Kalau menurut dsa ku dulu, bilirubin tinggi justru karena anak kurang minum asi. SOL
-----Original Message----- From: Lif Rahayu [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, December 27, 2007 12:47 PM To: balita-anda@balita-anda.com Subject: Re: [balita-anda] Apakah ASI menyebabkan bilirubin tinggi? Boss, Bilirubin 12.2 mah masih di batas wajar atuh, yang ketar ketir itu kalau udah 15. Dulu Nayma sempet sampai 15, dan gak pernah tuh dsanya minta asinya berenti, justru asinya masih jalan terus, sampai diperes2 dan dianter2 pake termos dan mobil dari cilegon ke siloam karawaci.Dulu DSA Nayma batesannya 15, jika di atas 15 mesti disinar. Dulu Nayma kuning itu karena mimiknya males2an, mesti ditoel2 baru mimik, plus ASI nya baru lancar hari ke-3. Lagipula kalau breastfeed jaundice, dengan rajin disusuin tiap 2-3 jam sekali, maka setelah 2 minggu-1bulan, kuningnya akan normal sendiri koq. BAHAYA BAYI KUNING Fr: NAKITA Jangan anggap remeh, ya, Bu-Pak. Segera konsultasikan ke dokter agar tak berakibat fatal. Sekitar 40-50 persen bayi lahir cukup bulan,jelas dr.Purnamawati S. Pujiarto, SpA(K), MMPaed., mengalami kuning. "Biasanya kuningnya itu disebut kuning fisiologis alias bukan karena kelainan atau penyakit melainkan fungsi organnya, yaitu hati, belum matang." Yang seperti ini, lanjutnya, biasanya tak berbahaya karena akan cepat teratasi dengan berjalannya waktu. Bayi kuning, ungkap spesialis anak dari Bagian Hepatologi Anak RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta ini, disebabkan meningkatnya kadar bilirubin dalam darah. Normalnya, secara berkala sel darah merahnya akan dipecah. Nah, kandungan "sampah" dari proses pemecahan itu disebut bilirubin indirek. Semasa janin, bilirubin indirek ini akan dibuang oleh plasenta dan masuk ke hati ibu untuk selanjutnya diproses di hati menjadi bilirubin direk dan dibuang tinja. Bilirubin indirek memang harus dibuang karena dalam kadar tinggi dapat bersifat sebagai racun. Segera setelah lahir, bayi harus mengolah sendiri bilirubin indirek di hatinya. Tapi karena fungsi hatinya belum sempurna lantaran belum matang, "Proses penghancuran dan pembuangan bilirubin jadi lambat, hingga bilirubin indireknya tetap tinggi. Fungsi tersebut baru bisa berlangsung normal bila organ hatinya sudah matang, yakni sekitar 3- 4 hari setelah lahir." Saat itu hati sudah mampu mengubah bilirubin indirek menjadi bilirubin direk, sekaligus membuangnya. Makanya, bayi kuning fisiologis biasanya akan mulai terlihat di hari kedua dan akan mencapai puncaknya pada hari ketiga sesudah lahir. "Mulanya kuning di sekitar wajah lalu menjalar ke tubuh. Bayinya, sih, tetap terlihat aktif dan sehat. Menyusu dan tangisnya juga kuat." Melewati hari ketiga, kadar bilirubin pelan-pelan menurun dan umumnya di hari ke-7 bayi tak kuning lagi. PATOKAN PENTING Bayi kuning sebetulnya bisa dideteksi orang tua lewat warna mata bayi. Yang perlu dipahami, kuningnya karena fisiologis atau akibat penyakit. Untuk itu, ada sejumlah patokan yang patut dipelajari: . Jika kuningnya timbul dalam 24 jam pertama setelah Jika dalam sehari kadar bilirubin meningkat secara pesat atau progresif. . Jika bayi tampak tidak aktif, tak mau menyusu, cenderung lebih banyak tidur, disertai suhu tubuh yang mungkin meningkat atau malah turun. . Jika bayi kuning lebih dari dua minggu. . Jika air kencingnya berwarna tua seperti air teh. Nah, bila itu yang terjadi, jangan buang waktu, segera bawa anak ke dokter agar tak berakibat fatal. Sebab, seperti dijelaskan Wati, "Kadar bilirubin indirek yang terlalu tinggi dapat merusak sel-sel otak hingga bayi mengalami kejang-kejang dan di kemudian hari bisa memunculkan kelainan neurologis." Dalam keadaan sehat dan normal, otak memiliki pelindung hingga tak sembarang zat bisa menembusnya. Sementara pada bayi yang sakit berat, pelindung tadi ikut terganggu fungsinya. Akibatnya, zat-zat yang bersifat toksik atau racun, termasuk