Kepala BSN menerima kunjungan konsorsium mainan anak Untuk mendukung langkah pemerintah dalam menghadapi ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA), Konsorsium Mainan Anak Indonesia (KMAI) telah melakukan konsolidasi dengan anggotanya yaitu para pelaku bisnis, pengadaan barang dan jasa, dan pengrajin dari kelompok Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang berjumlah kurang lebih 600 kelompok (di bawah PKBM atau berdiri sendiri), masing-masing terdiri dari 10-15 orang tersebar di Pulau Jawa. Terkait dengan hal tersebut, Ketua KMAI Dra. Nunuk Pramudiyati, Psi, yang juga anggota tim penyusunan SNI Mainan Anak sebagai pakar mainan, ditemani Sekjen KMAI Gunawan, konseptor RSNI mainan anak Renaldi dan Sudaryanti menemui Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Dr. Bambang Setiadi di kantor BSN Jakarta, kemarin (26/01/2010). Pada kesempatan tersebut Ketua KMAI menyampaikan beberapa hal terkait ACFTA yang pertama, pada prinsipnya anggota KMAI tidak khawatir bersaing dengan produk China, karena berkeyakinan bahwa jika Indonesia mampu memproduksi mainan anak yang memenuhi mutu “safety toys” maka dengan sendirinya pembeli memilih produk buatan dalam negeri. Kedua, anggota KMAI mendukung penerapan SNI namun tetap berharap agar mendapat dukungan dari pemerintah antara lain dalam bentuk pelatihan yang berkelanjutan, bantuan alat serta kemudahan dalam mendapatkan permodalan. Dan ketiga, untuk memenangkan pasar dalam negeri, diperlukan konsistensi penerapan Keppres No.80 Tahun 2003 tentang Pengadaan barang dan Jasa yang menyebutkan bahwa barang-barang yang dibeli untuk kepentingan pemerintah harus menggunakan barang-barang bertanda SNI. Dengan demikian UKM yang telah mampu menghasilkan produk sesuai SNI dapat mengikuti tender dari pemerintah. Kepala BSN menerima masukan tersebut dan selanjutnya menjelaskan bahwa BSN sudah menyiapkan suatu “Action Plan” dalam menghadapi ACFTA, antara lain segera akan menyiapkan SNI terkait keamanan mainan anak dengan cara mengadopsi dari standar internasional yang ada, dan mendukung penerapan Keppres No. 80 Tahun 2003. Dari pertemuan tersebut, disepakati sebagai langkah lebih lanjut akan dirintis sosialisasi dan edukasi mengenai SNI kepada UKM melalui KMAI, perguruan tinggi melalui kurikulum dan pendidikan anak usia dini. Selain itu, diperoleh informasi pula bahwa UKM ternyata sudah mampu menjual mainan anak yang bahan bakunya berasal dari kayu dan sudah menembus pasar internasional. source: http://www.ukmtoys.com/detail_news.php?id_berita=6SU7MK