duh Mbak Sylvia, jadi malu nih...... ;-)
mau pake metode apapun, monggo....yg penting ibu dan bayinya selamat & sehat... 
kebetulan saya dikasih kemudahan saat hamil maupun melahirkan, makanya bisa 
sampai merasakan sakit yg nikmat sampai 5 kali hampir tiap 
tahun.....hehehe....plus dukungan suami tercinta tentunya, terutama dukungan 
itu diperlukan disaat-saat seperti skrg ini, krisis asisten....huaaaaa........


--- Pada Kam, 8/9/11, Sylvia Radjawane <sylvia.radjaw...@gmail.com> menulis:


Dari: Sylvia Radjawane <sylvia.radjaw...@gmail.com>
Judul: Re: [balita-anda] ILA (Intrathecal Labor Analgesia)
Kepada: balita-anda@balita-anda.com
Tanggal: Kamis, 8 September, 2011, 11:07 AM


hi moms BA,

hehe ... sekadar sharing pengalaman tentang epidural (salah satu jenis
intervensi medis lain) saat persalinan :)

Persalinan pertama saya juga menggunakan epidural.  Kebetulan bersalin di
negeri orang, teknik persalinan yang diinginkan ibu hamil biasanya sudah
'diagendakan' atau 'dibicarakan' dengan Obgyn yang menangani jauh hari
sebelum bersalin. Metode ini bisa jadi pilihan ibu hamil selain metode lain
(mis. mau sealami mungkin, ingin bersalin di rumah, water birth, dll.)
Untuk kasus saya sendiri, sebenarnya bukan karena 'diagenda' kan karena saya
menjalani persalinan prematur (emergency) dan seingat saya sudah hampir
sekian belas jam saya ada di ruang persalinan sebelum akhirnya harus 'push'
baby dalam kandungan saya.

Seperti yang di-shared jeng Eva, yang 'dibius' area tulang belakang yang
buannyak saraf pentingnya. Jadi prosedur ini memang harus benar2 OK
dilakukan disupport kondisi ibu hamilnya dan skill ahli anestesi nya.  Saya
masih ingat, beberapa saat sebelum proses epidural dilakukan, dilakukan
banyak wawancara dengan ahli anestesinya tentang history kesehatan kita
juga, dibicarakan 'panjang lebar' efek samping yang mungkin terjadi mulai
dari tahap mild sampai yang serius, saat prosedur tersebut dilakukan ada
posisi yang kita harus pertahankan (posisi miring dan stand still) untuk
menghindari efek samping dari epidural ini.
Seingat saya juga monitor tekanan darah terus dilakukan karena kalau nggak
salah ingat, metode ini membuat tekanan darah kita drop juga.

Memang setelah prosedur epidural ini dilalui, saya bisa 'tidur' (read: tidur
beneran :)), tidak terasa sakit walau tahap persalinan sedang aktif
terjadi.  Tapi ya itu ... saat waktunya 'push', menurut saya jadi nggak ada
'esensi' nya.  Saya sama sekali nggak merasa keinginan untuk mengejan, dan
tidak tahu juga apa cara 'push' saya benar (membuat baby ke luar segera dari
jalan lahir).  Akhirnya harus ended up dengan menggunakan vacuum. Baby
Daniel akhirnya ke luar, menangis sebentar dan memang dalam keadaan 'fly',
kondisi yang agak riskan untuk janin prematur saya.
Selain efek 'numb' yang saya rasakan, saya juga mengalami 'shivering'
(menggigil), cuma saya nggak tahu apa itu karena efek epidural atau faktor
kelelahan dengan masa persalinan panjang seperti itu.

Pasca persalinan tidak ada efek samping berarti untuk saya sendiri (atau
tidak terasakan karena saya segera 'sibuk' deal dengan anak saya dalam ruang
NICU untuk beberapa waktu lamanya).

