Moms.. Perkenalkan saya umi naura.
saya mau masuk share mengenai tes masuk SD. 2 minggu lalu saya dampingi anak saya masuk SD di salah satu SDIT di bekasi, dimana peserta tesnya 247siswa, dan daya tampungnya 120 siswa, jadi daya saingnya sekitar 1: 2. Jauh2 hari saya dan suami prepare sebaik2nya untuk anak kami yang mau masuk SD, kami berharap banyak anak pertama kami dapat diterima di SDIT unggulan ini. Alhamdulillah, sebelum tes, anak kami sudah lancar membaca dan berhitung tambah2 an sampai dengan 20. Dan sekarang sdh dapat membaca buku cerita sendiri tanpa dipandu oleh kami selaku orang. Saat tes berlangsung , kami dengan Pe De nya anak kami dapat diterima, namun ketika hasil pengumuman minggu lalu, kami cukup stress karena anak kami tidak diterima, dengan hasil tes: Calistung = 13 Psikotes dan kematangan anak = 67 Amazing, kami kaget, calistung yang kami susah payah mengajarinya ternyata belum maksimal. Saya sempat menitikan air mata saat menerima surat tidak lulus tes ini. Walaupun kami yakin anak kami mampu mengerjakan soal calistung. Tadinya kami khawatir anak kami tidak mampu tes psikotesnya, karena usianya baru 5 thn. Namun justru sebaliknya, justru psikotesnya mampu dan calistung jauh dari harapan. Hal ini kami sampaikan kepada Guru TK nya, bahwa naka kami tidak lulus tes, kaget juga guru TK nya, karena dia melihat anak kami mampu untuk tes calistung. Setelah saya evaluasi dengan suami, ternyata mungkin faktor "kesiapan mental" saat ujian yang justru paling penting. Sepintar apapun anak kita bisa calistung dan psikotes bagus, namun "kesiapan mental" dalam arti sempit "kesiapan mental pada saat TES BERLANGSUNG" sangat dibutuhkan. Mungkin (kami berandai2..) saat tes berlangsung, anak kami kaget belum siap untuk mengikuti tes seperti UMPTN...hehehe yg jumlah pesertanya banyak sekali (1:2), walaupun calsitungnya sudah Ok dan dapat membaca buku cerita dengan lancar. Pengalaman saya ini mudah2an dapat menjadi pelajaran yang berharga bagi Moms yang anaknya mau tes masuk SD, agar dipersiapkan segala sesuatunya sejak dini, termasuk briefing kepada anak kita saat tes masuk SD itu seperti apa kondisinya, Kalau bisa, anak kita sehari sebelum tes, diajak ke tempat tes sekolah agar anak kita familiar dengan kondisi lingkungan tesnya. Mudah2an bermanfaat Moms.. wass, umi naura Team Sales UKM TOYS http://www.ukmtoys.com ________________________________ From: Maya Siswadi <m4y...@yahoo.com> To: balita anda <balita-anda@balita-anda.com>; ayahbunda online <ayahbunda-onl...@yahoogroups.com>; hypno birthing <hypno-birth...@yahoogroups.com>; being mom <being...@yahoogroups.com>; "motherandbabyc...@yahoogroups.com" <motherandbabyc...@yahoogroups.com>; WRM Indonesia <wrm-indone...@yahoogroups.com>; femina friends <femina-frie...@yahoogroups.com>; majalah parentsguide <parentsgu...@yahoogroups.com>; Hanya wanita <hanyawan...@yahoogroups.com>; parenting indonesia <parenting_indone...@yahoogroups.com> Sent: Wed, February 24, 2010 10:28:21 AM Subject: [balita-anda] Multi Profesinya seorang Ibu Kerja di suatu tempat pasti ada job des.nya kan? Kalo job desnya lebih tinggi dan lebih banyak, tentu bayarannya lebih tinggi juga kan? Kalo lembur gimana? Biasanya sih karyawan kan dapat lemburan ya? Hm, gimana ya dengan perempuan, ibu-ibu, istri-istri? Entah itu SAHM (stay at home mom) maupun WM (working mom) Berapa ya gajinya? Lemburannya? Jadi seorang istri dan jadi seorang ibu ternyata banyak sekal lho kerjaan dan keahliannya. Job desc apalagi. Yuk kita intip Apa saja sih profesi dan keahlian-keahlian yang biasanya dimiliki seorang ibu/istri: 1. Manager Sebagai seorang manager, ibu lah yang mengatur dan memanage berbagai hal didalam rumahnya. Secara tidak langsung ibu juga harus punya keahlian managemen. Bagaimana mengatur segala sesuatunya menjadi baik. Bagaimana mengatur waktu agar efektif, bagaimana mengatur keuangan, dsb. 2. Bagian Keuangan Biasanya yg seringkali ditugasi kebagian mengatur keuangan rumah tangga adalah para istri/ibu. Nah, ibulah yang harus pintar-pintar mengatur bagaimana dengan segala pendapatan yang ada bisa mencukupi semua kebutuhan keluarga. Ibu pula yang mengatur berbagai post-post pengeluaran. 