duh,,,ga cocok dibaca di kantor,,,bikin terharu :)
thanks 4 sharing


________________________________
From: "amyju...@yahoo.com" <amyju...@yahoo.com>
To: "balita-anda@balita-anda.com" <balita-anda@balita-anda.com>
Sent: Tuesday, November 1, 2011 7:26 AM
Subject: [balita-anda] Morning Inspiration (for husband and wife)

Morning all...welcome November...sekedar sharing (maaf klu ada yg sdh pernah 
baca)..

KETIKA CINTA TIDAK HARUS SELALU BERBENTUK BUNGA

Aku mencintai suamiku karena sifatnya yang apa adanya dan begitu menyukai 
perasaan aman dan tentram yang muncul di hati ketika bersanding dengannya. Tiga 
tahun dalam masa perkenalan, dan dua tahun dalam masa perkawinan, harus aku 
akui bahwa mulai timbul rasa bosan dan lelah dengan kehidupan berumahtangga 
dengannya dan alasan-alasan mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu 
yang sesuatu yang menjemukan.

Aku seorang wanita yang berjiwa sentimentil dan benar-benar sensitif serta 
berperasaan halus. Aku merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang 
menginginkan belaian. Tetapi semua itu tidak lagi aku peroleh. Suamiku kini 
jauh berbeda dari apa yang aku harapkan dulu. Rasa sensitifnya kurang. Dan 
ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam perkawinan kami 
telah memusnahkan semua harapan tentang kehidupan cinta yang ideal.

Suatu hari, aku beranikan diri untuk menyatakan keputusan untuk bercerai!! 
“Mengapa?”, dia bertanya dengan terkejut. “Aku lelah, kamu tidak pernah 
memberikan cinta yang aku inginkan.” Dia terdiam dan termenung sepanjang malam 
di depan komputernya, nampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal 
tidak. Kekecewaan aku semakin bertambah, seorang lelaki yang tidak dapat 
mengekspresikan perasaannya, apalagi yang dapat aku harapkan darinya?

Dan akhirnya ia pun berkata. “Apa yang dapat aku lakukan untuk mengubah 
keputusanmu itu?”.

Aku menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan perlahan, “Aku ada satu 
pertanyaan, jika kau dapat menemukan jawabannya, aku akan mengubah keputusanku. 
Seandainya, aku menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung dan 
kita berdua tahu jika kau memanjat gunung itu, kau akan mati. Apakah kau akan 
melakukannya untukku..?” Dia pun termenung dan akhirnya berkata, “Aku akan 
memberikan jawabannya besok pagi.” Hatiku langsung gundah mendengar reaksinya
Keesokan paginya, kulihat suamiku tidak berada di rumah, dan aku menemukan 
selembar kerta dengan coretan tangannya di bawah sebuah gelas yang berisi susu 
hangat yang bertuliskan.. “Sayang, aku tidak akan mengambil bunga itu untukmu, 
tetapi izinkan aku untuk menjelaskan alasannya” Kalimat pertama ini 
menghancurkan hatiku. Aku lantas terus membacanya. “Sayang kau biasa 
menggunakan komputer dan selalu menghadapi masalah kerusakan program di 
dalamnya dan akhirnya menangis di depan monitor, aku harus memberikan 
jari-jariku supaya dapat membantumu dan memperbaiki programnya.” “Kau selalu 
lupa membawa kunci rumah ketika keluar rumah, dan aku harus memberikan kakiku 
supaya dapat menendang pintu, dan membukakan pintu untukmu ketika pulang.” 
“Kamu suka jalan-jalan ke luar kota tetapi selalu tersesat di tempat-tempat 
baru yang kamu kunjungi. Aku harus menunggu di rumah agar dapat memberikan 
mataku membantumu mengarahkan jalan untukmu melalui peta.”
 “Kamu selalu kelelahan pada waktu teman baikmu datang setiap bulan, dan aku 
harus memberikan tanganku untuk memijit kakimu yang terkilir.” “Kamu seorang 
yang suka diam dirumah, dan aku selalu khawatir kamu akan menjadi ‘aneh’. Dan 
aku harus membelikan sesuatu yang dapat menghiburmu di rumah atau meminjamkan 
lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang aku alami.” “Kamu selalu menatap 
komputermu, membaca buku dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu, aku harus 
menjaga mataku agar ketika kita tua nanti, aku masih dapat menolong memotong 
kukumu dan mencabuti ubanmu.” “Tanganku akan memegang tanganmu, membimbingmu 
menyusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan 
warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu”. “Tetapi 
sayangku, aku tidak akan mengambil bunga itu untuk mati. Karena, aku tidak 
sanggup melihat air matamu mengalir menangisi kematianku..” “Sayangku, aku 
tahu, di luar
 sana ada banyak orang yang mampu mencintaimu lebih dari aku..

                           *************
Salam hangat,
Armi
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kirim email ke