Otitis Media Akut

Definisi dan Anatomi Telinga

Otitis media adalah infeksi atau inflamasi (inflamasi: peradangan)  di telinga 
tengah.1,2
Telinga sendiri terbagi menjadi tiga bagian: telinga luar, telinga tengah, dan 
telinga dalam (ilustrasi pembagian telinga dapat dilihat di 
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepages/1092.htm ).1,3
Telinga tengah adalah daerah yang dibatasi dengan dunia luar oleh gendang 
telinga. Daerah ini menghubungkan suara dengan alat pendengaran di telinga 
dalam. Selain itu di daerah ini terdapat saluran Eustachius yang menghubungkan 
telinga tengah dengan rongga hidung belakang dan tenggorokan bagian atas. Guna 
saluran ini adalah:

    * menjaga keseimbangan tekanan udara di dalam telinga dan menyesuaikannya 
dengan tekanan udara di dunia luar.
    * mengalirkan sedikit lendir yang dihasilkan sel-sel yang melapisi telinga 
tengah ke bagian belakang hidung.

Bagaimana Otitis Media Terjadi
Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang 
tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran 
Eustachius.1 Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan 
infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, 
tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. 
Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka 
sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu 
pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir yang 
dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga.
Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena 
gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ 
pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran 
yang dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus).2 Namun cairan yang 
lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga 45 desibel (kisaran 
pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri.1 Dan yang 
paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek 
gendang telinga karena tekanannya.
Sebagaimana halnya dengan kejadian infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), 
otitis media juga merupakan salah satu penyakit langganan anak. Di Amerika 
Serikat,  diperkirakan 75% anak mengalami setidaknya satu episode otitis media 
sebelum usia tiga tahun dan hampir setengah dari mereka mengalaminya tiga kali 
atau lebih. Di Inggris, setidaknya 25% anak mengalami minimal satu episode 
sebelum usia sepuluh tahun.4 Di negara tersebut otitis media paling sering 
terjadi pada usia 3-6 tahun.

Penyebab

Penyebab otitis media akut (OMA) dapat merupakan virus maupun bakteri.4,5 Pada 
25% pasien, tidak ditemukan mikroorganisme penyebabnya. Virus ditemukan pada 
25% kasus dan kadang menginfeksi telinga tengah bersama bakteri. Bakteri 
penyebab otitis media tersering adalah Streptococcus pneumoniae, diikuti oleh 
Haemophilus influenzae dan Moraxella cattarhalis. Yang perlu diingat pada OMA, 
walaupun sebagian besar kasus disebabkan oleh bakteri, hanya sedikit kasus yang 
membutuhkan antibiotik. Hal ini dimungkinkan karena tanpa antibiotik pun 
saluran Eustachius akan terbuka kembali sehingga bakteri akan tersingkir 
bersama aliran lendir.

Mengapa Anak Lebih Mudah Terserang OMA

Anak lebih mudah terserang otitis media dibanding orang dewasa karena beberapa 
hal.1

    * sistem kekebalan tubuh anak masih dalam perkembangan.
    * saluran Eustachius pada anak lebih lurus secara horizontal dan lebih 
pendek sehingga ISPA lebih mudah menyebar ke telinga tengah.
    * adenoid (adenoid: salah satu organ di tenggorokan bagian atas yang 
berperan dalam kekebalan tubuh) pada anak relatif lebih besar dibanding orang 
dewasa. Posisi adenoid berdekatan dengan muara saluran Eustachius sehingga 
adenoid yang besar dapat mengganggu terbukanya saluran Eustachius. Selain itu 
adenoid sendiri dapat terinfeksi di mana infeksi tersebut kemudian menyebar ke 
telinga tengah lewat saluran Eustachius.

