hi mbak Davina and all,

Thanks for sharing this mbak :)

Sekadar ingin sharing juga, khususnya untuk point no. 4
Sebagai orang tua dan ibu yang punya 2 anak laki-laki dan 2 anak perempuan,
saya 'dianugerahi' banyak kesempatan melihat setiap anak saya tumbuh dengan
typical kepribadian, kelebihan dan kekurangan masing2 .... dan as usual,
saya dan suami harus banyak belajar bagaimana menjadi orang tua yang bisa
'deal' dengan masing2 hidup mereka.  Bagaimana menjadi orang tua yang
mengantisipasi 'sibling rivalry' yang ada tanpa kami sendiri kehilangan
pelajaran hidup yang baik.

Setiap akhir Februari selalu jadi salah satu waktu favorit yang saya tunggu2
karena adanya event nonton film2 kelas nominasi _Oscar_, salah satunya
_King's Speech_ weekend kemarin.
Tidak saja dimanja dengan akting Colin Firth & Geoffrey Rush yang memang
kelas _Oscar_, tapi juga cukup bisa melihat impact film ini untuk dunia
'anak-anak' yang mungkin sedang mengalami fase 'gagap' /bicara gagap dalam
hidup mereka saat ini.

Disebutkan tentang sejarah masa kecil si Bertie / Duke of York / King George
VI (Colin Firth) yang mengalami masa gagap sejak usianya 4-5 tahun karena
harus menghadapi tekanan dari abang kandungnya Prince of Wales yang
'flamboyan' dan ayahnya King George V yang tidak toleran dengan kondisi anak
laki2 nya ini (seperti membandingkan  Bertie dengan 'kelebihan' kakaknya,
tidak sabar dengan 'gagap'nya, mengubah paksa kekidalannya, dll.) membuat
saya makin menyadari bahwa apa yang anak2 kita alami / lihat / rasakan saat
mereka kecil dari lingkungan terdekat dan terintim mereka di rumah bisa
memberi impact (positif atau negatif) dalam kehidupan dewasanya kelak.

Ada adegan di mana King George V 'memaksa' anak 'gagap'nya itu untuk latihan
membaca pidato Natal untuk rakyat Inggris dengan ketidaksabaran yang
terlihat jelas, padahal sesaat sebelumnya sang ayah bercerita bahwa jenis
pidato ini sengaja dibuat agar bisa 'menyentuh hati' masing2 rakyatnya. Satu
sikap simple orang tua yang mungkin tidak menyadari bahwa apa yang baru saja
dia lakukan sama sekali tidak 'menyentuh hati' anaknya sendiri, yang bukan
lagi berusia 5 tahun tapi sudah jadi pria berkeluarga yang memendam rasa
'tidak toleransi' ayah dan abangnya sejak kecil.

 ... Good movie untuk dijadikan salah satu alternatif tontonan buat kita :)

Anyway, khusus untuk masalah anak yang gagap / stuttering ('stammering'
istilah yang dipakai di film tsb.), ada kutipan info yang bisa dijadikan
salah satu panduan sederhana untuk orang tua menghadapinya:

Fase ini kadang 'lumrah' terjadi untuk anak balita (usia 30 bulanan hingga 5
tahun), di mana benaknya sudah 'meluap' dengan berbagai ide yang ingin
disampaikan tetapi si kecil masih terbatas kemampuan kosa kata dan
bahasanya. Kita akan lebih bisa mengamatinya saat dia merasa antusias,
marah, merasa nggak nyaman, kesal atau lelah.  Lambat laun fase seperti ini
akan berlalu seiring dengan bertambah usia dan meningkatnya kemampuan
berbahasa.
Berbeda dengan anak yang memang mengalami masalah gagap (disfluency),
biasanya dia akan mengalami kesulitan dalam mengucapkan bunyi awal dari kata
pertamanya (mis: s-s-s-saya), atau berusaha kuat mengeluarkan kata2 (rahang
atau pipi jadi lebih tegang), tapi tidak ada satupun kata yang keluar.

Jenis apapun fase 'gagap' yang mungkin dialami anak kita, point paling
penting adalah 'cara kita memberikan respon' terhadap kondisinya ini.

Ada beberapa steps yang bisa dilakukan orang tua:
1. Dengarkan dengan sabar apa yang ingin anak Anda katakan, bukan fokus pada
gagapnya (cara anak Anda mengatakannya)
2. Biarkan anak Anda menuntaskan apa yang ingin dia ucapkan tanpa melakukan
interupsi.
3. Tetap jaga kontak mata yang alami saat anak Anda berbicara.
4. Hindari usaha untuk menuntaskan ucapannya atau bicara atas nama ide atau
pemikirannya.  Biarkan semua kata2 yang keluar berasal dari kata2 nya.
5. Setelah anak Anda selesai berbicara, ulangi perkatannya itu dengan lambat
dan tidak terburu-buru, bahkan gunakan beberapa kata yang sama dengan kata2
yang tadi dia ucapkan. Misalnya: jika ia mengucapan, 'I s-s-see the
b-b-bunny'. Anda dapat menimpalinya, 'oh yes, you see the bunny. He's cute'
.. dengan cara yang rileks dan mudah.
6. Tunggu sejenak sebelum Anda memberikan respon terhadap anak Anda. Hal ini
akan membuat dia lebih merasa tenang dan akan menolong ucapannya.

Intinya, anak 'gagap' (dia sadari atau tidak) sangat membutuhkan orang lain
yang mau mendengarkan dia, sesuatu yang ditawarkan Lionel Logue (Geoffrey
Rush), ahli terapi 'eksentrik' dalam film tsb. yang akhirnya menghasikan
King George VI sebagai raja yang dicintai rakyatnya karena pidato2 'mumpuni'
nya dalam Perang Dunia II sekaligus sebagai family man yang baik yang
mengantarkan putrinya Elizabeth II sebagai ratu Inggris hingga sekarang.

Kutipan info tentang Gagap diambil dari sumber:
 
*http://www.bab**ycenter.com/expert/toddler/toddlerdevelopment/2486.html*<http://www.babycenter.com/expert/toddler/toddlerdevelopment/2486.html>
*http://parenting.ivillage.com/tp/tpdevelopment/0,,3qb1,00.html*

 .. Jadi ingat kutipan dari novel karya pengarang favorit saya: "Children
didn't make their own mistakes.  They plunged into the pits they'd been led
to by their parents.
Acceptance started at home, but so did intelorance ... [/quote: Jodi Picoult
- 'Nineteen Minutes' Novel] ...

have a blessed Monday all :)
Sylvia - mum to Jovan, Rena, Aleta & Luigi



2011/2/21 Davina Wiradijaya <wiradij...@yahoo.com>

> Dear Parents.....
> Just want to share a good article in Monday Morning ! :)
> Hope you enjoy it....
>
>
> Sebagai orang tua, kebanyakan dari kita lebih memperhatikan perilaku anak,
> dan
> bukannya perilaku kita sebagai orang tua. Tentu ini sesuatu yang tak adil
> bagi
> anak.
>

.....

> 4. Toleran terhadap orang lain.
> Toleransi akan mengajarkan anak untuk menghargai perbedaan.
>
> ....

<deleted>

Kirim email ke