hi mbak Mia,

Kira2 aku bisa menyusui lg ngga ya?
Jawabnya: ayo, pasti bisa. Tetap semangat, ya mbak  ... :)

To all,
Sekadar crossposting hasil sharing mbak Sisca Baroto Utomo tentang issue ASI
perah dan dinas LN dari website _aimi-asi.org_
Semoga jadi tambahan info dan penambah semangat, khususnya untuk para moms
yang sedang menyusui tapi harus dinas ke LN beberapa waktu.

Tetap semangat, like she's said, " ASI rocks! " :)
Sylvia - mum to Jovan, Rena, Aleta & Luigi

.........................

http://aimi-asi.org/2009/02/dinas-luar-negeri-tak-masalah/

Dinas Luar Negeri…?? Tak
Masalah..!!<http://aimi-asi.org/2009/02/dinas-luar-negeri-tak-masalah/>

oleh Sisca Baroto-Utomo <http://aimi-asi.org/author/sisca/> on February
16th, 2009


Saat itu datang juga. Saat yang paling saya nanti-nantikan selama bekerja.
Bertugas ke luar negeri. Tapi, kok rasanya campur aduk ya? Ada excited
karena mau melihat Negara yang sudah lama saya impikan, sedih karena akan
berpisah dalam waktu yang lama dengan Alle (yang kala itu berusia 18 bulan)
dan yang paling dominan adalah bingung, bagaimana nanti saya bisa terus
memberikan ASI selama jauh dari Alle?
BUKAN ALASAN UNTUK BERHENTI MENYUSUI

Banyak hal terlintas dalam pikiran saya saat itu, “cukup tidak ya, ASIP ku?
Apa iya, dengan kepergian ini Alle harus ditambah susu lain (waktu itu alle
belum doyan UHT)? Kira-kira sepulangnya aku nanti, Alle masih mau menyusu
langsung, atau tersapih?” dan lain-lain yang menciutkan ke-PeDe-an saya.

Tapiii… setelah memikirkan kembali seluruh kebaikan dan manfaat ASI, kok ya
sayang banget kalo kita menyerah dan patah semangat. Apalagi setelah membaca
berbagai macam referensi tentang pengalaman ibu menyusui yang bepergian jauh
dan tidak menyerah untuk terus memberikan ASI buat buah hatinya walaupun
harus terpisah jauh. Saya jadi terinspirasi dan berpikir, kalau orang lain
aja bisa, saya juga PASTI BISA. Asal yakin dan niat. Itu kuncinya…
SEBELUM BERANGKAT.. PERTAMA: SIAPKAN DIRI..

Begitu mandat itu datang, hal pertama yang saya lakukan adalah mengejar
ketertinggalan stock ASIP saya dan mencari informasi sebanyak-banyaknya
tentang travelling ke luar negeri sambil membawa ASIP di dalam kabin.
Mengingat perjalanan saya ini cukup jauh dan lama (trans-Atlantik ke benua
Amerika), saya harus punya ‘sangu’ informasi yang cukup untuk menyimpan dan
membawa kembali ASIP saya dengan selamat sampai di rumah..
Mengejar ketertinggalan stok ASIP merupakan hal yang cukup ‘*challenging*’
buat saya. Kala itu usia Alle 18 bulan dan ‘cadangan’ ASIP saya per hari
maksimal 300ml. Untuk meninggalkan Alle sekian hari, saya harus segera
berhitung untuk mencukupi kebutuhan ASIP Alle ketika saya jauh darinya.

Dengan 300 ml ASIP, konsumsi ASI Alle tercukupi dari jam 7 pagi sampai jam 9
malam ketika saya bertemu dengannya lagi di rumah. Untuk itu, jika dalam 24
jam Alle tidak bertemu saya, saya harus menyediakan 400 ml – 500 ml ASIP
untuk cadangan jika malam hari Alle terbangun dan ingin minum ASI.

Mengingat tugas ini akan menempuh waktu 10 hari (4 hari perjalanan
pulang-pergi dan 6 hari bertugas), dan kebutuhan ASI Alle yang 500 ml
sehari, mulailah saya mengatur strategi untuk mengejar kekurangan stok ASIP
saya di kulkas. Kebetulan saat itu saya masih memiliki 5 cadangan ASIP @
120ml. Nah, karena kebutuhannya akan berjumlah 10 hari x 500 ml = 5 Liter
ASI, maka saya harus dapat memperbanyak stok ASI saya 8 kali lipat.