Diagnosis

Diagnosis OMA harus memenuhi tiga hal berikut.6

    * Penyakitnya muncul mendadak (akut)
    * Ditemukannya tanda efusi (efusi: pengumpulan cairan di suatu rongga 
tubuh) di telinga tengah. Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu di antara 
tanda berikut:
    * menggembungnya gendang telinga
    * terbatas/tidak adanya gerakan gendang telinga
    * adanya bayangan cairan di belakang gendang telinga
    * cairan yang keluar dari telinga
    * Adanya tanda/gejala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan dengan 
adanya salah satu di antara tanda berikut:
    * kemerahan pada gendang telinga
    * nyeri telinga yang mengganggu tidur dan aktivitas normal

Anak dengan OMA dapat mengalami nyeri telinga atau riwayat menarik-narik daun 
telinga pada bayi, keluarnya cairan dari telinga, berkurangnya pendengaran, 
demam, sulit makan, mual dan muntah, serta rewel.4,6,7 Namun gejala-gejala ini 
(kecuali keluarnya cairan dari telinga) tidak spesifik untuk OMA sehingga 
diagnosis OMA tidak dapat didasarkan pada riwayat semata.6
Efusi telinga tengah diperiksa dengan otoskop (alat untuk memeriksa liang dan 
gendang telinga dengan jelas).4
Dengan otoskop dapat dilihat adanya gendang telinga yang menggembung, perubahan 
warna gendang telinga menjadi kemerahan atau agak kuning dan suram, serta 
cairan di liang telinga.
Jika konfirmasi diperlukan, umumnya dilakukan dengan otoskopi pneumatik 
(pemeriksaan telinga dengan otoskop untuk melihat gendang telinga yang 
dilengkapi dengan pompa udara kecil untuk menilai respon gendang telinga 
terhadap perubahan tekanan udara).6
Gerakan gendang telinga yang berkurang atau tidak ada sama sekali dapat dilihat 
dengan pemeriksaan ini. Pemeriksaan ini meningkatkan sensitivitas diagnosis 
OMA. Namun umumnya diagnosis OMA dapat ditegakkan dengan otoskop biasa.4
Efusi telinga tengah juga dapat dibuktikan dengan timpanosentesis (penusukan 
terhadap gendang telinga).6
Namun timpanosentesis tidak dilakukan pada sembarang anak. Indikasi perlunya 
timpanosentesis antara lain adalah OMA pada bayi di bawah usia enam minggu 
dengan riwayat perawatan intensif di rumah sakit, anak dengan gangguan 
kekebalan tubuh, anak yang tidak memberi respon pada beberapa pemberian 
antibiotik, atau dengan gejala sangat berat dan komplikasi.8
OMA harus dibedakan dari otitis media dengan efusi yang dapat menyerupai OMA. 
Untuk membedakannya dapat diperhatikan hal-hal berikut.4
Gejala dan tanda        OMA     Otitis media dengan efusi
Nyeri telinga, demam, rewel     +       -
Efusi telinga tengah    +       +
Gendang telinga suram   +       +/-
Gendang yang menggembung        +/-     -
Gerakan gendang berkurang       +       +
Berkurangnya pendengaran        +       +

Penanganan

Antibiotik

OMA umumnya adalah penyakit yang akan sembuh dengan sendirinya.4 Sekitar 80% 
OMA sembuh dalam 3 hari tanpa antibiotik. Penggunaan antibiotik tidak 
mengurangi komplikasi yang dapat terjadi, termasuk berkurangnya pendengaran.4,9 
Observasi dapat dilakukan pada sebagian besar kasus. Jika gejala tidak membaik 
dalam 48-72 jam atau ada perburukan gejala, antibiotik diberikan.4,6 American 
Academy of Pediatrics (AAP) mengkategorikan OMA yang dapat diobservasi dan yang 
harus segera diterapi dengan antibiotik sebagai berikut:6
Usia    Diagnosis pasti         Diagnosis meragukan
< 6 bln         Antibiotik      Antibiotik
6 bln - 2 th    Antibiotik      Antibiotik jika gejala berat; observasi jika 
gejala ringan
2 thn   Antibiotik jika gejala berat; observasi jika gejala ringan      
Observasi