bilirubin indirek, bisa menembus dan masuk ke sel-sel otak. Dampak jangka pendek, bayi akan mengalami kejang-kejang. Sementara jangka panjang, anak bisa mengalami cacat neurologis. Jadi, penting sekali mewaspadai keadaan umum si bayi. Kalau kondisinya baik, tetap aktif, orang tua tak perlu cemas. Lain halnya bila bayinya tidur terus, emoh menyusu, sering muntah, pasif, suhunya berubah (panas atau dingin), "Bayi harus terus dimonitor secara ketat." AKIBAT KOLESTASIS Bilirubin direk juga bisa menyebabkan bayi kuning akibat organ hati berkelainan/sakit. Kolestasis; apa pun kelainan pada hati atau sistem empedu ini, jelas Wati, menyebabkan terganggunya proses pembuangan semua bahan toksik yang seharusnya dibuang oleh hati dan saluran empedu ke tinja. Akibatnya, bahan beracun tersebut menumpuk di hati dan menyebabkan kerusakan sel-sel hati. "Bila keadaan ini berlangsung lama dan terus-menerus, satu saat hati mengalami komplikasi berat yang disebut sirosis. Dalam hal ini sel-sel hati diganti oleh jaringan ikat hingga hati menciut, keras, dan tak dapat lagi menjalankan fungsinya yang sangat vital bagi kehidupan si individu. Sekilas, gejala kolestasis sama dengan kuning fisiologis. "Tapi pada kolestasis, umumnya air seni berwarna gelap akibat keluarnya bilirubin direk di urin. Yang jelas, penyakit ini perlu segera ditangani dokter. Ketidaktahuan, kesalahan, atau keterlambatan diagnosa dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan bayi, penyakit hati yang berlangsung kronis, dan berkomplikasi sirosis yang ujungnya berakhir dengan kematian." Secara garis besar, kolestasis dibagi dua, yakni, akibat kelainan di dalam hati, atau akibat kelainan saluran empedu di luar hati. Penyebab kolestasis di dalam hati dibagi dua yaitu: . Akibat infeksi virus, kuman/bakteri, parasit. Semua infeksi berat di mana mikroorganisme tadi sudah memasuki peredaran darah, dapat menyebabkan kolestasis, karena dibawa oleh darah ke hati dan merusak sel-sel hati. Sebagian besar kolestasis pada bayi baru lahir yang disebabkan infeksi virus akan berakhir dengan kesembuhan. Sedangkan yang diakibatkan infeksi berat (sepsis), memerlukan terapi antibiotik yang tepat. . Bukan disebabkan infeksi. Penyebabnya, antara lain, penyakit akibat gangguan metabolisme (bisa karbohidrat, protein atau lemak maupun gangguan metabolisme asam empedu). Penyebab lainnya adalah kelainan bawaan/kongenital, gangguan pembentukan saluran empedu di dalam hati, kerusakan hati akibat obat, sindrom down, atau kelainan hormonal seperti hipotiroid, dan sebagainya. Sementara gejala klinisnya, antara lain, air seni berwarna cokelat atau kuning tua, warna tinja amat pucat atau selang-seling dengan warna kuning. Umumnya terjadi gangguan pertumbuhan sejak bayi lahir (berat lahir kurang). Menurut Wati, sepertiga dari kolestatis memerlukan upaya operasi, yang dilakukan sebelum bayi berusia 2 bulan agar hasilnya optimal. Kuning Yang Berisiko Berikut faktor penyebab munculnya kuning yang bukan fisiologis dan berisiko membahayakan bayi. . Infeksi berat : Infeksi yang berat dapat meningkatkan proses pemecahan sel darah merah hingga bayi tampak kuning. Infeksi berat yang dimaksud adalah infeksi di mana kuman atau mikroorganisme penyebab infeksi tersebut sudah menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Jadi, bukan infeksi yang terbatas di satu area saja, semisal di tenggorokan atau telinga. . Kekurangan enzim G 6 PD (glukosa-6-fosfat dehidrogenase): Enzim ini dibutuhkan oleh rangkaian reaksi yang berfungsi menghasilkan sumber energi bagi sel darah merah agar bisa menjalankan fungsi metabolismenya. Bila sel darah merah kekurangan enzim ini, energi pun berkurang. Akibatnya, sel darah merah akan mudah pecah atau rusak. . Beda golongan darah dengan ibu : Ketidakcocokan golongan darah dapat terjadi bila ibu rhesus negatif dan anaknya rhesus positif atau bila ibu golongan darah O dengan bayi golongan darah non-O. Namun