jadi pingin ikutan sharing.. kebetulan sy juga rencana mengkhitankan anak
pada liburan sekolah ini.. tapi kemarin periksa ke rumah sunat, belum bisa
disunat  (anakku 9th).. jadi ditunda 6 bulan lagi. Dokter memberi larangan
mengkonsumsi junk/fast food terutama ayam goreng (kulitnya gak boleh di
makan) dan mie instant.. juga disarankan olahraga lari dan renang.
Sebetulnya ada terapi tapi dokternya gak rekomen. Jadi skr sy larang anak
makan junk/fast food dan tiap weekend ajak dia jogging. Mudah2an 6 bln lagi
sudah bisa disunat pas liburan akhir thn.

2011/6/8 Sylvia Radjawane <sylvia.radjaw...@gmail.com>

> hi BA members,
>
> Semoga tidak bernuansa 'tabu' ;)
>
> Dapat cerita dari kenalan, kalau putranya yang rencananya mau di-khitan
> liburan sekolah bulan ini terpaksa 'ditunda' dulu karena masuk kategori
> 'mikropenis'.  Kelihatannya kondisinya membuat sulit prosedur khitan
> nantinya. Saat ini anaknya mulai menjalani terapi hormon dan diet untuk
> mengurangi obesitas sekaligus terapi penis-nya.
> Refer to kondisi di atas, dan kebetulan baca info kesehatan di majalah
> _Tempo_ baru2 ini, saya coba rangkum issue seputar kasus ini, siapa tahu
> bisa jadi tambahan info buat kita semua :)
>
> 'Summary' dari info tsb. kurang lebih:
> [sumber: Majalah _Tempo_, Edisi 05 Juni 2011, Rubrik: Kesehatan, hlm.
> 78-79]
>
>
> * Kasus anak2 di Indonesia yang mengalami mikropenis, 90% nya juga
> mengalami
> obesitas.  Anak obesitas cenderung ngalamin penurunan kadar hormon
> testoteron yang mengganggu pertumbuhan penis (baik ukuran panjang maupun
> diameter-nya). Jumlah kasusnya mulai terus meningkat dalam 10 tahun
> terakhir
> ini.
>
> * Ada pula kasus mikropenis anak bukan karena hormonal, tapi lebih
> cenderung
> ke obesitas-nya.  Untuk kasus ini, pasti terapi lebih terfokus ke
> obesitasnya.
>
> * Terapi mikropenis, kalau memang nggak ada indikasi kelainan bawaan lain
> (mis.: kelainan susunan saraf pusat, dll), ternyata cukup sederhana.
> Terapinya menggunakan obat hormon testoteron
> (suntikan/pil/krim oles) selama beberapa kali secara periodik (di _RSCM_
> terapi semacam ini memakan biaya Rp. 400.000 an)
>
> * Poin penting: terapi mikropenis akan efektif dilakukan saat anak belum
> mengalami pubertas.  Prinsipnya: Lebih dini, lebih baik.
>
> * Ada juga kasus anak yang 'makropenis' yang juga perlu diwaspadai.  Kasus
> seperti ini dikenal istilah 'pubertas dini' atau pubertas prekoks.  Kasus
> pubertas dini anak sebagian besar bersifat patologis, jadi perlu diobati
> penyebab semua gangguan dalam tubuh yang menyebabkan peningkatan hormon
> testosteron, untuk menghindari anak dewasa lebih dini dan profil tubuh yang
> pendek.
>
> * Indikasi mikro/makro penis pada anak bisa dikonsultasikan terlebih dahulu
> ke dokter endokrin anak.
>
> * Panduan dasar yang bisa dilakukan ortu, di antaranya dengan melakukan
> pengukuran penis (dilakukan di saat penis dalam keadaan 'rileks' dimulai
> dari pangkal penis)
> Data di bawah ini bisa dijadikan acuan sederhana (ukuran dalam cm):
>
> Usia Prematur
> Normal: 2,1 - 2,9
> Penis kecil: 1,5 - 2,1
> Mikropenis: < 1,5
>
> Usia Lahir Normal
> Normal: 3,1 - 3,9
> Penis kecil: 1,87 - 3,1
> Mikropenis: < 1,875
>
> Usia 0-5 bulan
> Normal: 3,1 - 4,7
> Penis kecil: 1,9 - 3,1
> Mikropenis: < 1,9
>
> Usia 6-12 bulan
> Normal: 3,5 - 5,1
> Penis kecil: 2,25 - 3,5
> Mikropenis: < 2,25
>
> Usia 1-2 tahun
> Normal: 3,9 - 5,5
> Penis kecil: 2,5 - 3,9
> Mikropenis: < 2,5
>
> Usia 2-3 tahun
> Normal: 4,2 - 6,0
> Penis kecil: 2,85 - 4,2
> Mikropenis: < 2,85
>
> Usia 3-4 tahun
> Normal: 4,6 - 6,4
> Penis kecil: 3,25- 4,6
> Mikropenis: < 3,25
>
> Usia 5-6 tahun
> Normal: 5,1 - 6,9
> Penis kecil: 3,75 - 5,1
> Mikropenis: < 3,75
>
> Usia 10-11 tahun
> Normal: 5,3 - 7,5
> Penis kecil: 3,75 - 5,3
> Mikropenis: < 3,75
>
> Anyway, selamat mempersiapkan acara khitanan untuk BA members yang punya
> agenda tsb. untuk putra tercintanya liburan ini :)
>
> cheers,
> Sylvia - mum to Jovan, Rena, Aleta & Luigi
>



-- 
Happy working mom :)

http://ciplok2.multiply.com
http://www.friendster.com/8073432

Kirim email ke