Yang dimaksud dengan gejala ringan adalah nyeri telinga ringan dan demam <39°C 
dalam 24 jam terakhir. Sedangkan gejala berat adalah nyeri telinga sedang - 
berat atau demam  39°C.
Pilihan observasi selama 48-72 jam hanya dapat dilakukan pada anak usia enam 
bulan - dua tahun dengan gejala ringan saat pemeriksaan, atau diagnosis 
meragukan pada anak di atas dua tahun. Untuk dapat memilih observasi, follow-up 
harus dipastikan dapat terlaksana. Analgesia tetap diberikan pada masa 
observasi.
British Medical Journal memberikan kriteria yang sedikit berbeda untuk 
menerapkan observasi ini.10 Menurut BMJ, pilihan observasi dapat dilakukan 
terutama pada anak tanpa gejala umum seperti demam dan muntah.
Jika diputuskan untuk memberikan antibiotik, pilihan pertama untuk sebagian 
besar anak adalah amoxicillin.4,6,7

    * Sumber seperti AAFP (American Academy of Family Physician) menganjurkan 
pemberian 40 mg/kg berat badan/hari pada anak dengan risiko rendah dan 80 mg/kg 
berat badan/hari untuk anak dengan risiko tinggi.7,11 Risiko tinggi yang 
dimaksud antara lain adalah usia kurang dari dua tahun, dirawat sehari-hari di 
daycare, dan ada riwayat pemberian antibiotik dalam tiga bulan terakhir.
    * WHO menganjurkan 15 mg/kg berat badan/pemberian dengan maksimumnya 500 
mg.5
    * AAP menganjurkan dosis 80-90 mg/kg berat badan/hari.6 Dosis ini terkait 
dengan meningkatnya persentase bakteri yang tidak dapat diatasi dengan dosis 
standar di Amerika Serikat. Sampai saat ini di Indonesia tidak ada data yang 
mengemukakan hal serupa, sehingga pilihan yang bijak adalah menggunakan dosis 
40 mg/kg/hari. Dokumentasi adanya bakteri yang resisten terhadap dosis standar 
harus didasari hasil kultur dan tes resistensi terhadap antibiotik.

Antibiotik pada OMA akan menghasilkan perbaikan gejala dalam 48-72 jam.6 Dalam 
24 jam pertama terjadi stabilisasi, sedang dalam 24 jam kedua mulai terjadi 
perbaikan. Jika pasien tidak membaik dalam 48-72 jam, kemungkinan ada penyakit 
lain atau pengobatan yang diberikan tidak memadai. Dalam kasus seperti ini 
dipertimbangkan pemberian antibiotik lini kedua. Misalnya:

    * Pada pasien dengan gejala berat atau OMA yang kemungkinan disebabkan 
Haemophilus influenzae dan Moraxella catarrhalis, antibiotik yang kemudian 
dipilih adalah amoxicillin-clavulanate.6 Sumber lain menyatakan pemberian 
amoxicillin-clavulanate dilakukan jika gejala tidak membaik dalam tujuh hari 
atau kembali muncul dalam 14 hari.4
    * Jika pasien alergi ringan terhadap amoxicillin, dapat diberikan 
cephalosporin seperti cefdinir, cefpodoxime, atau cefuroxime.
    * Pada alergi berat terhadap amoxicillin, yang diberikan adalah 
azithromycin atau clarithromycin.4,6
    * Pilihan lainnya adalah erythromycin-sulfisoxazole atau 
sulfamethoxazole-trimethoprim.5,6 Namun kedua kombinasi ini bukan pilihan pada 
OMA yang tidak membaik dengan amoxicillin.4,6

Jika pemberian amoxicillin-clavulanate juga tidak memberikan hasil, pilihan 
yang diambil adalah ceftriaxone selama tiga hari.6
Perlu diperhatikan bahwa cephalosporin yang digunakan pada OMA umumnya 
merupakan generasi kedua atau generasi ketiga dengan spektrum luas. Demikian 
juga azythromycin atau clarythromycin. Antibiotik dengan spektrum luas, 
walaupun dapat membunuh lebih banyak jenis bakteri, memiliki risiko yang lebih 
besar. Bakteri normal di tubuh akan dapat terbunuh sehingga keseimbangan flora 
di tubuh terganggu. Selain itu risiko terbentuknya bakteri yang resisten 
terhadap antibiotik akan lebih besar. Karenanya, pilihan ini hanya digunakan 
pada kasus-kasus dengan indikasi jelas penggunaan antibiotik lini kedua.
Pemberian antibiotik pada otitis media dilakukan selama sepuluh hari pada anak 
berusia di bawah dua tahun atau anak dengan gejala berat.6 Pada usia enam tahun 
ke atas, pemberian antibiotik cukup 5-7 hari. Di Inggris, anjuran pemberian 
antibiotik adalah 3-7 hari atau lima hari.4 Ulasan dari Cochrane menunjukkan 
tidak adanya perbedaan bermakna antara pemberian antibiotik dalam jangka waktu 
kurang dari tujuh hari dibandingkan dengan pemberian lebih dari tujuh hari. Dan 
karena itu pemberian antibiotik selama lima hari dianggap cukup pada otitis 
media. Pemberian antibiotik dalam waktu yang lebih lama meningkatkan risiko 
efek samping dan resistensi bakteri.