demikian biasanya perbedaan ini sudah sejak awal diketahui dokter kandungan hingga dapat dilakukan antisipasi yang diperlukan guna mencegah terjadinya peningkatan bilirubin indirek yang drastis. Di lain pihak, pada ketidakcocokan golongan darah O, bila perlu dokter mempertimbangkan transfusi tukar/ganti darah (exchange transfusion). . Penyakit genetik : Ada beberapa penyakit karena genetik di mana organ hati tak punya enzim untuk mengubah bilirubin indirek menjadi bilirubin direk. Namun kondisi seperti ini relatif jarang terjadi. Batas Normal Bilirubin dan Terapi Pada bayi baru lahir, jelas Wati, pemeriksaan bilirubin umumnya sudah termasuk dalam pemeriksaan rutin bayi baru lahir. "Dalam sekali pengambilan darah, umumnya sudah termasuk untuk memeriksa golongan darah, hormon tiroid gondok, dan enzim tertentu di darah yang biasa disebut G-6-PD. Wati juga menyebutkan, batas normal bilirubin bayi baru lahir tak lebih dari 10 mg/dl. Lebih dari itu, biasanya akan diberi terapi sinar (blue light) saat berada di rumah sakit. Terapi ini bertujuan mengubah bilirubin indirek yang toksik menjadi zat yang tidak toksik. Lama-sebentarnya penyinaran berbeda pada setiap bayi. Pada bayi kuning fisiologis yang lahir cukup bulan, dengan terapi sinar sehari saja kadar bilirubinnya sudah turun. Sementara bayi lahir prematur mungkin perlu waktu lebih lama lagi untuk menurunkan kadar bilirubinnya. Bayi prematur memang termasuk rentan mengalami kuning karena organ tubuhnya belum tumbuh sempurna. Sementara mengurangi kuning pada bayi dengan cara menjemurnya di matahari pagi, menurut Wati, sudah harus ditinggalkan karena fungsinya ternyata memang bukan membantu mengubah bilirubin indirek. "Boleh-boleh saja menjemurnya di matahari pagi. Namun tujuannya semata agar bayi kena sinar matahari, terutama untuk vitamin D yang diperlukan tulang. Sebaiknya lakukan pagi hari dan tak perlu lama-lama." On 12/27/07, Aik <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Dear all, > > Ada titipan pertanyaan dari teman. > Bayinya usia 13 hari, bilirubin lahir 6.7 tanggal 24 bilirubinnya jadi > 12.2 > dan terakhir 11 > sebagai info gol darah anak & ibunya beda (anak O Ibu B) juga > kelahiran post mature > > Oleh dokter anak yang menanganinya diminta untuk stop ASI dengan > alasan menyebabkan bilirubinnya tetep tinggi. > Temenku pingin membantahnya tapi tidak punya artikel/bahan pendukung > untuk memperkuat opininya melawan dokter tersebut. > > Mohon bantuannya dari rekan milis yang mempunyai artikel berkenaan > dengan kasus tersebut, kalo' bisa segera. > Lagi banyak kerjaan, jadi nggak sempet minta bantuan paman gogle. > > Thanks banget sebelumnya > > ============================================ > PT ASTRA OTOPARTS Tbk > Jl. Raya Pegangsaan Dua Km 2,2 > Kelapa Gading - Jakarta 14250 > PO BOX 2651 Jakarta - Indonesia > Tel : 62-021-4603550, 4607025 > Fax : 62-021-4603549, 4607009 > > See our homepage in : > http://www.component.astra.co.id > > > -------------------------------------------------------------- > Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com Info balita: > http://www.balita-anda.com Peraturan milis, email ke: > [EMAIL PROTECTED] menghubungi admin, email ke: > [EMAIL PROTECTED] > > -------------------------------------------------------- This message (including any attachments) is only for the use of the person(s) for whom it is intended. It may contain Mattel confidential, proprietary and/or trade secret information. If you are not the intended recipient, you should not copy, distribute or use this information for any purpose, and you should delete this message and inform the sender immediately. -------------------------------------------------------------- Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com Info balita: http://www.balita-anda.com Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED] menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]