hi mbak Novita (lagi) ;)

sorry for the late sharing (lagi) ;)

Kalau ditanya pendapat pribadi, saya termasuk orang tua yang
menjadwalkan imunisasi ke keluarga dan anak2 saya.
Info dari _WHO_ adalah salah satu yang saya pakai sebagai panduan
untuk keputusan saya ini.

Saya pribadi kagum dengan kemajuan teknologi medis yang melahirkan
berbagai jenis vaksin yang dibuat, diujicobakan dan diaplikasikan
untuk keselamatan banyak nyawa manusia, berharap untuk segera
terealisasi kesuksesan vaksinasi polio supaya bisa menghapuskan
penyakit ini di dunia (seperti halnya penyakit pes atau cacar), juga
berharap untuk launching-nya vaksinasi demam berdarah dalam 2-3 tahun
ke depan yang pastinya bisa mengurangi kedukaan keluarga demi keluarga
yang harus kehilangan orang yang dikasihi karena serangan virus DB
ini.

Sekadar copy paste salah satu info wawancara tentang pro kontra
imunisasi berupa wawancara jurnalis _Antara_ dengan Dr. Soedjatmiko,
SpA(K), MSi (Ketua III Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia
2002-2008, Sekretaris Satgas Imunisasi Pengurus Pusat Ikatan Dokter
Anak Indonesia (PP IDAI), juga Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh
Kembang - Pediatri  Sosial, Magister Sains Psikologi Perkembangan).

Semoga jadi tambahan info yang membantu mbak untuk deal dengan issue
imunisasi ini :)

cheers,
Sylvia - mum to Jovan, Rena, Aleta & Luigi

.........................

http://www.antaranews.com/berita/292632/tanya-jawab-kehalalan-dan-keamanan-vaksin

TANYA JAWAB KEHALALAN DAN KEAMANAN VAKSIN
Jumat, 13 Januari 2012 14:30 WIB | 15577 Views
Dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi*

Saat ini beredar di masyarakat berbagai pertanyaan dan keraguan
terkait dengan kehalalan vaksin. Untuk menjawab semua itu, Sekretaris
Satgas Imunisasi Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI)
Dr. Soedjatmiko akan menjawabnya lewat tanya jawab sebagai berikut:

Bagaimana cara mencegah wabah, sakit berat, cacat dan kematian akibat
penyakit menular pada bayi dan balita?
Pencegahan umum: berikan ASI eksklusif, makanan pendamping ASI dengan
gizi lengkap dan seimbang , kebersihan badan, makanan, minuman,
pakaian, mainan, dan lingkungan. Pencegahan khusus: berikan imunisasi
lengkap, karena dalam waktu 4 – 6 minggu setelah imunisasi akan timbul
antibodi spesifik yang efektif mencegah penularan penyakit, sehingga
tidak mudah tertular, tidak sakit berat, tidak menularkan kepada bayi
dan anak lain, sehingga tidak terjadi wabah dan tidak terjadi banyak
kematian.

Benarkah imunisasi aman untuk bayi dan balita?
Benar. Saat ini 194 negara terus melakukan vaksinasi untuk bayi dan
balita. Badan resmi yang meneliti dan mengawasi vaksin di negara
tersebut umumnya terdiri atas para dokter ahli penyakit infeksi,
imunologi, mikrobiologi, farmakologi, epidemiologi, dan biostatistika.
Sampai saat ini tidak ada negara yang melarang vaksinasi, justru semua
negara berusaha meningkatkan cakupan imunisasi lebih dari 90% .

Mengapa ada “ilmuwan” menyatakan bahwa imunisasi berbahaya?
Tidak benar imunisasi berbahaya. “Ilmuwan” yang sering dikutip di
buku, tabloid, milis ternyata bukan ahli vaksin, melainkan ahli
statistik, psikolog, homeopati, bakteriologi, sarjana hukum, wartawan
sehingga mereka tidak mengerti betul tentang vaksin. Sebagian besar
mereka bekerja pada era tahun 1950- 1960, sehingga sumber datanya juga
sangat kuno.