Analgesia/pereda nyeri

Selain antibiotik, penanganan OMA selayaknya disertai penghilang nyeri 
(analgesia).4,6 Analgesia yang umumnya digunakan adalah analgesia sederhana 
seperti paracetamol atau ibuprofen. Namun perlu diperhatikan bahwa pada 
penggunaan ibuprofen, harus dipastikan bahwa anak tidak mengalami gangguan 
pencernaan seperti muntah atau diare karena ibuprofen dapat memperparah iritasi 
saluran cerna.

Lain-lain

    * Pemberian obat-obatan lain seperti antihistamin (antialergi) atau 
dekongestan tidak memberikan manfaat bagi anak.4
    * Pemberian kortikosteroid juga tidak dianjurkan.7
    * Myringotomy (myringotomy: melubangi gendang telinga untuk mengeluarkan 
cairan yang menumpuk di belakangnya) juga hanya dilakukan pada kasus-kasus 
khusus di mana terjadi gejala yang sangat berat atau ada komplikasi.4 Cairan 
yang keluar harus dikultur.
    * Pemberian antibiotik sebagai profilaksis untuk mencegah berulangnya OMA 
tidak memiliki bukti yang cukup.4

Pencegahan

Beberapa hal yang tampaknya dapat mengurangi risiko OMA adalah:

    * pencegahan ISPA pada bayi dan anak-anak,
    * pemberian ASI minimal selama 6 bulan,
    * penghindaran pemberian susu di botol saat anak berbaring,
    * dan penghindaran pajanan terhadap asap rokok.4,6

Berenang kemungkinan besar tidak meningkatkan risiko OMA.4

Komplikasi

Otitis media kronik ditandai dengan riwayat keluarnya cairan secara kronik dari 
satu atau dua telinga.5 Jika gendang telinga telah pecah lebih dari 2 minggu, 
risiko infeksi menjadi sangat umum. Umumnya penanganan yang dilakukan adalah 
mencuci telinga dan mengeringkannya selama beberapa minggu hingga cairan tidak 
lagi keluar.
Otitis media yang tidak diobati dapat menyebar ke jaringan sekitar telinga 
tengah, termasuk otak.3 Namun komplikasi ini umumnya jarang terjadi.4 Salah 
satunya adalah mastoiditis pada 1 dari 1000 anak dengan OMA yangtidak diobati.
Otitis media yang tidak diatasi juga dapat menyebabkan kehilangan pendengaran 
permanen.3 Cairan di telinga tengah dan otitis media kronik dapat mengurangi 
pendengaran anak serta menyebabkan masalah dalam kemampuan bicara dan bahasa.
Otitis media dengan efusi didiagnosis jika cairan bertahan dalam telinga tengah 
selama 3 bulan atau lebih.4

Rujukan

Beberapa keadaan yang memerlukan rujukan pada ahli THT adalah;

    * Anak dengan episode OMA yang sering. Definisi "sering" adalah lebih dari 
4 episode dalam 6 bulan.4 Sumber lain menyatakan "sering" adalah lebih dari 3 
kali dalam 6 bulan atau lebih dari 4 kali dalam satu tahun7
    * Anak dengan efusi selama 3 bulan atau lebih, keluarnya cairan dari 
telinga, atau berlubangnya gendang telinga4,7
    * Anak dengan kemungkinan komplikasi serius seperti kelumpuhan saraf wajah 
atau mastoiditis (mastoiditis: peradangan bagian tulang tengkorak, kurang lebih 
terletak pada tonjolan tulang di belakang telinga)7
    * Anak dengan kelainan kraniofasial (kraniofasial: kepala dan wajah), 
sindrom Down, sumbing, atau dengan keterlambatan bicara7
    * OMA dengan gejala sedang-berat yang tidak memberi respon terhadap 2 
antibiotik7

Disarikan dari berbagai sumber.