WAhh.. stress juga saya. Secara di kantor hanya berhasil memerah 3x, itu
saja tidak selalu dapat 120 ml, kadang hanya 80–90 ml. Tapi saya tidak patah
arang dan coba atur strategi dengan cara makan makanan yang dipercaya
memperbanyak ASI (favorit saya air rebusan kacang hijau dan sayur papaya
juga buah papaya-nya), memperbanyak waktu memerah dari 3x menjadi 5x dalam
sehari, dan PERCAYA DIRI kalau ASIP saya akan cukup selama pergi. Ternyata
strategi yang saya tempuh membuahkan hasil. Puji Tuhan, 1 hari sebelum
keberangkatan kulkas saya sudah penuh dengan ASIP sesuai dengan kebutuhan
Alle.
KEDUA: CARI INFORMASI SEBANYAK MUNGKIN

Tenang masalah ASI perah, masih bingung masalah BAWA ASI PERAH KEMBALI KE
INDONESIA.

Peraturan penerbangan yang MELARANG MEMBAWA CAIRAN LEBIH DARI 100 ML KE
DALAM KABIN adalah momok utama ketakutan saya. Teringat lagi, bahwa Negara
yang akan saya kunjungi begitu ketatnya menerapkan peraturan ini.

Tapi saya tak habis semangat. Tanya teman-teman yang pernah bepergian ke
luar negeri sambil membawa ASIP, telpon maskapai penerbangan yang akan saya
gunakan, dan *browsing* informasi sebanyak-banyaknya di internet. Walau
sedikit menguras tenaga, tapi pencarian itu tak sia-sia.

Saya bertemu dengan web resmi milik Transportation Security Administration
(TSA) <http://www.tsa.gov/> United States of America. Lembaga inilah yang
pertama kali mengeluarkan peraturan yang melarang untuk membawa cairan lebih
dari 100 ml ke dalam kabin setelah peristiwa WTC 9/11 terjadi.

Puji Tuhan, di bulan Oktober 2006 mereka merevisi peraturan tersebut menjadi
lebih BERSAHABAT bagi ibu-ibu menyusui yang bepergian dengan, atau tanpa
anak. Kalau boleh saya kutip, salah satu pasal dari peraturan tersebut
berbunyi sebagai berikut:

“*… ibu menyusui yang bepergian dengan atau tanpa membawa bayi/anak dapat
membawa AIR SUSU IBU dalam jumlah berapapun ke dalam kabin pesawat selama
ibu menyebutkan (declare) bahwa ibu membawa ASI pada setiap security
check-point.*”
(Sumber: http://www.tsa.gov/travelers/airtravel/children/formula.shtm)

Hal berikutnya yang saya lakukan adalah mencari informasi di hotel tempat
saya menginap, apakah saya bisa mendapatkan kamar dengan *refrigerator* yang
memiliki *freezer* untuk menyimpan ASIP. Untung saja, hotel yang saya
tempati bentuknya seperti studio apartemen, sehingga kulkas dengan
*freezer*memang disediakan di masing-masing kamar. Pfffiiiuuuhhh…. ☺

Suatu kelegaan yang luar biasa buat saya setelah berhasil mendapatkan
seluruh informasi yang saya perlukan. Saya semakin mantap dan PeDe untuk
berjuang membawa oleh-oleh ASIP dari luar negeri untuk Alle tercinta.
KETIGA: SIAPKAN SEMUA DOKUMEN PENDUKUNG

Selain Paspor, Visa dan tiket, dokumen-dokumen yang harus disiapkan untuk
memperlancar membawa ASIP selama di perjalanan adalah:

   1.

   *Copy/Print* dari peraturan TSA (in case petugas di *security check point
   * tidak mengetahui tentang peraturan ini, buat jaga2 saja)
   2.

   Surat Keterangan Dokter yang menyatakan bahwa kita adalah ibu menyusui
   yang bepergian

Selain itu, kita harus jujur dan menyebutkan semua barang bawaan kita
(terutama ASIP) jika melalui *security check point*.

.. to be continued ..


2011/7/26 <marisalu...@gmail.com>

> Dear Moms...
> Kira2 aku bisa menyusui lg ngga ya?
>
> <deleted>

Kirim email ke