Kalau diingat, saat itu saya sangat senang akan menjalani prosedur epidural
karena terus terang ini pengalaman pertama saya melahirkan dan saya merasa
saya tipe yang punya 'ambang batas' rasa sakit yang rendah :) ... rasanya
langsung OK deh dengan metode ini atau any method asal saya nggak merasa
'sakit' hehe

Bersyukur, saya menjalani persalinan Jovan & Rena dengan normal (dengan
intervensi induksi disertai advise dari obgyn-nya untuk saya menjalani
c-section saya), serta persalinan Aleta & Luigi yang sangat alami.  So, dari
sekian macam teknik persalinan yang sudah saya jalani, saya harus bilang
persalinan alami adalah yang pengalaman terbaik yang saya dapatkan (dengan
catatan saya tetap punya 'ambang batas rasa sakit' yang rendah ;))

Seperti yang di-shared jeng Deasy (you have to trust her ... she's a mother
of 5 :)), persalinan berlangsung lebih sukses karena kita tahu our own body
dan terus pasang mind set yang positif saat ada di ruang persalinan (bisa
tanya further info dengan jeng Eva untuk issue ini :)).  Saya masih ingat
betul waktu bersalin Luigi, yang setelah cek rutin dengan dr. Rudiyanti di
_RS. Premier Bintaro_, jalan2 di _Gramedia, Bintaro Plaza_ dengan bukaan
1-2, mampir lagi ke RS dengan bukaan 3-4, lagi ngobrol dengan hubby dan
sebentar2 jalan keliling ruang bersalin sambil praktekkan teknik napas untuk
deal dengan tahap persalinan aktif, eh .. sudah datang dr. Anti dengan
senyumnya yang khas periksa dalam sebentar dan comment, 'OK, Syl ...
waktunya push' :) Push 1x ... Luigi lahir, no stiches pasca bersalin, dan
kami berdua langsung asyik mengalami masa IMD hampir 1,5 jam dipandu
konsultan laktasinya :)

Again, dengan catatan tidak ada indikasi medis yang mengharuskan metode
intervensi dilakukan, persalinan alami adalah pengalaman bersalin terbaik
yang saya dapatkan :)


best wishes untuk semua moms BA yang akan menjalani persalinan ya ..
Sylvia - mum to Jovan, Rena, Aleta & Luigi


2011/9/8 <evabal...@gmail.com>

> Dear moms,
> Apapun metodenya, intervensi medis tidak ada satu pun yang baik karena akan
> mengakibatkan intervensi medis lainnya. Kalau mau browsing, akan ada banyak
> sekali efek samping yg ditulis mengenai pembiusan, induksi, operasi cesar
> dsb.. Karena itu, jangan pernah memutuskan operasi cesar kalau bukan karena
> indikasi medis yg emergency dan memang mengharuskan operasi.
>
> Posisi masuknya jarum suntik pada ILA adalah melalui tulang spinal (agak
> dalam) diantara ruas tulang belakang. Posisi bius epidural juga melalui
> tulang belakang, hanya saja rongga yg digunakan adalah dura (di atasnya
> rongga utk spinal). Sekarang pasti semua tau ada seberapa banyak syaraf
> penting di tulang belakang manusia khan... Bayangkan kalau ada sedikit saja
> kesalahan atau mungkin perbedaan daya terima di tubuh tiap ibu.
>
> Efek samping sakit kepala hanya salah satu dari berbagai macam efek yg
> mungkin timbul. Ke janin pun pada dasarnya ada efek yg terkena.. Misalnya
> janin ikut menjadi fly, sehingga tidak bisa melakukan proses IMD dengan
> sempurna. Atau karena janin ikut teler, akhirnya ia tidak semangat utk
> mendorong keluar, lalu "nyangkut" di jalan lahir sehingga diambil tindakan
> vacum...
> Ini hanya contoh dari beberapa kasus yg saya tau.
>
> Operasi sesar, bahasa medisnya adalah cesarean section, yg biasa disingkat
> c-section.
>
>
> <deleted>

Kirim email ke