Thanks Ci..
Kalo aku tanya ke Seno or Della .. ibu galak gak sih
pasti di jawabnya Ibu baik.. kadang2 galak hehe.. tetep
yg penting gak kejam..


On 1/15/08, uci momkavin+ija <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Tulisan bagus nih....
>
> Ibu yang Galak
>
> http://dianadji.multiply.com/journal/item/337/Ibu_yang_Galak
>
> Saya
> sedang menyusuri lorong demi lorong di sebuah supermarket ketika
> terdengar tangisan seorang anak kecil dibarengi bentakan seorang ibu.
> Dan sejurus saja saya sudah sedekat 3 meteran dari si ibu yang sedang
> memarahi anaknya itu. Si anak, seorang laki2 kira2 berusia 3 tahun,
> ditarik2 tangannya oleh si ibu yg sepertinya berusaha mengajak (agak
> menyeret) si anak untuk bergerak. Si anak yang antara ngambeg, capek
> dan merajuk ingin sesuatu, cuma ingin menangis sepertinya. Yang membuat
> saya jadi memperhatikan kejadian itu adalah mulut si ibu yang dengan
> enak dan santainya mengata-ngatai anaknya dengan kata2 kotor dari mulai
> sh-- sampai fu--- you, ditambah dengan pukulan berkali2 di kaki si
> anak. Saya cuma terpana mendengarnya. Antara tidak tega tapi ragu mau
> ikut campur, saya cuma bisa berlalu dan berdoa supaya si anak selamat.
> Memiliki
> anak terutama yg masih balita usianya sepertinya lebih menguras emosi
> kita sebagai ibu. Apalagi sebagai seorang wanita, kita dihadapkan oleh
> keadaan hormonal yang berubah2. Tapi sejauh apa sebetulnya seorang ibu
> boleh "galak" pada seorang anak? Dan apa maksudnya "galak" itu?
> Saya ingat beberapa tahun lalu, dua putri saya sedang main di luar
> halaman sebuah mesjid. Saat itu halamannya becek karena hujan
> semalamnya dan ada beberapa kubangan air. Yang bermain2 di situ bukan
> cuma anak2 saya saja, tapi ada anak2 kecil lainnya. Tapi melihat ini,
> sebelum mereka berani main kubangan, saya sudah memanggil mereka,"Ayo,
> jangan main becek! Sini semua!" Tiba2 saja ada omongan dari seorang
> kenalan,"Mbak Dian galak amat. Biarkan aja lagi mereka main." Saya
> langsung melihat ke arahnya dan memperhatikan dia dengan seksama.
> Kemudian saya perhatikan anaknya yg kotor semua bagian jeansnya. Saya
> memang meninggikan suara saya ketika memanggil anak2, tapi bukan
> berteriak apalagi membentak. Jadinya saya bingung kalau seperti itu
> dianggap galak. Lagipula, saya punya alasan kuat melarang anak2 main2
> becek: pertama, kotor tentunya dan mereka harus masuk ke dalam mesjid
> lagi; kedua, mereka kan tidak tahu kubangan air itu sedalam apa dan
> berisi apa - daripada celaka kalau kejeblos, ya mesti dilarang dulu.
> Galak,
> sepertinya berhubungan sekali dengan seorang ibu yang suka membentak.
> Ibunda tercinta, misalnya, bukan orang yang suka membentak, tapi
> mencubit dan memukul kecil kalau putri2nya susah diatur, itu pasti. Dan
> tidak pernah sekalipun kami bilang kalau beliau galak. Berbeda dengan
> anak2 saya yang suka memanggil saya "meany" (ini pasti maksudnya
> galak). Meskipun saya dipanggil demikian biasanya kalau mereka minta
> sesuatu dan saya tidak turuti. Saya tidak begitu suka main fisik,
> kecuali anak2 sudah benar2 keterlaluan. Maka saya memakai suara saya
> untuk memperingatkan mereka. Dan karena saya sering berada di ruangan
> lain saat anak2 main2 dan membuat ribut, maka suara saya lah yang
> mewakili. "Ayo, kalau mainan habis itu diberesin ya!" atau "Awas kalau
> ribut! Jangan lari2 dlm apartemen!" dan sebagainya. Kenapa saya mesti
> meninggikan suara saya dan sekali2 membentak? Sebab anak2 saya tipe yg
> suka nyuekin kalau dikasih tahu secara halus.
> Ibu
> yang galak biasanya juga tergantung pada tingkah-polah anak2nya.
> Sehalus2nya seorang ibu, begitu melihat sesuatu yang dia anggap terlalu
> atau moodnya sedang tidak bagus, dia bisa berubah jadi galak. Saya
> sendiri, merasa hal begini lumrah untuk mengajarkan anak2 disiplin.