Sumber

   1. Otitis Media (Ear Infection). Available from 
http://www.nidcd.nih.gov/health/hearing/otitism.asp
   2. Chronic Otitis Media (Middle Ear Infection) and Hearing Loss. Available 
from http://www.entnet.org/KidsENT/hearing_loss.cfm
   3. Ear anatomy. Available from  
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepages/1092.htm
   4. Otitis media - acute. Available from 
http://www.prodigy.nhs.uk/guidance.asp?gt=Otitis%20media%20-%20acute
   5. http://www.who.int/medicines/library/bacterial_model_pres/014to019.pdf
   6. Diagnosis and Management of Acute Otitis Media. PEDIATRICS Vol. 113 No. 5 
May 2004, pp. 1451-1465. available from 
http://aappolicy.aappublications.org/cgi/content/full/pediatrics ;113/5/1451
   7. Diagnosis and treatment of otitis media in children. Institute for 
Clinical Systems Improvement (ICSI). Diagnosis and treatment of otitis media in 
children. Bloomington (MN): Institute for Clinical Systems Improvement (ICSI); 
2004 May. Available from 
http://www.guideline.gov/summary/summary.aspx?doc_id=5450
   8. http://www.aap.org/otitismedia/www/vc/ear/case6/p9.cfm
   9. Glasziou PP, Del Mar CB, Sanders SL, Hayem M. Antibiotics for acute 
otitis media in children (Cochrane Review) The Cochrane Library, Issue 2, 2005. 
Available from http://www.cochrane.org/cochrane/revabstr/AB000219.htm
  10. Little P, et al. Predictors of poor outcome and benefits from antibiotics 
in children with acute otitis media: pragmatic randomised trial. BMJ 
2002;325:22 ( 6 July ). Available from 
http://bmj.bmjjournals.com/cgi/content/full/325/7354/22?ijkey=742c411e86bbfb31b1a51105ff9bfc95d8a31433
  11. Wellbery C. Standard-Dose Amoxicillin for Acute Otitis Media. May 1 2005. 
Available from http://www.aafp.org/afp/20050501/tips/18.html

dr. Nurul Itqiyah H

-----Original Message-----
From: Dwi Chahya [mailto:d...@sumitronics.co.id]
Sent: Friday, August 27, 2010 2:28 PM
To: ba_...@balita-anda.com; balita-anda@balita-anda.com
Subject: [balita-anda] Need Article Otitis Media

BA & BAOOT-ers,
Mau donk di share article tentang otitis media.
Cos' Gak bisa online nich.

Tararengkyu yach
Dwi CH [Aldi, Wisnu & Bintang Mom]

IMPORTANT -
The contents of this email and its attachments are intended only for the 
individual or entity addressed above and may contain confidential and/or 
privileged material.
Any unauthorized use of the contents is expressly prohibited. If you receive 
this email in error, please contact us, then delete the email.
Please note that any views or opinions presented in this email are solely those 
of the author and do not necessarily represent those of the company and should 
not be seen as forming a legally binding contract without express written 
confirmation.
Finally, the recipient should check this email and any attachments for the 
presence of viruses. PT Astra Honda Motor accepts no liability for any damage 
caused by any virus transmitted by this email.

--------------------------------------------------------------
Balita-Anda Online: http://www.balita-anda.com
Peraturan Milis: peraturan_mi...@balita-anda.com
Menghubungi Admin: balita-anda-ow...@balita-anda.com
Unsubscribe dari Milis: balita-anda-unsubscr...@balita-anda.com
--------------------------------------------------------------
Balita-Anda: Panduan Orangtua yang Cerdas, Kreatif dan Inovatif dalam Merawat 
dan Mendidik Balita

Kirim email ke