadi ramai lebih karena pers Indonesia. Sedangkan 
pers Malaysia sendiri, tambahnya, tidak terlalu membesar-besarkan masalah 
tersebut. "Pasalnya, kedua kesenian tersebut sudah ada di Malaysia sejak 
ratusan tahun lalu, yang dibawa orang Indonesia dan kemudian menetap di 
Malaysia," paparnya. (B.81)**



__,_._,___ 

Kirim email ke