> Yang harus diingat adalah saat memang harus galak pada anak, jangan pernah
> memakai kata2 yg menyakitkan hatinya apalagi kata2 kotor. Saat kita misalnya
> harus memperingatkan dengan mencubit atau memukul, jangan memukul memakai
> alat.
> Sebab dengan alat, kita tidak akan tahu seberapa keras pukulan kita itu
> terhadap anak. Bayangkan dengan tangan anda memukul tangan si anak yg
> dengan asyiknya mengubeg-ngubeg wc. Ketika kita memukul dengan agak
> keras, tangan kita pun akan terasa sakit. Kalau memukul dengan alat,
> mana bisa kita mengukur rasa sakit itu. Tapi bagaimanapun juga, usahakan
> menjauhkan memukul seorang anak.
> Orang bilang kita harus bisa bersabar dan menahan amarah, meskipun pada
> akhirnya teori itu lebih mudah diucapkan ketimbang melakukannya. Tapi
> berusaha bersabar untuk tidak main fisik, harus selalu diingat.
> Memperhatikan
> tindakan pemukulan oleh seorang ibu, ada yang berpendapat itu termasuk
> mengajarkan anak tentang kekerasan. Ada juga yang berpendapat bahwa itu
> termasuk penganiayaan terhadap anak. Nah, harus kita tegaskan lebih
> dahulu kata demi kata yang dipakai dalam keadaan seperti ini. Sebab
> 'memukul' berbeda artinya dengan 'memukuli' yang berarti memukul
> berkali2. Atau kalau dalam bahasa Inggris membedakan antara "hit",
> "slap", atau "spank". Perhatikan juga saat seorang ibu memukul anaknya,
> alasan apa dibalik itu semua. Apakah si anak memang sudah keterlaluan,
> misalnya bermain2 dengan api atau pisau, atau berjalan terlalu dekat
> dengan tepian sungai atau perbuatan apapun yg dianggap membahayakan.
> Lucu memang sepertinya reaksi seorang ibu saat anaknya hampir celaka
> adalah dengan menyakiti, dengan mencubit atau memukul. Mungkin karena
> pada saat si ibu merasa takut bahaya pada anaknya, usahanya adalah
> menyadarkan si anak akan bahaya itu. Dan menyadarkannya mau tidak mau
> dengan mengingatkan akan sesuatu yang menyakitkan. Paling tidak,
> menyakitkannya di sini lebih sederhana dibanding kalau si anak terluka
> karena kena pisau atau terbakar kena api. Jangan membesar2kan hal2 kecil
> dan kemudian dengan mudahnya memukul anak. Seperti ketika anak kecelakaan
> dan ngompol di celana atau memuntahkan makanannya di karpet.
> Galak tidak sama dengan kejam.
> Ketika seorang ibu memukul anaknya sekali, itu galak, tapi berkali2 si
> ibu menjadi kejam. Begitu juga pada bagian apa si anak dipukul
> mempengaruhi. Sewaktu seorang anak dipukul kaki atau tangannya, si ibu
> sedang galak. Berbeda kalau si anak dipukul kepalanya atau wajah dan
> bagian vital lainnya, si ibu menjadi kejam. Jangan menyiksa anak, karena
> itu berarti kekejaman dan sebuah penganiayaan.
> Bukan suatu pekerjaan yang gampang menjadi ibu itu apalagi yang mesti
> menangani anak2 yg masih balita dan harus melakukan juga pekerjaan
> rumah tangga lainnya. Biasanya cap "ibu galak" dilontarkan lebih kepada
> ibu rumah tangga yang mengurus anak2nya 24 jam sehari dibanding ibu yg
> bekerja. Dari sini sebenarnya sudah bisa dilihat keterlibatan emosi
> seorang ibu yang mesti menghadapi banyak tugas sendiri, yang bisa
> dipastikan dalam letihnya bisa meningkatkan ketidaksabaran. Ibu yang galak
> bukan berarti ibu yang tidak baik.
> Bagaimanapun juga, seorang ibu yang sebenarnya mementingkan anak2nya
> terlebih dahulu beberapa kali baru dirinya. Sehingga sebelum
> melontarkan ungkapan "galak", coba dipikir dahulu, bagaimana sikap kita
> kalau dalam keadaan seperti si ibu dan mengapa demikian alasannya
> menjadi "galak".
> D. Yustisia
>
>
> Regards,
> Uci mamaKavin+Ija
> http://oetjipop.multiply.com
>
>
>
>
>
> ________________________________________________________
> Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
> http://id.yahoo.com/

Kirim email ke