Benarkah “ilmuwan kuno” yang sering dikutip buku, tabloid, milis,
ternyata bukan ahli vaksin? Benar, mereka semua bukan ahli vaksin.
Contoh : Dr Bernard Greenberg (biostatistika tahun 1950), DR. Bernard
Rimland (Psikolog), Dr. William Hay (kolumnis), Dr. Richard Moskowitz
(homeopatik), dr. Harris Coulter, PhD (penulis buku homeopatik,
kanker), Neil Z. Miller, (psikolog, jurnalis), WB Clark (awal tahun
1950) , Bernice Eddy (Bakteriologis tahun 1954), Robert F. Kenedy Jr
(sarjana hukum) Dr. WB Clarke (ahli kanker, 1950an), Dr. Bernard
Greenberg (1957-1959).

Benarkah dokter Wakefield “ahli vaksin”, membuktikan  MMR menyebabkan autism?
Tidak benar. Wakefield juga bukan ahli vaksin, dia dokter spesialis
bedah. Penelitian Wakefield tahun 1998 hanya dengan sample 18. Banyak
penelitian lain oleh ahli vaksin di beberapa negara menyimpulkan MMR
tidak terbukti mengakibatkan autis. Setelah diaudit oleh tim ahli
penelitian, terbukti bahwa Wakefield memalsukan data, sehingga
kesimpulannya salah. Hal ini telah diumumkan di majalah resmi
kedokteran Inggris British Medical Journal Februari 2011.

Benarkah di semua vaksin terdapat zat-zat berbahaya yang dapat merusak otak?
Tidak benar. Isu itu karena “ilmuwan” tersebut di atas  tidak mengerti
isi vaksin, manfaat, dan batas keamanan zat-zat di dalam vaksin.
Contoh: jumlah total etil merkuri yang masuk ke tubuh bayi melalui
vaksin sekitar 2 mcg/kgbb/minggu, sedangkan batas aman menurut WHO
adalah jauh lebih banyak (159 mcg/kgbb/minggu). Oleh karena itu vaksin
mengandung merkuri dengan dosis yang sangat rendah dan dinyatakan aman
oleh WHO dan badan-badan pengawasan lainnya.

Benarkah isu bahwa “semua zat kimia” berbahaya bagi bayi?
Tidak benar. Isu itu beredar karena penulis buku, tabloid, milis,
tidak pernah belajar ilmu kimia. Oksigen, air, nasi, buah, sayur,
jahe, kunyit, lengkuas, semua tersusun dari zat-zat kimia. Buktinya
oksigen rumus kimianya O2, air H2O, garam NaCl. Buah dan sayur terdiri
atas serat selulosa, fruktosa, vitamin, mineral, dll. Telur terdiri
dari protein, asam amino, mineral. Itu semua zat kimia, karena ada
rumus kimianya. Jadi zat-zat kimia umumnya justru sangat dibutuhkan
untuk manusia asal bukan zat yang berbahaya atau dalam takaran yang
aman.

Benarkah vaksin terbuat dari nanah, dibiakkan di janin anjing, babi,
manusia yang sengaja digugurkan?
Tidak benar. Isu itu bersumber dari “ilmuwan” 50 tahun lalu (tahun
1961-1962). Teknologi pembuatan vaksin berkembang sangat pesat.
Sekarang tidak ada vaksin yang terbuat dari nanah atau dibiakkan
embrio anjing, babi, atau manusia.

Benarkah vaksin mengandung lemak babi?
Tidak benar. Hanya sebagian kecil dari vaksin yang pernah
bersinggungan dengan tripsin pada proses pengembangan maupun
pembuatannya seperti vaksin polio dan meningitis. Pada vaksin
meningitis, pada proses penyemaian induk bibit vaksin tertentu 15 – 20
tahun lalu,  ketika panen bibit vaksin tersebut  bersinggungan dengan
tripsin pankreas babi untuk melepaskan induk vaksin dari
persemaiannya. Tetapi kemudian induk bibit vaksin tersebut dicuci dan
dibersihkan total, sehingga pada vaksin yang disuntikkan tidak
mengandung tripsin babi. Atas dasar itu maka Majelis Ulama Indonesia
berpendapat vaksin itu boleh dipakai, selama belum ada penggantinya.
Contohnya vaksin meningokokus (meningitis) haji diwajibkan oleh Saudi
Arabia bagi semua jemaah haji untuk mencegah radang otak karena
meningokokus.

Benarkah vaksin yang dipakai di Indonesia buatan Amerika?
Tidak benar. Vaksin yang digunakan oleh program imunisasi di Indonesia
adalah buatan PT Bio Farma Bandung, yang merupakan BUMN, dengan 98,6%
karyawannya adalah Muslim. Proses penelitian dan pembuatannya mendapat
pengawasan ketat dari ahli-ahli vaksin di BPOM dan WHO. Vaksin-vaksin
tersebut juga diekspor ke 120 negara, termasuk 36 negara dengan
penduduk mayoritas beragama Islam, seperti Iran dan Mesir.

Benarkah program imunisasi hanya di negara Muslim dan miskin agar
menjadi bangsa yang lemah?
Tidak benar. Imunisasi saat ini dilakukan di 194 negara, termasuk
negara-negara maju dengan status sosial ekonomi tinggi, dan
negara-negara non-Muslim. Kalau imunisasi bisa melemahkan bangsa, maka
mereka juga akan lemah, karena mereka juga melakukan program
imunisasi, bahkan lebih dulu dengan jenis vaksin lebih banyak.
Kenyataanya : bangsa dengan cakupan imunisasi lebih tinggi justru
lebih kuat. Jadi terbukti bahwa imunisasi justru memperkuat kekebalan
terhadap penyakit infeksi, bukan melemahkan.

Benarkah isu di buku, tabloid dan milis bahwa di Amerika banyak
kematian bayi akibat vaksin?
Tidak benar. Isu itu karena penulis tidak faham data Vaccine Adverse
Event Reporting System (VAERS) FDA Amerika tahun 1991-1994, yang
mencatat 38.787 laporan kejadian ikutan pasca imunisasi, oleh penulis
angka tersebut ditafsirkan sebagai angka kematian bayi 1 – 3 bulan.
Kalau memang benar angka kematian begitu tinggi tentu FDA AS akan
heboh dan menghentikan vaksinasi. Faktanya Amerika tidak pernah
meghentikan vaksinasi bahkan mempertahankan cakupan semua imunisasi di
atas 90 %. Angka tersebut adalah semua keluhan nyeri, gatal, merah,
bengkak di bekas suntikan, demam, pusing, muntah yang memang rutin
harus dicatat kalau ada laporan masuk. Kalau ada 38.787 laporan dari
4,5 juta bayi berarti KIPI hanya 0,9 %.

Benarkah isu bahwa banyak bayi balita meninggal pada imunisasi masal
campak di Indonesia?
Tidak benar. Setiap laporan kecurigaan adanya kejadian ikutan pasca
imunisasi (KIPI) selalu dikaji oleh Komnas/Komda KIPI yang terdiri
dari pakar-pakar penyakit infeksi, imunisasi, imunologi. Setelah
dianalisis dari keterangan keluarga, dokter yang merawat di rumah
sakit, hasil pemeriksaan fisik, dan laboratorium, ternyata balita
tersebut meninggal karena radang otak, bukan karena vaksin campak.
Pada bulan itu ada beberapa balita yang tidak imunisasi campak juga
menderita radang otak. Berarti kematian balita tersebut bukan karena
imunisasi campak, tetapi karena radang otak.

Demam, bengkak, merah setelah imunisasi membuktikan bahwa vaksin berbahaya?
Tidak berbahaya. Demam, merah, bengkak, gatal di bekas suntikan adalah
reaksi wajar setelah vaksin masuk ke dalam tubuh. Seperti rasa pedas
dan berkeringat setelah makan sambal adalah reaksi normal tubuh kita.
Umumnya keluhan tersebut akan hilang dalam beberapa hari. Boleh diberi
obat penurun panas, dikompres. Bila perlu bisa konsul ke petugas
kesehatan terdekat.

Benarkah vaksin Program Imunisasi di Indonesia juga dipakai oleh 36
negara Muslim?
Benar. Vaksin yang digunakan oleh program imunisasi di Indonesia
adalah buatan PT Biofarma Bandung. Vaksin-vaksin tersebut dibeli dan
dipakai oleh 120 negara, termasuk 36 negara dengan penduduk mayoritas
beragama Islam.

Benarkah isu di tabloid, milis, bahwa program imunisasi gagal?
Tidak benar. Isu-isu tersebut bersumber dari data yang sangat kuno
(50– 150 tahun lalu) hanya dari 1 – 2 negara saja, sehingga hasilnya
sangat berbeda dengan hasil penelitian terbaru, karena vaksinnya
sangat berbeda.

Contoh :
- Isu vaksin cacar variola gagal,berdasarkan data yang sangat kuno, di
Inggris tahun 1867 – 1880 dan Jepang tahun 1872-1892. Fakta terbaru
sangat berbeda, bahwa dengan imunisasi cacar di seluruh dunia sejak
tahun 1980 dunia bebas cacar variola.
-  Isu vaksin difteri gagal, berdasarkan data di Jerman tahun 1939.
Fakta sekarang: vaksin difteri dipakai di seluruh dunia dan mampu
menurunkan kasus difteri hingga 95 %.
- Isu pertusis gagal hanya dari data di Kansas dan Nova Scottia tahun 1986
- Isu vaksin campak berbahaya hanya berdasar penelitian 1989-1991 pada
anak miskin berkulit hitam di Meksiko, Haiti dan Afrika

Benarkah program imunisasi gagal, karena setelah diimunisasi bayi
balita masih bisa tertular penyakit tersebut ?
Tidak benar program imunisasi gagal.  Perlindungan vaksin memang tidak
100%. Bayi dan balita yang telah diimunisasi masih bisa tertular
penyakit, tetapi jauh lebih ringan dan tidak berbahaya. Bayi  balita
yang belum diimunisasi lengkap bila tertular penyakit tersebut bisa
sakit berat, cacat atau meninggal.

Benarkah imunisasi bermanfaat mencegah wabah, sakit berat, cacat dan
kematian bayi dan balita?
Benar. Badan penelitian di berbagai negara membuktikan bahwa dengan
meningkatkan cakupan imunisasi, maka penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi berkurang secara bermakna. Oleh karena itu saat ini
program imunisasi dilakukan terus menerus di 194 negara, termasuk
negara dengan sosial ekonomi tinggi dan negara yang mayoritas
penduduknya beragama Islam. Semua negara berusaha meningkatkan cakupan
agar lebih dari 90 %. Di Indonesia, setelah wabah polio 2005-2006
karena banyak bayi yang tidak diimunisasi polio, maka menyebabkan 305
anak lumpuh permanen. Setelah digencarkan imunisasi polio, sampai saat
ini tidak ada lagi kasus polio baru.

Mengapa di Indonesia ada buku, tabloid, milis, yang menyebarkan isu
bahwa vaksin berbahaya, tidak effektif, tidak dilakukan di negara
maju?
Karena di Indonesia ada orang-orang yang tidak mengerti tentang vaksin
dan imunisasi, hanya mengutip dari “ilmuwan” tahun 1950 -1960 yang
ternyata bukan ahli vaksin, atau berdasar data-data 30 – 40 tahun lalu
(1970 – 1980an) atau hanya dari 1 sumber yang tidak kuat. Atau dia
mengutip Wakefield spesialis bedah, bukan ahli vaksin, yang
penelitiannya dibantah oleh banyak tim peneliti lain, dan oleh majalah
resmi kedokteran Inggris British Medical Journal Februari 2011
penelitian Wakefield dinyatakan salah alias bohong. Ia hanya berdasar
kepada 1 – 2 laporan kasus yang tidak diteliti lebih lanjut secara
ilmiah, hanya berdasar logika biasa.

Bagaimana orangtua harus bersikap terhadap isu-isu tersebut?
Sebaiknya semua bayi dan balita diimunisasi secara lengkap. Saat ini
194 negara di seluruh dunia yakin bahwa imunisasi aman dan bermanfaat
mencegah wabah, sakit berat, cacat, dan kematian pada bayi dan balita.
Terbukti 194 negara tersebut terus menerus melaksanakan program
imunisasi, termasuk negara dengan sosial ekonomi tinggi dan negara
yang mayoritas penduduknya beragama Islam, dengan cakupan umumnya
lebih dari 85 %. Badan penelitian di berbagai negara membuktikan kalau
semakin banyak bayi balita tidak diimunisasi akan terjadi wabah, sakit
berat, cacat atau mati. Hal ini telah terbukti di Indonesia, di mana
wabah polio merebak pada tahun 2005-2006 (305 anak lumpuh permanen),
wabah campak 2009 – 2010 (5.818 anak dirawat di RS, meninggal 16), dan
wabah difteri 2010-2011 (816 anak di rawat di RS, 56 meninggal).

Bisakah ASI, gizi, dan suplemen herbal menggantikan imunisasi ?
Tidak ada satupun badan penelitian di dunia yang menyatakan bisa,
karena kekebalan yang dibentuk sangatlah berbeda. ASI, gizi, suplemen
herbal, kebersihan, hanya memperkuat pertahanan tubuh secara umum,
karena tidak membentuk kekebalan spesifik terhadap kuman tertentu.
Kalau  jumlah kuman banyak dan ganas, perlindungan umum tidak mampu
melindungi bayi, sehingga masih bisa sakit berat, cacat atau bahkan
mati.Imunisasi merangsang pembentukan antibodi dan kekebalan seluler
yang spesifik terhadap kuman-kuman atau racun kuman tertentu, sehingga
bekerja lebih cepat, efektif, dan efisien untuk mencegah penularan
penyakit yang berbahaya.

Bolehkah selain diberikan imunisasi, ditambah dengan suplemen gizi dan herbal?
Boleh. Selain diberi imunisasi, bayi harus diberi ASI eksklusif,
makanan pendamping ASI dengan gizi lengkap dan seimbang, kebersihan
badan, makanan, minuman, pakaian, mainan,  dan lingkungan. Suplemen
diberikan sesuai kebutuhan individual yang bervariasi. Selain itu bayi
harus diberikan kasih sayang dan stimulasi bermain untuk mengembangkan
kecerdasan, kreatifitas dan perilaku yang baik.

Benarkah bayi dan balita yang tidak diimunisasi lengkap rawan tertular
penyakit berbahaya ? Benar. Banyak penelitian imunologi dan
epidemiologi di berbagai membuktikan bahwa bayi balita yang tidak
diimunisasi lengkap tidak mempunyai kekebalan spesifik terhadap
penyakit-penyakit berbahaya. Mereka mudah tertular penyakit tersebut,
akan menderita sakit berat, menularkan ke anak-anak lain, menyebar
luas, terjadi wabah, menyebabkan banyak kematian dan cacat.

Benarkah wabah akan terjadi bila banyak bayi dan balita tidak diimunisasi ?
Benar. Itu sudah terbukti di beberapa negara Asia, Afrika dan di
Indonesia. Contoh: wabah polio 2005-2006 di Sukabumi karena banyak
bayi balita tidak diimunisasi polio, dalam hitungan beberapa bulan,
virus polio menyebar cepat ke Banten, Lampung, Madura, menyebabkan 305
anak lumpuh permanen. Wabah campak di Jawa Tengah dan Jawa Barat
2010-2011 mengakibatkan 5.818 anak dirawat di rumah sakit dan 16 anak
di antaranya meninggal dunia. Wabah difteri dari Jawa Timur 2009 –
2011 menyebar ke Kalimantan Timur, Selatan, Tengah, Barat, DKI
Jakarta, menyebabkan 816 anak harus di rawat di rumah sakit, 54
meninggal.

Editor: Ella Syafputri _ COPYRIGHT © 2012

.........................

On 1/21/12, novita heru <heru....@gmail.com> wrote:
moms and dads,

beberapa hari yang lalu, baca postingan di FB tentang pro kontra
imunisasi...tolong dong dishare pendapat moms and dads, sebenarnya penting
gak sih imunisasi buat bayi?
sedang bingung menentukan apakah Zhafira akan dilanjutkan imunisasinya atau
tidak...

<deleted>

--------------------------------------------------------------
Yuk berkunjung ke Web Balita-Anda: bisa baca dongeng, download
lagu, print buku mewarnai, origami dan masih banyak lagi...
Balita-Anda Online: http://www.balita-anda.com
Peraturan Milis: peraturan_mi...@balita-anda.com
Menghubungi Admin: balita-anda-ow...@balita-anda.com
Unsubscribe dari Milis: balita-anda-unsubscr...@balita-anda.com
--------------------------------------------------------------
Balita-Anda: Panduan Orangtua yang Cerdas, Kreatif dan Inovatif dalam Merawat 
dan Mendidik Balita

Kirim email ke