3. Bagian Boga/kuliner Gak semua ibu sih, tapi paling nggak ibu secara gak langsung pasti terjun ke dapur, entah minta dibuatkan menu ini itu kepada asistennya, belanja ini itu untuk masakan hari itu atau seminggu ke depan. Pastinya ibu kan yg menentukan menu keluarga. Entah ibu yg memasaknya sendiri atau menyerahkannya pd asisten. Siapa bilang memasak tdk butuh keahlian dan ilmu? Memasak itu ada ilmunya juga ternyata. Bagaimana membuat keripik kentang kriuk-kriuk dan tidak melempem ketika dimasak? Hehehe...kalo gak tahu ilmunya, biarpun terlihat sepele, ternyata tidak mudah lho prakteknya. 4. Ahli Gizi Sebagai ibu yang baik pasti ingin membekali dirinya dengan keahlian dan pengetahuan tentang gizi, setidaknya dengan mengetahui gizi, ibu jadi tahu kan apa-apa saja yang baik gizinya untuk anak-anak dan suaminya. So, gak heran, secara gak langsung banyak juga ibu yg jadi belajar dan mempelajari gizi untuk keluarga. 5. Bagian Pembelanjaan Ini masih urusan ibu-ibu juga biasanya. Belanja entah harian, mingguan, atau bulanan. Pastinya ibu yang ngurusin belanja sabun, detergen, susu, gula, beras, dsb. 6. Psikolog anak Nah...ini dah pasti kan, ibu yang baik tentu selalu ingin membekali dirinya dengan ilmu yang banyak tentang psikologi anak, sehingga ketika mereka harus berhadapan dengan anak dengan kondisi dan situasi tertentu, mereka tahu cara menghadapinya. Misalnya bagaimana menghadapi anak tantrum, mau gak mau akhirnya belajar tentang psikologi anak kan? Nah, ibulah yang bertindak sebagai psikolog pertama bagi anak dan keluarganya. Bagaimana menghandle anak-anak dan mengenal kondisi psikologis anak dg baik. Haiyaaahhhh beraaatt 7. Dokter anak/keluarga Hayooo....pasti kan seorang ibu juga harus bertindak sebagai dokter pertama bagi keluarganya, yah gak kek dokter sih, tapi paling nggak ibu yg punya ilmu kesehatan tentu gak jadi sembarangan membawa anaknya ke dokter, cukup home treatment di rumah, dan anak pun bisa sembuh tanpa harus dibawa ke dokter. 8. Guru olahraga, Ketika anak-anak belajar melempar bola, belajar menendang, ibu tentu punya peranan sedikit banyaknya, bagaimana mengajarkan anak menendang bola, mengkoordinasikannya dg gerakan kaki dan menendangnya ke arah yg tepat. Ibu juga kadang berperan jadi guru ketika anak pertama kali belajar naik sepeda 9. Guru Kesenian Hayoooo...ibu mana yg tidak mengajarkan anaknya menyanyi, berjoget, mengetuk2kan jari, mendengarkan lagu, menari, dsb? Biasanya seorang ibu secara naluri pasti mengajarkan anak2nya menyanyi dan berdendang, bahkan sejak dari kandungan 10. Guru les Biasanya suka gini kan, ibu sering bertugas juga jadi guru les, mengajarkan lagi yang sudah diajarkan guru di sekolah, atau setidaknya membantu anak memahami pelajaran sekolahnya jika memang kurang paham. 11. Baby sitter SAHM biasanya sekaligus berprofesi sebagai baby sitter, ya toh. Baby sitter aja di bayar untuk ngasuh dan ngawasin baby. Nah, SAHM juga sama tuh, jadi baby sitter juga. Ngurusin makan anak, nemenin main, masak makanan baby, dsb. 12. Supir atau Tukang Ojek Banyak ibu-ibu yang juga bertugas sebagai supir keluarga. Entah antar jemput anak sekolah, atau juga ada yang antar jemput suami, hehehe Fiuuuuhhhh...banyak ya kerjaan dan keahlian yang harus dimiliki ibu. Ada yg mo nambahin? Sumber : http://bunda2f.multiply.com/journal/item/178 Note : Jangan salah mengartikan. Ibu disini maksudnya bisa Ibu rumah tangga (Stay at home mom), maupun ibu bekerja (working mom) Best Regards, Maya Siswadi Bunda 3F (Faldi, Ferdi, Falda) YM, FB : m4y...@yahoo.com http://bunda3f.multiply.com mo bisnis dari rumah dg modal sepuluh ribu?? http://bossbunda.co.cc Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer