Jika Sang Ibu Hobi Menyumpahi Buah Hatinya
Penulis: Ummu Raihanah

Sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari seorang
ibu yang jengkel atas kenakalan atau kesalahan
anak-anaknya melaknat atau menyumpahi mereka. Baik
dengan kata-kata yang kotor (tidak pantas) ataupun
do'a yang tidak baik. Sehingga sudah menjadi kebiasaan
yang mendarah daging. Sang ibu tidak pernah merasa
bersalah ataupun berdosa atas perbuatannya tersebut.
Sambil bersungut-sungut dan mengumpat ia pun berlalu,
meninggalkan buah hatinya dalam keadaan menangis.

Memang profesi sebagai ibu rumah tangga mempunyai
tugas yang seabrek-abrek, ibarat pekerja ibu mempunyai
jam kerja yang tidak terbatas tidak seperti layaknya
wanita karir kantoran yang mempunyai jadwal kerja
antar 6-8 jam. Selepas itu ia bisa beristirahat dengan
tenang. Sedangkan bagi ibu yang memiliki anak haruslah
menjaga mereka 24 jam, belum melayani suami, memasak,
mengurus rumah, menggosok pakaian, dan lain-lainnya
duh capeknya!!!

Beruntunglah para ibu yang suaminya menyediakan
khadimah atau pembantu di rumah untuk meringankan
tugasnya. Bagaimana bila sang suami tidak mampu? Tentu
dialah yang harus menyelesaikan tugas itu sendirian,
dan biasanya bila sang ibu kelelahan kondisinya
sangatlah labil sedikit saja buah hatinya melakukan
hal-hal yang menurutnya tidak sewajarnya, maka
terkadang tidak dapat mengontrol emosinya. Jadi
buntut-buntutnya keluarlah cercaan, cacian, makian,
laknat dan sumpah yang tidak baik kepada anak-anak
mereka. Ironisnya sang ayah yang mendengar terkadang
hanya diam saja. Lalu bagaimana sebenarnya islam
memandang hal ini??

Memang jauhnya seseorang dari din yang mulia ini akan
menyeret mereka dalam dosa dan maksiat bahkan
terkadang mereka secara tak sadar telah menzhalimi
hamba-hamba-Nya. Karena itu wajiblah bagi semua muslim
dan juga muslimah mempelajari agama ini agar mereka
terhindar dari apa yang di haramkan Allah dan
mengerjakan apa yang di perintah-Nya.

Karena itu wahai ukhti-ukhti muslimah tetaplah
semangat dalam menuntut ilmu syariat agar Allah selalu
membimbingmu.

Islam melarang orangtua melaknat anak-anak mereka,
bukan hanya itu kitapun dilarang menyumpahi diri kita
sendiri ketika kita marah karena sesungguhnya kita
tidak mengetahui kapan saatnya perkataan ataupun do'a
(baik maupun buruk) yang kita ucapkan akan di
kabulkan.

Dari Jabir bin Abdullah Radhiyallahu anhu, dia
menceritakan bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi
wassalam telah bersabda:

''Janganlah kalian menyumpahi diri kalian, dan jangan
pula menyumpahi anak-anak kalian dan harta kalian,
kalian tidak mengetahui saat permintaan (do'a)
dikabulkan sehingga Allah akan mengabulkan sumpah
itu'' (HR.Muslim)

Hadits diatas menjelaskan bahwa ada waktu-waktu baik
yang didalamnya akan dikabulkan doa, karena itu hadits
ini melarang kita untuk menyumpahi diri, putera-puteri
kita, dan harta kekayaan kita, supaya sumpah itu tidak
bertepatan dengan waktu pengabulan do'a sehingga
selamat dari bahaya.

Tetapi sayangnya sebagaimana penulis paparkan diatas
banyak dari kaum ibu yang melaknat dan menyumpahi
anak-anak mereka. Mereka beralasan bahwa sebenarnya
mereka tidak bermaksud demikian. Padahal sebagaimana
kita ketahui alasan tersebut tidak dapat diterima
karena larangannya telah jelas dan tegas.

Penulis mendapati pengalaman yang bisa dijadikan ibrah
bersama, kisah nyata yang patut untuk dijadikan
renungan bersama bagi para ibu-ibu.

Tak jauh lokasinya dari rumah penulis pada waktu itu
ada tetangga ana mendapati seorang anak laki-laki yang
kira-kira berusia 9 tahun ditemukan tewas tersambar
petir. Dus, berdatanganlah semua orang untuk
melihatnya tak lama kemudian datanglah sang ibu yang
menangis terisak-isak kemudian menjerit karena tidak
mengira anaknya telah mati.

Setelah beberapa waktu kemudian penulis mendengar
bahwa sebab kematian anaknya tersebut adalah akibat
dari sumpah siibunya sendiri yang pada waktu ketika ia
marah ia menyumpahi anaknya agar tersambar petir.
waliyyadzu billah...akhirnya sumpahnya tersebut
dikabulkan Allah dan menyesallah sang ibu dengan
penyesalan yang teramat mendalam. Nasi sudah menjadi
bubur.....

Kisah lainnya yang tak jauh berbeda juga masih sama
terjadi dekat lokasi penulis.... Seorang anak
laki-laki berusia kira-kira 7 tahun ditemukan tewas
tenggelam di sungai. Peristiwa ini belumlah lama
terjadi kira-kira 4 bulan yang lalu kejadiannya pun
demikian anak tersebut terkena sumpah ibunya.

Ibunya yang marah mendoakan kematian bagi anaknya
tersebut. Dalam hujan gerimis anak itupun keluar
bermain dengan kawan-kawannya ketika dia berjalan
ditepian sungai malang kakinya tergelincir
tenggelamlah ia kedalamnya. Kawan-kawannya tak kuasa
menolongnya mereka berusaha mencari pertolongan orang
dewasa, akhirnya sang anakpun terangkat ke tepi akan
tetapi dia telah meninggal karena terlalu banyak
menelan air sungai dan meraunglah sang ibu.....dengan
ucapan bahwa dia tidak bersungguh-sungguh menyumpahi
anaknya....semua orang yang hadir hanya lah
terhenyak... ya ... kiranya sumpah dan laknat telah
menjadi budaya bagi kaum ibu-ibu kita. Sehingga
sangatlah disesalkan anak-anak mereka menjadi korban.

Sungguh sangat tragis dan menyedihkan jauhnya kita
dari agama ini membuat kita terjerumus dalam kesalahan
yang fatal. Semoga Allah membimbing kita semua dan
mengampuni dosa-dosa kita.

Sebenarnya banyak tips yang bisa di pelajari oleh para
ibu rumah tangga agar mereka mampu mengontrol emosi
mereka ketika marah.


1. Ketika ibu marah, ingatlah bahwa Allah selalu
mengawasi kita dan ingatlah bahwa anak tidaklah
langsung tumbuh menjadi dewasa, kita juga dulunya
anak-anak yang terkadang nakal dan menjengkelkan
orangtua kita.


2. Tarik nafas dalam-dalam dan santai (relaks) diam
sejenak pandang anak dengan wajah yang lain dari
biasanya tunjukkan ketidak sukaan kita akan ulah
mereka, bila ibu ingin melotot atau merenggutkan muka
maka lakukanlah agar anak takut

3. Bila kedua cara diatas belum bisa menguasai emosi
ibu segeralah ucapkan istighfar bila ibu ingin
mengeraskan suara maka lakukanlah sehingga anak
mendengar ucapan ibu, dan ingat ucapan istighfar itu
akan terekam dalam otak anak-anak kita sehingga ketika
mereka marah atau melakukan kesalahan secara otomatis
mereka akan meniru kita

4. Sebagaimana yang penulis jelaskan diatas bahwa
kondisi seseorang mudah marah terkadang karena
kelelahan, kerjakanlah pekerjaan rumah tangga apa yang
ibu sanggup jangan memaksakan diri, tidurlah segera
ketika anak-anak tidur sehingga ibu mempunyai waktu
untuk beristirahat, dan tentu saja kerjasama antara
suami istri sangat penting sekali dalam rumah tangga.
Berilah pengertian kepada suami mengapa ibu tidak bisa
menyelesaikan tugas rumah tangga ibu dengan penjelasan
yang baik dan cara yang hikmah insya Allah suami ibu
akan mengerti. Sehingga kebiasaan yang buruk
menyumpahi anak ketika marah insya Allah akan
berkurang sedikit demi sedikit.

5. Jangan lupa berdo'alah kepada Allah agar Dia Yang
Maha Kuasa merubah kebiasaan buruk ini sesungguhnya
hati Ibu dalam genggaman-Nya. Insya Allah, kita tidak
akan senang lagi menyumpahi anak-anak kita ketika
marah.

Wallahu'alam bisshawwab.

Sumber:
- 30 Larangan Wanita, Amr bin Abdul Mun'im, Pustaka
Azzam.
- Pengalaman pribadi
---------------------------------------------------------------------

Semoga bermanfaat
Dede Maulana
www.mqnetpusat.com

---------------------------------------------------------------------
>> Kirim parcel Lebaran, klik, http://www.indokado.com/parcel2003.html
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke